Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2021

Memanggil keindahan*

 *Memanggil keindahan* Setelahmu tidak ada lagu, alis berupa seperempat not telah pergi. Merajut daun-daun jatuh hanya sekedar membantu keraguan akan musim dingin. Hadirilah panggung kesunyian dengan nama belakang pemberian ibuku, karena kursi-kursi sudah melenyapkan sendiri dari tempatnya.  Jika bukan untukmu maka mereka itulah biola yang  bergesek. Hela nafas bernada: sepenggal dentuman, dialog dini hari, atau dini yang terlambat. Kepekaan menipis di sela-sela bantal sampai embun menyapa.  Kuingatkan lagi padamu bahwa tidak ada kursi penonton, cuma tersedia penata rias dan kursi mempelai.  Sidoarjo, februari 2020 Muhammad Ridwan

Sumur Tua

 Fatah Yasin Nor Sumur Tua Jangan menungguku Berjalanlah terus di garis Batas antara harapan dan impian Di sini telah kuhirup Wangi kembang kopi dan Uap cascala dalam seduhan angin Sebab menjelang senja nanti Siapa tahu berkelebat Latifa tanpa BeHa Rambut basah habis keramas Dari sumur tua yang tak pernah kering Membuat gerimis dalam hatiku 28/08/2021

Empat Jagoan MAN 1 Banyuwangi

 Empat Sekawan dari Madrasah Achmad Nadzir, S.Pd* Madrasah Hebat Bermartabat. Ditulis dan diucapkan bukan sebatas slogan layaknya pepatah, tong kosong nyaring bunyinya. Gaung frasa tersebut layaknya ucapan para motivator telah mampu menggerakkan seluruh insan madrasah untuk berbenah baik secara akademik maupun non-akademik. Slogan yang patut dibanggakan karena bukti telah nyata terpampang bagaimana madrasah benar-benar mampu menjadi hebat tidak hanya di kancah nasional juga di dunia internasional. Madrasah benar-benar menjadi bermartabat dengan karakternya sebagai kawah candradimuka generasi bangsa yang moderat dan berwawasan Pancasila. Telah banyak torehan emas hasil karya dan kreasi insan madrasah yang membanggakan bangsa dan negara ini. Berita terbaru yang patut dicatat dalam sejarah perjalanan kemerdekaan bangsa ini. Di HUT ke 76 Republik Indonesia, madrasah kembali mencatatkan namanya di kancah internasional. Ukiran indah tersebut ditorehkan oleh empat siswa Madrasah Aliya...

Siswa MAN 1 Banyuwangi Presentasi Virtual MURES

Ahad (29/8), Siswi Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Banyuwangi Shabina Qurrotul A'yun, siswa Kelas XII IPA Mempresentasikan karya risetnya di ajang Kompetisi  Madrasah Young Researcher Super Camp (Myres), ajang kompetisi bagi peneliti muda yang digagas Kementerian Agama. Kepala MAN 1 Banyuwangi H. Saeroji berharap penelitian yang dilakukan siswanya dengan mengambil tema konservasi penyu di Sukamade tersebut menjadi yang terbaik ditingkat Nasional. "Semoga riset yang dilakukan menjadi yang terbaik, dan hasil riset bermanfaat bagi kelangsungan konservasi penyu" ungkapnya. Dalam ajang kompetisi tahunan ini siswa MAN 1 Banyuwangi mengambil judul Analisis Konservasi Keanekaragaman dan Karakteristik habitat pemijahan telur dan tukik penyu di pantai Sukamade Banyuwangi menggunakan metode rapid  Assessment Prosedures Shabina mengambil tema ini dengan mengingat konservasi penyu sangat penting untuk keberlangsungan habitat tersebut, terlebih di Kabupaten Banyuwangi disamping di Sukam...

