Langsung ke konten utama

Teater Tradisional Seni Topeng Madura Bertahan Didukung Cucu Generasi Mileneal Songgon

Banyuwangi (Warta Blambangan) isa jadi Nasrudin tersenyum di alam lain saat menyaksikan pentas Seni Topeng di Depan SDN 2 Songgon,Senin 28 Agustus hingga jelang Subuh 29 Agustus 2023.Bukan gara-gara guyonan goro-goro punakawan.Namun menyaksikan anak cucunya guyub rukun  melestarikan seni Topeng yang kriya aseli dari Sumenep yang dibuat leluhurnya.Jadi tak ada topeng baru yang dibuat di Banyuwangi.Hanya saja sesekali dicat untuk kebutuhan pentas sebagaimana busana ada yang baru. 



Didirikan tanggal 8 Februari 1962 oleh Muraksan yang kelahiran Sumenep yang awalnya bernama Rukun Famili di era reformasi berganti nama "Laras Mustoko Jalmo" untuk menyesuaikan jaman dan kearifan lokal dipandegani anaknya Matno.sekarang dipimpin cucu ponakan Ayu Santoso yang juga mulai siapkan generasi ke empat: para cicit."selain diawali tari khas pulau garam,kami juga tampilkan tari darrah Banyuwangi seperti Jejer Jaran Dawuk atau Kembang Pesisiran atau jaran goyang.Hanya saja masih diiringi kaset.Kedepannya akan kami siapkan gamelan hidup,kami mau sinau.Kami sendiri sudah punya seni jaranan yang sering tanggapan!" tutur M.Wahyudi, pemandu acara yang bisa berbahasa jawa halus dan madura serta Indonesia seperti yang disampaikan semalam.

Ditambahkan pengurus M.Sholeh Baudi (43),panjak ada 11 orang yang sebagian merangkap jadi pemain dan yang pimpin doa niat hajat tuan rumah berdasarkan mocoan dan Kitab Pendawa oleh Kae Sawidin.Ada kru panggung bagian lighting,penarik layar bergambar ,juru rias dan juru busana.Dalang Rustam dan saat ruwatan Riswanto.Total 40 orang plus 1 Sutradara Budiono.Semalam ambil cerita "Prahara Wibisono Mbalelo". "Kami siap cerita Petruk Jadi Ratu atau Gatot Koco Kembar, kami perlu sekitar 1 bulan latihan.Dan bersyukur pemainnya ada yang sekolah di SMPN 1 dan 2 Songgon serta Mts swasta hingga optimis seni topeng bisa bertahan di era milenal ini!" ungkap Sholeh pada media ini seraya pamit untuk siapkan di balik  tobong pertunjukkan.

Sholeh juga ungkapkan perkumpulan seni topeng yang diurusnya sudah punya Nomer Induk Kesenian yang ijinnya dibuat di Mall Pelayanan Publik dan pernah sekali dapat bantuan dana hibah untuk perbaikan sarana prasarana."inginnya kami bagaimana bisa diundang Bupati untuk tampil di disbudpar atau acara festival Banyuwangi!" mimpinya dibenarkan Wahyudi dan Wiji Misto yang Ketua Kelompok Peternak Kambing dan Susu Etawa organik serta kopi khas puputan Tegalrejo Bayu.


Pertunjukan Seni Topeng layaknya janger,rengganis atau damarwulan. Namun mirip ke wayang orang yang pemain bertopeng ndak berbicara,namun ada dalang. Cerita umumnya dari sumber yang sama yakni kisah barata yudha atau latar belakang sejarah.


Sementara pentas semalam adalah nadar tuan rumah yang bila punya anak laki akan mengundang Seni Topeng sekaligus ruwatan saat perkawinan putra keduanya.Anak pertama perempuan sudah memberinya kompoi cucu."Alhamdulillah, panjang umur dan ada rejeki hingga melaksanakan nadar.Bahagia plong rasanya!" tutur  Mah Suwardi didampingi istrinya sambil menyalami tamu yang memberi doa restu agar keluarga putranya saqinah dan samawa serta melahirkan generasi yang sholeh-sholehah.

Awali pertunjukan orangtua lakukan ritual buka kupatan isi beras kuning dan jelang subuh pengantin dilakukan prosesi mandi kembang.


