Langsung ke konten utama

Hikmah di Balik Musibah

 

Hikmah di Balik Musibah

Oleh: Dliya Rana Nabila

“Tiadalah seorang muslim yang ditimpa musibah dalam bentuk kelelahan, sakit, kesusahan, kesedihan, gangguan, dan kecemasan, melainkan Allah menghapuskan darinya segala kesalahan dan dosa, hingga duri yang menusuknya juga menjadi penghapus dosa.” (HR. al-Bukhari no. 5318)

Seperti kita ketahui, pandemi Covid-19 sudah mendunia. Pertama kali virus ini ditemukan di kota Wuhan, China pada Desember 2019. Di Indonesia sendiri ditemukannya virus ini sejak Januari 2020, tetapi mulai menyebarnya pada bulan Maret 2020 sampai saat ini. Selalu ada peningkatan jumlah orang yang terkonfirmasi positif Covid-19 setiap harinya. Sudah sekitar tujuh bulan kita berhadapan dengan pandemi ini. Pandemi ini mendorong kita untuk dapat menyesuaikan dengan keadaan yang ada. Sekolah-sekolah ditutup, perekonomian kacau, banyak pegawai-pegawai yang diPHK, dan masih banyak dampak lainnya. Namun, dibalik itu semua terdapat hikmah yang bisa kita ambil dari masalah ini.

            Pandemi ini membuat kita menjadi lebih sadar terhadap pentingnya menjaga kesehatan diri sendiri. Salah satunya dengan rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama kurang lebih 20 detik atau menggunakan cairan handsanitizer jika tangan kita tidak bersih atau memegang barang-barang yang mengandung kuman. Padahal, aktivitas rajin mencuci tangan sudah seharusnya menjadi kebiasaan kita dalam menerapkan hidup bersih dan sehat. Dan juga betapa pentingnya untuk menjaga kekebalan tubuh dengan cara makan makanan yang sehat dan bergizi untuk menangkal virus yang masuk ke tubuh, berjemur dibawah matahari pada pagi hari, dan berolahraga setiap pagi dan sore minimal lari-lari kecil disekitar rumah. Pandemi ini menyadarkan kita tentang betapa nikmatnya kesehatan. Ketika kita sakit, yang kita inginkan hanya satu, yaitu sehat dan bisa beraktifitas kembali. Sehat adalah nikmat Allah yang sangat besar. Namun, kita sering lupa untuk mensyukuri nikmat tersebut.

            Sadar atau tidak, pandemi ini membuat bumi kita menjadi bebas polusi dan udara menjadi lebih segar dan sejuk karena sejak pemerintah memerintahkan untuk karantina dirumah, orang-orang menjadi jarang keluar rumah, maka dari itu tidak ada asap kendaraan yang berhamburan diudara. Jalan-jalan menjadi lancar dan tidak ada kemacetan lalu lintas. Dengan diadakannya kebijakan New Normal, masyarakat menjadi lebih disiplin dalam hal apa pun. Misalnya: Kini, masyarakat untuk keluar rumah saja perlu berfikir dua kali. Apakah sangat perlu untuk keluar rumah atau tidak karena jika kita tidak berfikir dua kali untuk keluar rumah, maka akan membahayakan kesehatan diri sendiri maupun keluarga yang ada di rumah.

            Berada di rumah saja selama masa pandemi mendorong masyarakat mencari referensi kegiatan yang bisa dilakukan untuk menghilangkan kebosanan. Salah satu aktifitas yang efektif menghilangkan rasa bosan adalah dengan memasak. Apalagi saat ini bayak ditemukan konten memasak di media sosial. Selain untuk mengisi kegiatan. Memasak juga efektif untuk menghemat uang agar tidak selalu memesan makanan secara online.

Dari segi sosial, Covid-19 mengajarkan kita untuk saling membantu dan mengembangkan kepedulian terhadap orang lain agar meringankan penderitaan mereka yang terkena dampak dari pandemi ini. Pemerintah terus memberikan bantuan kepada mereka yang terkena dampak dari pandemi ini.  Dengan memberikan dana bantuan berupa uang, sembako, masker, handsanitizer dan lain-lain. Selain itu, dengan adanya pemberlakuan bekerja dan sekolah dari rumah dapat memberikan kesempatan kepada mereka yang tidak punya waktu untuk keluarga. Inilah kesempatan bagi anak dan orang tua untuk saling berkomunikasi satu sama lain. Para orang tua dapat mendampingi belajar anak-anak nya dan harapannya para orang tua juga semakin mengerti dan menghargai peran guru di sekolah. Karena sebelum ada pandemi ini, banyak orang yang jarang berkumpul dengan keluarga mereka, karena kesibukan masing-masing, seperti sekolah dan kerja. Dan juga mengajarkan kepada mereka yang hari raya tahun ini tidak sempat mudik ke kampung halaman rumah mereka agar dapat mengalah dan lebih bersabar lagi. Jika mereka nekat untuk mudik, itu akan membahayakan kesehatan mereka karena virus ini.