Siswa MAN 1 Banyuwangi Juara di Afrika

4 orang siswa MAN 1 Banyuwangi menyabet medali emas pada lomba tingkat internasional yang diadakan di Afrika. Ajang penelitian untuk kategori people choice award, yaitu penghargaan yang diberikan karena menjadi pilihan terfavorit dari masyarakat sains, Kepala MAN 1 Banyuwangi Sairoji memberikan apresiasi setinggi tingginya kepada pasa siswa tersebut. Hal ini disampaikan mantan Kepala MAN 4 Banyuwangi di ruang Kerjanya, Sabtu (29/8).  Keempat siswa tersebut adalah Muhsinul Wafa, Neyriza Widya Pranata, Dinda Rima Rachcita Putri dan Hendika Putra Anugrah. "Menjadikan MAN 1 Banyuwangi sebagai Madrasah Literasi dan Madrasah Riset telah melahirkan banyak siswa berprestasi dibidang Literasi dan Riset" ungkapnya Ditempat terpisah, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi H. Slamet juga memberikan apresiasi dan ucapan Selamat kepada siswa MAN 1 Banyuwangi yang berhasil menjadi juara ditingkat Internasional, H.Slamet yang pernah menjadi pengajar pada MAN Banyuwangi tersebut...

SENAPELAN DAN WAJAHMU

 Nurul Ludfia Rochmah SENAPELAN DAN WAJAHMU Bergegas melaju dalam keramaian  Menelusuri masa silam dan mengingat kisah Dari sini sejarah bermula Kampung Bandar memberi jalan semesta Memberi gelora adat Melayu  Menggambari  langit Melayu Bergegas mencari wajahmu  dalam riuh Senapelan Menjelajah tempat yang amat jelas di pikiran Nanti ketika waktu meminjamkan kendaraan Dan kesempatan memberi jalan Tak lama akan kuangkut semua perbekalan  dan juga perasaan Mungkin dari Senapelan, sejarah baru dimulakan Ketika dulu ia simpang lintas perdagangan Lada, damar, kayu, gambir, dan rotan Menjadi pekan saudagar tanah Minang Hulu sungai Siak, wajah Senapelan berbiak Aku membaca, bandar menjadi Pekanbaru Kini atau entah nanti jadi jalan rindu Setelah itu di simpang jalan Jembatan Siak satu, aku mengeja nama Entah Senapelan atau kampung dalam Entah kenangan atau wajah yang terus kugenggam

MENARI

 Faiz Abadi MENARI Ku lihat batas langit Sejauh batas panda gan Malam semakin jahanam Ketika kulumat rasa disemak belukar Seolah pasrah namun menantang Kau tiba-tiba pandangi rembulan Debur ombak serakah Memuncrat basahi bibir merekah Jangan lanjutkan kisah  Tubuh rebah bangkit Tangan memeluk diri Benarkah rindu harus serakah Kangkangi lembah sakral Demi tarian sesaat Tenggelam sesat tanpa martabat Baiklah ku peluk erat saja Walau langkahi norma Kupeluk hangat Tepiskan gelora Kutulis lunas Entah mengapa Angker malam lenyap seketika Musik alam seperti terbenam Tanganku hanya menari Lalu membelai rambutmu Kunikmati seperti sejumput kopi Seperti bidak-bidak di kedai Catur Ku korbankan demi gengsi Menang Tarianku tak lagi gamang Enam jam sudah cukup Bergulat rasa Bergoyang tanpa irama pasti Rinduku tambah merdeka

Sepi itu, Entahlah Apa Namanya

 Sepi itu, Entahlah Apa Namanya By. Viefa Sepi itu terus menggoda Aku ingin berlalu saja Mencari sisa-sisa rahasia yang dianugerahkan untuk semesta Sepi ini terus melanda Aku ingin menampik semua Mistik suara menyusup gending purba Oh angin mengering Dimanakah kau sandarkan sisa suaraku yang pernah ku titipkan Sepi itu bercerita Riang di balik kaca hanya mampu kutangkap sementara Selebihnya aku hanya mendengar redup celoteh makin sirna Banyuwangi, 270821 #healing@viefa

Demi Sekolah di Madrasah, Dua Siswa Naik Turun Lembah dan Seberangi Sungai.