Ditengah ratusan penonton anak-anak hingga lansia,tampak bule yang beristri putri madura yang menyekolahkan anaknya di SDN Rogojampi yang aktif dokumentasi dari gawainya,ada anggota Polsek Songgon yang turut menjaga suasana kamtibmas.Juga seniman pencipta lagu Djhon Sawo yang berharap pemda turun tangan dan dalang kuasai vokal ragam karakter serta Penyair  dan pelaku teater dari Sanggar Merah Putih'45 Bung Aguk Darsono."Sutradara dan dalang serta pelatih tari maupun wiyogo, perlu diajak pelatihan bersama pelaku teater tradisionil Jawa dan Osing yang diadakan Disbudpar bareng Dewan Kesenian Blambangan.Ini perlu revitalisasi dan apresiasi yang mau nguri-nguri budaya bangsa yang berkarakter.Agar Seni Topeng terus hidup dengan seni pertunjukan yang ikuti perkembangan jaman serta ada ilmu dari narasumber maupun sesama pemain teater dari berbagai latar belakang!" Kata Bung Aguk yang juga aktif di media majalah budaya Keboendha dan Komunitas Gotong-royong Empat Puluh Lima ini.(AWN/YC/WB)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Registrasi PTK Baru di Simpatika

Syarat Registrasi PTK Baru Persyaratan untuk melakukan registrasi PTK baru adalah sebagai berikut. 1. Belum memiliki PegID ataupun NUPTK 2.     Menjadi PTK di Madrasah/Sekolah yang dibuktikan dengan SK Pengangkatan  3.     Mengisi Formulir A05 Formulir tersebut diisi kemudian serahkan kepada Admin Madrasah atau Kepala Madrasah, dengan dilampiri: Pas photo berwana ukuran 4 x 6 sebanyak 1 lembar (Plus siapkan File Foto ukuran Maksimal 100 kb) 2.     Copy Kartu Keluarga 3.     Copy Ijazah SD (Terendah) 4.     Copy Ijazah Pendidikan Tertinggi 5.     Copy SK Pengangkatan sebagai PTK di madrasah tersebut Formulir A05  beserta lampirannya tersebut diserahkan kepada  Admin Madrasah  atau Kepala Madrasah untuk dimasukkan ke dalam sistem melalui "Registrasi PTK" di menu Pendidik dan Tenaga Kependidikan di Simpatika. Langkah bagi Operator atau K...

Kabar dari Armuzna

Kabar dari Armuzna Oleh: Petugas PPIH 2024 Sudah beberapa kali saya membaca kabar dari Armuzna—Arafah, Muzdalifah, dan Mina—dalam penyelenggaraan haji tahun ini. Setiap kali membaca, dada saya bergemuruh. Seperti aroma mesiu yang menggantung di udara, meletup-letup dalam kata, siap meledak dalam telunjuk jari. Tetapi saya tahan. Karena saya tahu, ini bukan hanya tentang pelayanan. Ini bukan sekadar soal logistik. Ini tentang kesabaran. Tentang mereka yang menggadaikan sebagian usia dan harta demi sebuah kata yang belum tentu bisa dibawa pulang: mabrur. Banyak yang pesimis pelaksanaan haji berjalan lancar seperti tahun 2024, pemerintah kerajaan Saudi Arabia memangkas petugas haji Indonesia, mereka yakin dengan sistem baru tidak perlu petugas terlalu banyak dari Indonesia. Awalnya kita percaya sampai pada akhirnya serumit ini kenyataannya.  Saya tahu, tidak mudah mengatur dua ratus ribu lebih jamaah Indonesia yang menyemut di tiga titik genting itu: Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Ba...

Santri Pekok

  Santri Pekok Oleh : Syafaat   Dalam Kamus Besar Bahasa Indoneai (KBBI) “pekok” artinya bodoh, bisa juga diartikan gokil, aneh atau nyleneh, bisa juga istiahnya gila/sesuatu yang tidak wajar tapi masih dalam batas garis, susah diberitahu,   berbeda dengan bodoh yang memang belum tahu. Sedangkan kata “santri” menurut wikipedia adalah sebutan bagi seseorang yang mengikuti pendidikan agama Islam di pesantren, biasanya menetap di tempat tersebut hingga pendidikannya selesai. Menurut bahasa istilah santri berasal dari bahasa Sangsekerta, “Shastri” yang memiliki akar kata yang sama dengan kata sastra yang berarti kitab suci, agama dan pengetahuan,. Ada pula yang mengatakan berasal dari kata “cantrik” yang berarti para pembantu begawan atau resi. Seorang cantrik diberi upah berupa ilmu pengetahuan oleh begawan atau resi tersebut. Tidak jauh beda dengan seorang santri yang mengabdi di pesantren, sebagai konsekwensinya pengasuh pondok pesantren memberikan ilmu pengetahuan ...