“Wangi Hujan 4”
Oleh : Dardiri
Ada yang menganak sungai di jendela kamarmu pagi itu,
Lantaran debu,
Yang belum sempat kau pergoki,
Ditaklukan oleh garis lembut yang merembes diam-diam dari pecahan genting di atasnya,
Karena,
Hujan yang malas,
Semalaman terus terjaga sebelum kamu membuka mata,
Pernahkah kamu menanyakan,
Bagimana cara menyatakan cinta,
Perawan tuli kepada laki-laki buta,
Ketika keduanya berada di tempat berbeda?,
Atau,
Adakah rumusan sederhana,
Membedakan embun dengan hujan,
Ketika sepagi itu keduanya saling berpacu meruncingi waktu?,
Anak sungai yang mengalir di jendela kamarmu,
Seketika menjadi telaga dengan harum cahaya,
Dan kamu menaiki jalinan batang bambu di permukaannya,
Dan,
Ketika matamu terbuka,
Kubiarkan saja,
Bibirmu yang diranumi senyum,
Meneguk wangi hujan,
Di sela jemari tanganku,-
(K G P H : 28 Januari 2021)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jaga kesopanan dalam komentar