  Demi Sekolah di Madrasah, Dua Siswa Naik Turun Lembah dan Seberangi Sungai.           Demi ingin tetap sekolah di madrasah, Sugihartono (13) dan Nur Halimah (8) penduduk Dusun Sempu harus berjuang ekstra keras untuk bisa mencapai Madrasah Ibtidaiyah (MI) Nurul Huda II, yang berada di Dusun Sumberan, Desa Gombolirang, Kecamatan Kabat. Keduanya harus berjalan kaki naik turun lembah dan menyeberangi sungai setiap pergi ke madrasah, s eperti halnya ketika m sngikuti PTM (Pembelajaran tatap Muka) Senin (23/08/2021) Hal ini dilakukan jarak rumah menuju ke sekolah lebih dekat, kurang dari satu kilometer, dengan jalan pintas melewati lembah dan sungai ini, sedangkan jika melewati jalan kampung, harus memutar dan jaraknya sejauh sekitar 6 kilometer. Meskipun perjuangan untuk mendpatkan pendidikan harus dibayar dengan konsekuensi keselamatan nyawa. Hartono dan Nur Halimah tak menunjukan sikap takut atau patah semangat berjalan kaki menuju ke sekolah...

Cara mendaftar TTE di lingkungan Kementerian Agama

  Cara mendaftar tte di lingkungan Kementerian Agama Tanda Tangan Elektronik yang selanjutnya disingkat TTE adalah tanda tangan yang terdiri atas Informasi Elektronik yang dilekatkan, terasosiasi atau terkait dengan Informasi Elektronik lainnya yang digunakan sebagai alat verifikasi dan autentikasi. Pada lingkungan Kementerian Agama telah ada tte ini dengan aplikasi yang beralamatkan pada  tte.kemenag.go.id . Pada aplikasi tersebut, pegawai di lingkungan Kementerian Agama dapat melakukan tte maupun juga penerima dokumen yang sudah di-tte dapat melakukan verifikasi keaslian dokumen yang diterima dan telah di-tte. Untuk pendaftaran tte ini paling tidak hal-hal yang diperlukan adalah sebagai berikut: Penandatangan tte memiliki email berdomain @kemenag.go.id Mengajukan surat rekomendasi tte pada eselon 2 dan akan diterbitkan surat rekomendasi dari eselon 2 Menyiapkan pendaftaran admin tte melalui sigap dengan rekomendasi bisa dari eselon 3 dengan syarat admin tte juga memiliki ema...

PERJALANAN SETELAH PERSAKSIAN

 Faiz Abadi PERJALANAN SETELAH PERSAKSIAN  Aku lahir dan besar di kaki ijen Spiritualku diantara auman macan jawa, desis ular kobra, ditengah belantara Sebelum kabar dari sembilan kekasih dari langit samawi Gigitan berbisa, cakaran raja rimba takkan terasa Tawa peri, kuntilanak, genderuwo, pocong, raja siluman Hanya seperti musik pengantar tidur Belum lagi bertahun menyatu dalam debur ombak plengkung Hening dalam auro Purwo Beranikah datang hanya orasi Basi seperti janji pepesan kosong Namun ketika yang datang Syeh maulana isyak Akupun terisak  Jinakkan kobaran membara Langitku tunduk pada langitnya Tanpa harus kehilangan muka Datanglah semua Disini miniatur bhineka tunggal ika Segala suku Juga segala puncak ilmu hutan-hutan pertapa Wahai dengarlah Lahirmu bukan biasa saja Apakah mungkin sayu wiwit hadir dengan kecengengan Sedangkan laki-laki kompeni terkebiri Apakah mungkin Prabu Tawang Alun gegerkan puncak Raung Hanya dengan tekad munajat sekedarnya Hingga Sang Maha per...