Selain itu, dengan adanya pemberlakuan sekolah  online dari rumah, pengetahuan tentang teknologi meningkat karena para siswa menggunakan teknologi handphone, laptop, dan lain-lain. Kondisi tersebut memaksa para pengajar untuk berstrategi menyiapkan cara belajar yang efektif berbasis teknologi digital. Biasanya para siswa menggunakan aplikasi-aplikasi dari hp maupun laptop agar bisa mengikuti pelajaran. Misalnya: Para siswa memanfaatkan aplikasi zoom meeting agar memudahkan untuk pembelajaran langsung dengan guru mereka. Selain disekolah, kemampuan IT juga meningkat pada orang-orang yang bekerja dari rumah.

Dari segi agama pun mengajarkan kita agar selalu mengingat dan meningkatkan keimanan kita kepada Allah SWT.yang menciptakan alam semesta ini. Covid-19 ini merupakan bukti kekuasaan dari Allah.  Karena pandemi ini juga datang jika tidak ada izin dari-Nya. Sebagai hamba-Nya kita harus terus berdo’a dan berusaha agar masalah pandemi ini cepat segera hilang. Dan untuk kita yang masih sehat agar selalu bersyukur karena masih diberi kesehatan hingga saat ini. Allah pasti tidak akan menguji hambanya diluar kemampuan kita.

Banyak hikmah yang bisa kita ambil dari masalah ini, tergantung kita bagaimana memandang nya. Dengan menjadikannya sebuah pembelajaran dan pengalaman hidup yang menjadi bekal kita untuk menjalani masa depan. Semoga wabah virus corona ini segera berlalu. Dan aktifitas masyarakat pun bisa kembali berjalan dengan normal. Ingatlah satu hal, akan selalu ada kebaikan meskipun itu dalam suatu musibah atau keburukan sekalipun.

Penulis Siswa Kelas XI MAN 2 Banyuwangi di Genteng

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Registrasi PTK Baru di Simpatika

Syarat Registrasi PTK Baru Persyaratan untuk melakukan registrasi PTK baru adalah sebagai berikut. 1. Belum memiliki PegID ataupun NUPTK 2.     Menjadi PTK di Madrasah/Sekolah yang dibuktikan dengan SK Pengangkatan  3.     Mengisi Formulir A05 Formulir tersebut diisi kemudian serahkan kepada Admin Madrasah atau Kepala Madrasah, dengan dilampiri: Pas photo berwana ukuran 4 x 6 sebanyak 1 lembar (Plus siapkan File Foto ukuran Maksimal 100 kb) 2.     Copy Kartu Keluarga 3.     Copy Ijazah SD (Terendah) 4.     Copy Ijazah Pendidikan Tertinggi 5.     Copy SK Pengangkatan sebagai PTK di madrasah tersebut Formulir A05  beserta lampirannya tersebut diserahkan kepada  Admin Madrasah  atau Kepala Madrasah untuk dimasukkan ke dalam sistem melalui "Registrasi PTK" di menu Pendidik dan Tenaga Kependidikan di Simpatika. Langkah bagi Operator atau K...

Kabar dari Armuzna

Kabar dari Armuzna Oleh: Petugas PPIH 2024 Sudah beberapa kali saya membaca kabar dari Armuzna—Arafah, Muzdalifah, dan Mina—dalam penyelenggaraan haji tahun ini. Setiap kali membaca, dada saya bergemuruh. Seperti aroma mesiu yang menggantung di udara, meletup-letup dalam kata, siap meledak dalam telunjuk jari. Tetapi saya tahan. Karena saya tahu, ini bukan hanya tentang pelayanan. Ini bukan sekadar soal logistik. Ini tentang kesabaran. Tentang mereka yang menggadaikan sebagian usia dan harta demi sebuah kata yang belum tentu bisa dibawa pulang: mabrur. Banyak yang pesimis pelaksanaan haji berjalan lancar seperti tahun 2024, pemerintah kerajaan Saudi Arabia memangkas petugas haji Indonesia, mereka yakin dengan sistem baru tidak perlu petugas terlalu banyak dari Indonesia. Awalnya kita percaya sampai pada akhirnya serumit ini kenyataannya.  Saya tahu, tidak mudah mengatur dua ratus ribu lebih jamaah Indonesia yang menyemut di tiga titik genting itu: Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Ba...

Santri Pekok

  Santri Pekok Oleh : Syafaat   Dalam Kamus Besar Bahasa Indoneai (KBBI) “pekok” artinya bodoh, bisa juga diartikan gokil, aneh atau nyleneh, bisa juga istiahnya gila/sesuatu yang tidak wajar tapi masih dalam batas garis, susah diberitahu,   berbeda dengan bodoh yang memang belum tahu. Sedangkan kata “santri” menurut wikipedia adalah sebutan bagi seseorang yang mengikuti pendidikan agama Islam di pesantren, biasanya menetap di tempat tersebut hingga pendidikannya selesai. Menurut bahasa istilah santri berasal dari bahasa Sangsekerta, “Shastri” yang memiliki akar kata yang sama dengan kata sastra yang berarti kitab suci, agama dan pengetahuan,. Ada pula yang mengatakan berasal dari kata “cantrik” yang berarti para pembantu begawan atau resi. Seorang cantrik diberi upah berupa ilmu pengetahuan oleh begawan atau resi tersebut. Tidak jauh beda dengan seorang santri yang mengabdi di pesantren, sebagai konsekwensinya pengasuh pondok pesantren memberikan ilmu pengetahuan ...