Langsung ke konten utama

Kartini Baru di Era Pandemi

 Kartini Baru di Era Pandemi

Oleh : Annisa Vika Syah Maharani

Perempuan merupakan  seorang ibu, sebagai madrasah pertama yang dikenal anak dan merupakan tempat utama dalam pembentukan kepribadian seorang anak. Peran perempuan sebagai seorang ibu merupakan figure yang dicontoh dan diteladani dalam perilaku, moralitas dan perannya di mata seorang anak. Disamping peran kodrati yang nyaris tidak tergantikan tersebut perempuan juga mempunyai peran sosial yang dapat dijadikan salah satu parameter moralitas sebuah bangsa. Perempuan juga dapat berperan aktif diberbagai sektor tanpa menanggalkan kodratnya, tidak jarang perempuan yang diibaratkan tulang rusuk tersebut berubah fungsi menjadi tulang punggung.April selalu ditandai sebagai momen untuk mengenang sang pejuang hak-hak perempuan di zamannya. Peringatan hari lahir  salah satu pejuang perempuan yang mewarnai sejarah bangsa Indonesia. Dialah Raden Ajeng Kartini yang biasa dipanggil Kartini, sudah di depan mata tepatnya 21 April. Mengingat pada masanya, Kartini lah yang berjuang membuat derajat kaum perempuan setara dengan kaum laki-laki.

Walaupun kartini berasal dari golongan keluarga yang terhormat dan terpelajar, tetap tidak menyurutkan niatnya yang luhur untuk memperbaiki nasib perempuan pribumi yang tidak bisa mendapatkan pendidikan yang baik dan hal ini sangat menghambat kemajuan perempuan pada saat itu. Dengan keberanian dan pengorbanan yang tulus, Kartini mampu mengubah kaumnya dari belenggu diskriminasi.

Hasil perjuangan Kartini sangat dirasakan sampai sekarang, dapat dilihat kaum perempuan Indonesia, kini dapat disejajarkan dengan kaum laki-laki dalam berbagai aspek kehidupan, baik di bidang politik, ekonomi, maupun sosial.  Semangat yang dimiliki Kartini dalam memperjuangkan emansipasi wanita, di era modern  sekarang ini, tertanam di setiap relung hati perempuan Indonesia. Hal ini membuat perempuan Indonesia zaman sekarang atau sebut saja Kartini masa kini, memiliki prestasi yang tidak bisa dihitung lagi dalam berbagai bidang. Baik bidang politik, ekonomi, teknologi maupun sosial.

Dalam bidang ekonomi, banyak perempuan masa kini yang jenjang pendidikannya tinggi dan memiliki pekerjaan yang setara atau bahkan melebihi laki-laki, bukan hanya sebagai ibu rumah tangga. Tidak hanya itu, perempuan masa kini selain menjadi ibu rumah tangga yang harus merawat anak, juga bertanggung jawab untuk mendidik anak-anaknya agar dapat berguna bagi bangsa, negara, dan agama.

Dari berbagai dampak positif yang ada, sudah seharusnya kita menjadi Kartini di era modern ini dan bisa mencapai berbagai prestasi yang membanggakan, meneruskan semangat yang ada dalam diri seorang Kartini. Semangat yang dimiliki Kartini harus kita tularkan kepada teman-teman seperjuangan, jangan sampai mereka tidak tahu sejarah perjuangan perempuan yang sangat membanggakan.

Sebagai pelajar di era modern tentu kita harus paham soal teknologi terutama yang berkaitan dengan kegiatan kita sehari-hari. Namun, jangan sampai teknologi canggih dan pergaulan zaman sekarang membuat kita dengan mudah terpengaruh berita-berita hoaks yang mudah tersebar, dapat membawa kita ke jalan yang salah.

Sebagai pelajar kita harus bisa bersikap cerdas, kita harus bisa memilah mana yang tidak pantas dilakukan dan mana yang bisa membawa kita maju sebagai pelajar yang cerdas. Semangat untuk bisa membantu dan berbuat baik untuk orang lain, semangat untuk bisa berprestasi di berbagai bidang dalam kehidupan.

Apalagi di masa pandemi seperti sekarang ini, jangan pernah menyerah. Ayo semangat belajar jangan biarkan penyesalan datang, belajar dengan rajin dan berdoa sebagai usaha mewujudkan mimpi sebagai kartini masa depan.Tanamkan sifat seorang kartini pada diri kita, Kartini yang cerdas, pemberani dan yakin dengan semua usaha yang dilakukan adalah hal yang positif.

Kartini adalah salah satu contoh dari keteguhan menggapai impian. 21 April 2021 sudah didepan mata yang kita peringati sebagai hari lahir Raden Ajeng Kartini, Hari Kartini mengingatkan kita akan pentingnya ide dan gagasan. Kartini menuliskan gagasannya, ada ide, kata-kata dan disampaikan dengan cara yang benar. Ini adalah salah satu contoh yang baik dan sebagai pelajar ini bisa kita tuangkan dengan menulis sehingga bisa kita sampaikan ide-ide yang ada di pikiran kita. memperingati Hari Kartini tepatnya setiap tanggal 21 April yang merupakan hari lahir Raden Ajeng Kartini tentu tidak sekedar memperingati dengan berpakaian kebaya memakai konde, ataupun mengadakan pawai. Yang harus kita lakukan adalah mencontoh semangat dan kecerdasan Kartini untuk selalu memperjuangkan harkat dan martabat perempuan. Meningkatkan pengembangan dirinya dengan cara mencetuskan ide yang kreatif dan inovatif dalam segala bidang sehingga mampu meraih kesuksesan dari ketekunan yang dijalankannya.