Mengenang Almarhum Akhudiat, Ketua Lentera Sastra Bacakan Puisi

  Mengenang Almarhum Akhudiat, Ketua Lentera sastra Bacakan Puisi Akhudiat, penulis asal Banyuwangi yang lahir di Rogojampi, 5 Mei 1946, meninggal di Surabaya, 7 Agustus 2021 dalam usia 75 tahun. Penulis yang banyak menghasilkan karya sastra tersebut adalah pendiri Teater Bengkel Muda Surabaya (BMS). Beberapa naskahnya menang dalam sayembara penulisan naskah drama yang diselenggarakan oleh dewan kesenian Jakarta. Selain menulis naskah drama, Akhudiat juga menterjemahkan beberapa karya drama atau tentang drama dari bahasa inggris. Menempuh pendidikan Sekolah Rakyat (SR) Rogojampi, Banyuwangi, lulus tahun 1958, Akhudiat lalu melanjutkan ke Pendidikan Guru Agama Pertama Negeri (PGAPN) IV Jember, lulus tahun 1962, kemudian melanjutkan sekolah di PGAA Malang sambil mengajar di beberapa SMP/SMA, serta madrasah tsanawiyah/aliyah. Selepas itu, Diat belajar di Pendidikan Hakim Islam Negeri (PHIN) III Yogyakarta, lulus tahun 1965. Tahun 1972—1973, kuliah di Akademi Wartawan Surabaya (AWS...

Lentera Sastra Lakukan Selebrasi Kemerdekaan RI

  Lentera Sastra Lakukan Selebrasi Kemerdekaan RI   Komunitas Lentera Sastra (Termina Literasi Pegawai kementerian Agama) bersama Sanggar Merah Putih 45 dan Komunitas Aura Lentera yang beranggotakan sastrawan difabel melakukan kegiatan bersama pembacaan puisi, dan teater yang dilaksanakan di cafe D’Lakon, Jalan Borobudur No 4 Banyuwangi, Sabtu (7/8/2021). Penampilan Sastrawan dan Seniman di pentas D’Lakon tersebut tanpa menghadirkan penonton, “yang hadir dalam kegiatan tersebut hanyalah yang akan tampil, dan itupun kehadirannya bergilir agar tidak terjadi kerumunan” ungkap Agus Wahyu Nurhadi, Ketua Saggar Merah Putih 45. Tjatur Pramukho Shakti ( Mas Pram's...), seniman dan Budayawan Banyuwang tampil memukau dalam teater pembacaan puisi, bersama dengan Latifah, alumni madrasah Aliyah negeri (MAN) 1 Banyuwangi membacakan puisi dalam pentas teater sebagai persembahan terbaik untuk mengenang perjuangan para pahlawan yang telah gurur dalam rangka memperjuangkan dan mempertaha...

Geliat sastra Kemenag Kab. Banyuwangi

  Geliat sastra Kemenag Kab. Banyuwangi Komunitas Lentera Sastra (Terminal Literasi Pegawai kementerian Agama) bersama Sanggar Merah Putih 45 dan Komunitas Aura Lentera yang beranggotakan sastrawan difabel melakukan kegiatan bersama pembacaan puisi, dan teater yang dilaksanakan di cafe D’Lakon, Jalan Borobudur No 4 Banyuwangi, Sabtu (7/8/2021). Penampilan Sastrawan dan Seniman di pentas D’Lakon tersebut tanpa menghadirkan penonton, “yang hadir dalam kegiatan tersebut hanyalah yang akan tampil, dan itupun kehadirannya bergilir agar tidak terjadi kerumunan” ungkap Agus Wahyu Nurhadi, Ketua Saggar Merah Putih 45.   Ketua Lentera Sastra, Syafaat ketika wawancara bersama Ketua Aura lentera, Nurul Imam Menyampaikan bahwa kebangkitan kembali Sastra Religi di Kabupaten Banyuwangi patut di apresiasi, menurut ASN pada kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi yang telah menerbitkan beberapa buah buku ini, Sastra Religi terbukti mampu memantik semangat perjuangan, sebagaimana contoh Kit...

