Langsung ke konten utama

Postingan

Memanggil keindahan*

 *Memanggil keindahan* Setelahmu tidak ada lagu, alis berupa seperempat not telah pergi. Merajut daun-daun jatuh hanya sekedar membantu keraguan akan musim dingin. Hadirilah panggung kesunyian dengan nama belakang pemberian ibuku, karena kursi-kursi sudah melenyapkan sendiri dari tempatnya.  Jika bukan untukmu maka mereka itulah biola yang  bergesek. Hela nafas bernada: sepenggal dentuman, dialog dini hari, atau dini yang terlambat. Kepekaan menipis di sela-sela bantal sampai embun menyapa.  Kuingatkan lagi padamu bahwa tidak ada kursi penonton, cuma tersedia penata rias dan kursi mempelai.  Sidoarjo, februari 2020 Muhammad Ridwan

Sumur Tua

 Fatah Yasin Nor Sumur Tua Jangan menungguku Berjalanlah terus di garis Batas antara harapan dan impian Di sini telah kuhirup Wangi kembang kopi dan Uap cascala dalam seduhan angin Sebab menjelang senja nanti Siapa tahu berkelebat Latifa tanpa BeHa Rambut basah habis keramas Dari sumur tua yang tak pernah kering Membuat gerimis dalam hatiku 28/08/2021

Empat Jagoan MAN 1 Banyuwangi

 Empat Sekawan dari Madrasah Achmad Nadzir, S.Pd* Madrasah Hebat Bermartabat. Ditulis dan diucapkan bukan sebatas slogan layaknya pepatah, tong kosong nyaring bunyinya. Gaung frasa tersebut layaknya ucapan para motivator telah mampu menggerakkan seluruh insan madrasah untuk berbenah baik secara akademik maupun non-akademik. Slogan yang patut dibanggakan karena bukti telah nyata terpampang bagaimana madrasah benar-benar mampu menjadi hebat tidak hanya di kancah nasional juga di dunia internasional. Madrasah benar-benar menjadi bermartabat dengan karakternya sebagai kawah candradimuka generasi bangsa yang moderat dan berwawasan Pancasila. Telah banyak torehan emas hasil karya dan kreasi insan madrasah yang membanggakan bangsa dan negara ini. Berita terbaru yang patut dicatat dalam sejarah perjalanan kemerdekaan bangsa ini. Di HUT ke 76 Republik Indonesia, madrasah kembali mencatatkan namanya di kancah internasional. Ukiran indah tersebut ditorehkan oleh empat siswa Madrasah Aliya...

Siswa MAN 1 Banyuwangi Presentasi Virtual MURES

Ahad (29/8), Siswi Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Banyuwangi Shabina Qurrotul A'yun, siswa Kelas XII IPA Mempresentasikan karya risetnya di ajang Kompetisi  Madrasah Young Researcher Super Camp (Myres), ajang kompetisi bagi peneliti muda yang digagas Kementerian Agama. Kepala MAN 1 Banyuwangi H. Saeroji berharap penelitian yang dilakukan siswanya dengan mengambil tema konservasi penyu di Sukamade tersebut menjadi yang terbaik ditingkat Nasional. "Semoga riset yang dilakukan menjadi yang terbaik, dan hasil riset bermanfaat bagi kelangsungan konservasi penyu" ungkapnya. Dalam ajang kompetisi tahunan ini siswa MAN 1 Banyuwangi mengambil judul Analisis Konservasi Keanekaragaman dan Karakteristik habitat pemijahan telur dan tukik penyu di pantai Sukamade Banyuwangi menggunakan metode rapid  Assessment Prosedures Shabina mengambil tema ini dengan mengingat konservasi penyu sangat penting untuk keberlangsungan habitat tersebut, terlebih di Kabupaten Banyuwangi disamping di Sukam...

Siswa MAN 1 Banyuwangi Juara di Afrika

4 orang siswa MAN 1 Banyuwangi menyabet medali emas pada lomba tingkat internasional yang diadakan di Afrika. Ajang penelitian untuk kategori people choice award, yaitu penghargaan yang diberikan karena menjadi pilihan terfavorit dari masyarakat sains, Kepala MAN 1 Banyuwangi Sairoji memberikan apresiasi setinggi tingginya kepada pasa siswa tersebut. Hal ini disampaikan mantan Kepala MAN 4 Banyuwangi di ruang Kerjanya, Sabtu (29/8).  Keempat siswa tersebut adalah Muhsinul Wafa, Neyriza Widya Pranata, Dinda Rima Rachcita Putri dan Hendika Putra Anugrah. "Menjadikan MAN 1 Banyuwangi sebagai Madrasah Literasi dan Madrasah Riset telah melahirkan banyak siswa berprestasi dibidang Literasi dan Riset" ungkapnya Ditempat terpisah, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi H. Slamet juga memberikan apresiasi dan ucapan Selamat kepada siswa MAN 1 Banyuwangi yang berhasil menjadi juara ditingkat Internasional, H.Slamet yang pernah menjadi pengajar pada MAN Banyuwangi tersebut...

SENAPELAN DAN WAJAHMU

 Nurul Ludfia Rochmah SENAPELAN DAN WAJAHMU Bergegas melaju dalam keramaian  Menelusuri masa silam dan mengingat kisah Dari sini sejarah bermula Kampung Bandar memberi jalan semesta Memberi gelora adat Melayu  Menggambari  langit Melayu Bergegas mencari wajahmu  dalam riuh Senapelan Menjelajah tempat yang amat jelas di pikiran Nanti ketika waktu meminjamkan kendaraan Dan kesempatan memberi jalan Tak lama akan kuangkut semua perbekalan  dan juga perasaan Mungkin dari Senapelan, sejarah baru dimulakan Ketika dulu ia simpang lintas perdagangan Lada, damar, kayu, gambir, dan rotan Menjadi pekan saudagar tanah Minang Hulu sungai Siak, wajah Senapelan berbiak Aku membaca, bandar menjadi Pekanbaru Kini atau entah nanti jadi jalan rindu Setelah itu di simpang jalan Jembatan Siak satu, aku mengeja nama Entah Senapelan atau kampung dalam Entah kenangan atau wajah yang terus kugenggam

MENARI

 Faiz Abadi MENARI Ku lihat batas langit Sejauh batas panda gan Malam semakin jahanam Ketika kulumat rasa disemak belukar Seolah pasrah namun menantang Kau tiba-tiba pandangi rembulan Debur ombak serakah Memuncrat basahi bibir merekah Jangan lanjutkan kisah  Tubuh rebah bangkit Tangan memeluk diri Benarkah rindu harus serakah Kangkangi lembah sakral Demi tarian sesaat Tenggelam sesat tanpa martabat Baiklah ku peluk erat saja Walau langkahi norma Kupeluk hangat Tepiskan gelora Kutulis lunas Entah mengapa Angker malam lenyap seketika Musik alam seperti terbenam Tanganku hanya menari Lalu membelai rambutmu Kunikmati seperti sejumput kopi Seperti bidak-bidak di kedai Catur Ku korbankan demi gengsi Menang Tarianku tak lagi gamang Enam jam sudah cukup Bergulat rasa Bergoyang tanpa irama pasti Rinduku tambah merdeka