semoga peringatan Hari Kartini yang akan datang bisa menyadarkan kaum muda khususnya kaum pelajar putri. Di balik pendidikan dan kemajuan  yang harus dicapai kita tidak boleh hanya ingin bersaing dengan kaum laki-laki. Dari yang saya baca Pendidikan seorang perempuan haruslah seimbang dan seorang perempuan nantinya menjadi seorang ibu yang mendidik anak dalam satu keluarga yang sama saja dengan membina satu generasi. Barangkali itu satu kemuliaan perjuangan Raden Ajeng Kartini bagi kemajuan negeri tercinta dan arti Kartini di masa kini. Yang harus kita lakukan adalah mencontoh semangat dan kecerdasan kartini untuk selalu memperjuangkan harkat dan martabat perempuan.

Jangan sampai generasi-generasi dibawah kita tidak mengerti tentang bagaimana sejarah Kartini di masa lalu, sosok yang membuat perubahan besar yang membawa dampak bagi kaum wanita di zaman modern ini. Peringatan jasa pahlawan kita RA Kartini semestinya tidak hanya dilakukan pada tanggal 21 April saja, melainkan kapanpun kita dapat memperjuangkan hak-hak perempuan dengan segala cara yang kita miliki masing-masing. Perempuan saat ini selalu berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan menunjukkan dirinya dalam versi terbaik yang kita miliki.

Annisa Vika Syah Maharani Siswa kelas IX A 
MTsN 1 Banyuwangi


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Registrasi PTK Baru di Simpatika

Syarat Registrasi PTK Baru Persyaratan untuk melakukan registrasi PTK baru adalah sebagai berikut. 1. Belum memiliki PegID ataupun NUPTK 2.     Menjadi PTK di Madrasah/Sekolah yang dibuktikan dengan SK Pengangkatan  3.     Mengisi Formulir A05 Formulir tersebut diisi kemudian serahkan kepada Admin Madrasah atau Kepala Madrasah, dengan dilampiri: Pas photo berwana ukuran 4 x 6 sebanyak 1 lembar (Plus siapkan File Foto ukuran Maksimal 100 kb) 2.     Copy Kartu Keluarga 3.     Copy Ijazah SD (Terendah) 4.     Copy Ijazah Pendidikan Tertinggi 5.     Copy SK Pengangkatan sebagai PTK di madrasah tersebut Formulir A05  beserta lampirannya tersebut diserahkan kepada  Admin Madrasah  atau Kepala Madrasah untuk dimasukkan ke dalam sistem melalui "Registrasi PTK" di menu Pendidik dan Tenaga Kependidikan di Simpatika. Langkah bagi Operator atau K...

Kabar dari Armuzna

Kabar dari Armuzna Oleh: Petugas PPIH 2024 Sudah beberapa kali saya membaca kabar dari Armuzna—Arafah, Muzdalifah, dan Mina—dalam penyelenggaraan haji tahun ini. Setiap kali membaca, dada saya bergemuruh. Seperti aroma mesiu yang menggantung di udara, meletup-letup dalam kata, siap meledak dalam telunjuk jari. Tetapi saya tahan. Karena saya tahu, ini bukan hanya tentang pelayanan. Ini bukan sekadar soal logistik. Ini tentang kesabaran. Tentang mereka yang menggadaikan sebagian usia dan harta demi sebuah kata yang belum tentu bisa dibawa pulang: mabrur. Banyak yang pesimis pelaksanaan haji berjalan lancar seperti tahun 2024, pemerintah kerajaan Saudi Arabia memangkas petugas haji Indonesia, mereka yakin dengan sistem baru tidak perlu petugas terlalu banyak dari Indonesia. Awalnya kita percaya sampai pada akhirnya serumit ini kenyataannya.  Saya tahu, tidak mudah mengatur dua ratus ribu lebih jamaah Indonesia yang menyemut di tiga titik genting itu: Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Ba...

Santri Pekok

  Santri Pekok Oleh : Syafaat   Dalam Kamus Besar Bahasa Indoneai (KBBI) “pekok” artinya bodoh, bisa juga diartikan gokil, aneh atau nyleneh, bisa juga istiahnya gila/sesuatu yang tidak wajar tapi masih dalam batas garis, susah diberitahu,   berbeda dengan bodoh yang memang belum tahu. Sedangkan kata “santri” menurut wikipedia adalah sebutan bagi seseorang yang mengikuti pendidikan agama Islam di pesantren, biasanya menetap di tempat tersebut hingga pendidikannya selesai. Menurut bahasa istilah santri berasal dari bahasa Sangsekerta, “Shastri” yang memiliki akar kata yang sama dengan kata sastra yang berarti kitab suci, agama dan pengetahuan,. Ada pula yang mengatakan berasal dari kata “cantrik” yang berarti para pembantu begawan atau resi. Seorang cantrik diberi upah berupa ilmu pengetahuan oleh begawan atau resi tersebut. Tidak jauh beda dengan seorang santri yang mengabdi di pesantren, sebagai konsekwensinya pengasuh pondok pesantren memberikan ilmu pengetahuan ...