Dongeng Jakripah Siswa Mi Islamiyah Rogojampi

  Dongeng Jakripah Siswa Mi Islamiyah Rogojampi Banyuwangi mempunyai banyak seni dan budaya yang tumbuh dan berkembang hingga sekarang. Salah satunya adalah seni barong kemiren yang kekahirannya tidak lepas dengan dongeng Jakripah. Penampilan bertutur atau mendongeng tersebut dilakukan oleh siswa Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah Rogojampi dalam pentas seni dan Budaya lentera Sastra yang digelar di Cafe dan Resto D’Lakon Banyuwangi, Sabtu (07/08/2021) Dalam kegiatan yang dihadiri para seniamman dan budayawan di Kabupaten Banyuwangi tersebut menampilkan pagelaran terbatas yang disiarkan secara virtual, baik pembacaan puisi maupun penampilan teater pembacaan puisi. Selain penampilan teater dan pembacaan Puisi, Istiqlal Syukri Ahmad (siswa kelas 4 MI Islamiyah Rogojampi) Rertutur (mendongeng) cerita rakyat dengan judul Barong Jakripah, sebuah cerit rakyat yang diambil dari karya Aekanu Hariyono dengan judul buku Kemiren. Penampilan siswa asuhan Nikmatur Rosidah yang dibimbing o...

Apresiasi Penulis ASN Kemenag Kab. Banyuwangi

Apresiasi Penulis ASN Kemenag Kab. Banyuwangi   Pentas Seni dan Budaya yang disiarkan  secara virtual dari cafe dan Resto D’Lakom Jalan Borobudur No 4 Banyuwangi Sabtu (07/08/2021) dihadiri oleh pegiat Literasi dan penerbit yang ada di Kabupaten Banyuwangi. Apresiasi juga diberikan kepada para pegiat literasi dilingkungan Kantor kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi. Hal ini tidak terlepas dari geliat literasi yang luar biasa dilingkungan kementerian Agama. Kegiatan dalam rangka peringatan Hari Ulang Tahun kemerdekaan Republik Indonesia ke 76 ini juga dimeriahkan dengan penampilan pembacaan puisi oleh anggota lentera Sastra, baik dari unsur guru maupun siswa. Kepala MI Miftahul Huda Kecamatan Gambiran Uswatun Hasanah tampil pertama disusul dengan Mbak Vieva yang membacakan puisi dari buku yang sudah diterbitkannya berjudul Asmara Mantra. Begitu juga dengan penampilan pembacaan puisis dari siswa Madrasah aliyah negeri (MAN) 1 Banyuwangi. Apresiasi juga dilakukan untuk ...

Pagelaran Teater Mas Prams dan Latifah

  Pagelaran Teater Mas Prams dan Latifah Panggung Teater Madrasah Alliyah Negeri (MAN) 1 Banyuwangi teah menghasilkan beberapa pemain teater handal di Bumi Blambangan. Hal ini nampak sebagaimana penampilan mas Prams (Budayawan) dengan Latifah, alumni MAN 1 Banyuwangi dalam penampilan pentas budaya yang dilaksanakan secara virtual di Cafe dan Resto D’Lakon, Jalan Boroburud Banyuwangi Sabtu (07/08/2021) Tjatur Pramukho Shakti ( Mas Pram's...), seniman dan Budayawan Banyuwang tampil memukau dalam teater pembacaan puisi, bersama dengan Latifah, alumni madrasah Aliyah negeri (MAN) 1 Banyuwangi membacakan puisi dalam pentas teater sebagai persembahan terbaik untuk mengenang perjuangan para pahlawan yang telah gurur dalam rangka memperjuangkan dan mempertahankan Kemerdekaar Repubik Indonesia. Totalitas Mas Prams dalam teater tersebut sebagai salah satu bentuk memperingati Hari kemerdekaan Indonesia. “apa yang bisa kita lakukan untuk mengisi kemerdekaan ini, harus kita lakukan. Seni da...

SUDAHI MALAM INI

 Faiz Abadi SUDAHI MALAM INI Istirahatlah Sudahi malam ini Lupakan kita pernah ada Lupakan singgah disini Awalnya begitu berat tinggalkan Lenyapkan impian, sisa harapan Hentikan malam seolah esok tiada Karena belum tentu milik kita Membungkuklah dalam tawadhu Sejak matahari tinggalkan senja Sisakan angan dalam satu nafas Selesaikan segera Lebih baik meniada sebelum ditiadakan Namun apalagi pagi datang Berarti masih diberi kesempatan Cangkulkan tangan tanami petak-petak kesempatan Seolah diberikan nyawa selamanya Tapi masih seandainya Selesaikan dulu mimpi malam ini Bersamakah Dia?

LEPASKAN JARING-JARING SUTERA

 Faiz Abadi LEPASKAN JARING-JARING SUTERA Begitu halus menjerat Tak terasa usia hampir sekarat NamaNya sering hanya lewat Tanpa suluk apa bisa Atau titipkan pada sholawat Atau bermunajad bersama para kekasihNya Pada belantara tanpa petunjuk jalan tak bisa Sedangkan kuda-kuda jalang terus meradang Sang penggoda telah ikrarkan diri Segenap pintu dimasuki Hingga sebanyak-banyak manusia kelak ikuti Tebarkan jaring selembut sutra Banyak tak melihat Bahkan sampai akhir hayat dikandung badan Lihat utusan Musa malu pada khidir Utusan Ayub tak lelah didekap derita Utusan Sulaiman tak lengkah Dipeluk singgasana berbalut emas permata Semua adalah jaring sutra bagi yang alpa Lalu terperdaya Tak terasa berhari-hari berenang dalam mimpi Semu terus sepanjang waktu Ketika waktu tinggal setarik nafas Menangis telah terlambat Sia-siakan amanat  Ayo lepaskan kepakkan sayap  Kibarkan bendera  Hingga sukma merdeka Lepaskan dari kukungan belenggu nikmat sesaat Lewat tujuh pintu penyesat

Selebrasi Praja 28

 *Selebrasi Praja 28* Derap gegap langkahmu pagi ini Adalah perjuangan panjang yang kau lalui Janganlah langkahmu terhenti Karena ini baru mulai Air mataku berderai Ketika tanganmu tegap melambai Hatiku selalu bersamamu Dalam setiap derap langkamu Sejak dalam rahim ibumu Hingga ke peraduan terahirku Perjuangan belumlah tuntas Selebrasi hanyalah batas Mendapatkan janji seutas Bumi pertiwi memanggilmu bergegas Kami telah rela melepas Wahai para praja Yang keluar dari lembah para kesatria Aku tak sempat menghamburkan raga Menyambutmu dengan segera Percayalah, batinku tersiksa Diantara rasa bahagia 03082021

Aku Kangen Mendekapmu

 *Aku Kangen Mendekapmu* Sudah lama kutunggu Rindu menghentak kalbu Riuh mendendam seperti genderang perang Menghentak ingin segera berangkat Empat tahun bukan waktu yang lama Terasa sebentar saja Lebih lama menunggu esok rabu tibaa Rasanya begitu sesak di dada Aku kangen mendekapmu Mendengarkan ceritamu Tentang masa depan yang terlihat mapan Tentang cinta yang lama telah kau angan Lekaslah mendekap Biar kuusap peluhmu Biar tuntas menetes air mataku Melihatmu menempuh bahagia Ayo bergegas Di BKD kita berjumpa Hati tak lagi hampa Meski tak kubawahakn buah naga 🙏03082021

DALAM NAFAS TERBATAS

 Faiz Abadi DALAM NAFAS TERBATAS Tunggu apa lagi Satukan pikiran satukan jiwa Sebut nama hingga tinggal rasa Sirnalah dalam fana Barulah kenal diri sendiri Terbukalah rahasia adaNya Lenyaplah mimpi puas dunia Lenyaplah kelezatan terkadang menyesatkan Lewati syariat Jalani tarekat Tenggelamlah dalam hakekat Puncak makrifat biarlah datang atas kehendakNya Tunggu apalagi Haruskah disadari Saat kain kafan menghampiri Tiada lagi kesempatan Padahal jalan-jalan telah ditunjukkan Namun tetap saja Angan-angan ikuti hati berbolak balik Ikuti siang-malam Pagi pun selalu hampa Sang kekasihNya ada dimana-mana Tuntunkan jalan menuju kesempurnaan Tinggal mau atau tetap putus harapan Ilusi terus bernyanyi dalam lorong lingkaran hampa Hentikan .... Masih ada waktu  Bercermin pada semesta Apalagi wabah tak juga berhenti Masihkan merasa Hidup atas mau sendiri

TANGIS BAYIKU

 Abdullah Fauzi TANGIS BAYIKU tiga hari lalu Ibu bayi ini mati Karena kekurangan darah saat melahirkan Ayahnya tak bisa pulang Komunikasipun hilang Malam ini Persediaan susu kaleng habis Lengking tangis haus tak mampu kuredam Kucoba dendangkan ninabobo Iapun diam Matanya memejam Tapi bibir mungilnya masih merintih Aku coba ikut pejamkan mata Tapi laparku membuat mata terus terjaga :lalu bagaimana dengan bayiku? Kugendong ia dengan selendang Juwono Kugayuh becak telusuri jalan kota dengan harap ada iba  menghampiriku Tapi tidak Jalanan sepi Jalanan gelap Jalanan banyak yang di tutup Jalanan dijaga Semilir angin menggugah tangis bayiku Melengking penuhi kematian hati siapa saja Bwi 100721

Lapar di sepertiga malam*❤️

 Puji *Lapar di sepertiga malam*❤️ Jam dinding di gubuk ku Detaknya memburu Gulitaku terganggu Oleh getarannya Aghh Wes meh subuh Jare wes sepertiga malam Namun hamparan selimut ini Lebih ingin kunikmati Batinku perang Antara memelukmu Atau bercengkerama Dengan sang pemberi Kehidupan ini.. Satu... Dua... Tiga... Empat... Asmara kita Nafas kita Tergeletak di ujung ranjang nestapa Aku lapar Di sepertiga malam Tuhan imbuhkan Dahaga Iman Dalam untaian pinta Hingga muadzin di mushola mengumandangkan Suara panggilan adzan Aku masih lapar Dalam sajadah panjang Hingga genangan tak tersisa  Aghh, Tuhan Sepertiga malam Hampir hilang Tapi lapar ku Belum terkabarkan Kenyangnya kapan... _pak, saya lapar_ 😭

LUMATLAH WADAH TELANJANGKU

 Faiz Abadi LUMATLAH WADAH TELANJANGKU Telah terbuka dada lebar Namun kau lewat tanpa menyapa Nyanyi dalam perih Seperti buih dikulum lidah samudra Ku sebutkan nama Hingga hilang dalam hampa Tinggalah jembatan rasa Setelah melewati titian fatamorgana Berenang-renang dalam harapan Bercampur noda cinta dunia Rasa ini tidak pernah mati Menembus jasad  Terbang di antara ruang-ruang kosong Lidah-lidah menjulur pernah memperdaya  Tersungkur sebentar pada lautan fitnah Telah ku buang segala rasa gamang Jasadku telah berbungkus kafan dunia Lalu garang ku hempaskan ke bumi Tak lagi menyeringai Pada manusia-manusia hina papa Telah telanjang segenap wadah jiwa Jangan hanya terima sekejab Sabarku sudah merasuk ke dalam darah daging Kegelapan  sama sekali tak menakutkan Terbenam dalam mimpi Terkadang pudar lewati air selokan Namun kemarilah Jangan pernah lepas peluk kasihmu Di sini pada lubuk rasa paling dalam Kemudian terus terbawa melintasi lima penjuru alam Dari sebelum bertap...

BUDAK DI DEPAN BIDAK

 Faiz Abadi BUDAK DI DEPAN BIDAK Hari terus menapak senja Bidak-bidak catur terus terhempas Kemenangan sang raja adalah segalanya Seperti juga dirimu Jika mabuk kepayang saat betkuasa Tangisan derita nyanyi menyebalkan Derita kekalahan adalah gelak tawa Ha...ha...ha... Angkuh adalah batu karang Rapuh terhempas kesana kemari Menari dalam senyum pahit Kau tahu Semua tahu Ha...ha...ha Biarkan memelas Mana mungkin peduli Ha...ha..ha.. Skak mat dia tertunduk malu Siapa menyuruh kalah Bukankah nasib si lemah seperti bidak-bidak jadi budak Ha...ha...ha... Sejak dulu tangan kurus menggapai-nggapai Wajah-wajah pongah terus menginjaknya Dasar nasib orang-orang selalu kalah Nasibpun sama Jadi budak seperti bidak-bidak Ha...ha...ha... Tapi terkadang hati kecil bertanya Penyiksaan oleh derita Pantaskah hanya dimiliki mereka Kemiskinan dan kekalahan adalah bahan perundungan... Ha....ha...ha... Tertawalah sepuasnya Tapi ingatlah kau pun pasti mati Tertikam sombong sendiri

SINGGAHI AKU WALAU SEKEJAP

 Faiz Abadi SINGGAHI AKU WALAU SEKEJAP Aku melihat wujudmu ketika itu Di tepi pantai Di batas pandang semesta Aku melambai tapi tak kau hiraukan Bagaimana jiwaku tidak luka Harapan abadi terhempas merana Aku terus mencarimu Semakin luka dengan kerinduan Sapalah aku Bibirku lama menggigil Terjerat dingin beku Tanganku terus memegang bara api Agar harapanku terus terbakar Pandanglah aku singgahi diriku Telah lama kau hidupkan Haruskah lenyap tanpa apa-apa Dengarkan lafadzku Telah hilang berganti rasa Tanpa ingin memiliki apapun Kecuali tegur sapaMu

MENYEMAI RINDU PADA SUNYI

 Faiz Abadi MENYEMAI RINDU PADA SUNYI Ketika malam datang hatipun lengang Seperti melewati tebing-tebing tinggi Melintasi hutan belantara Berteriak ditengah gulungan ombak samudra Melihat jurang dalam menganga Berenang dalam kawah ijen  Melintasi puncak gunung  Dudiuk bersila di atas nyiur melambai Berbaring di atas bebatuan sungai paling deras Lalu rindu tersemaikan begitu saja Pada segenap kesunyian Jiwapun mengembara Mencari asal muasal cinta sebenatnya Setelah tercampakkan pada birahi binal Menari di atas gelimang emas permata Tertawa-tawa di atas singgasana Terperosok pada segenap candu Terbenam pada rasa memiliki Enggan kehilangan Kemudian terbelenggu dengan fatamorgana Cinta sejati membara di ujung bibir malam temaram Hati bernyanyi ketika usia menjelang senja Tertambat pada daun-daun kering Dahan ranting patah Pohon tumbang karena tua Sejak di dalam rahim ibu Cinta itu telah diikrarkan Tetapi meranggas ketika alpa dan lupa Belum terlambat sebelum sekarat Pada kidu...