Langsung ke konten utama

Postingan

SETIA

 *SETIA* Oleh : Nur Khofifa Mau kemana kau setia Berarak tawa dalam tangis tak berdaya Lelaki iseng  diamuk kata  Ada Wulandari yang mengigau dalam gigilnya Jopuro mengedip sebinal alunan tari sidatnya Mau bilang apa kau setia Mencumbu rayu pagi meminjam cerlang cerah matahari Matahari kan berkata padamu "Tunggulah cintamu di langit biru"  Ada sampur merah membelit leher jenjangnya Ada ranum bibir mengecup lembar Mega Kasih Wulandari dan Kerling Jopuro yang terus mengendap Di hati Masuk  Rengkuhlah... Jangan hanya mengais kata isukiling@Viefa Mngr, 250721

AKU MASIH bermimpi

 Giono AKU MASIH bermimpi  Pagi buta kau tlah datang di  huma kecilku  Entah apa yg ingin kau ceritakan padaku  Kau bawa sekeranjang kecil buah apel kesukaanku Dengan mata nanar kau bilang ai lop yu  Bibir merahmu selalu saja mengingatkanku  Saat pertama ku kecup pelan dlm pelukanku  Maauklah ..silahkan masuk  kataku  Kau masih seperti latipa yg dulu ..

Embun Sepi

 Fatah Yasin Nor *Embun Sepi* Tak ada puisi pagi ini. Sebab dingin menusuk tulang bahasa. Menghisap tuntas sumsum kata. Di atas bara arang dan sujen Kau kipasi seperti cinta. Unggun sajak tak kuasa menahan angin Meski telah kupanggil perempuanku. Bersetubuh, beralas rumput angan. Semuanya basah oleh embun sepi.  Kekasih jauh di pulau. Dalam arti yang sebenarnya. Wahai cintaku kenapa kau pergi? Langit bersedih rindu kasihmu Memeluk malam dalam kamar Lampu temaram dan selimut kumal Melirik percakapan grup yang sepi 23072021

Dosa

 Fatah Yasin Noor *Dosa* Selamat Idul Adha, kawan. Mari kita sembelih Apa saja yang bisa disembelih Siapkan boding walau Tak punya kambing Siapkan arang kalau Ingin membakar daging Pergi ke langgar untuk Takbiran bersama Jangan cemaskan virus Corona Selamat Idul Qurban, kawan Ingatlah kembali sejarah Yang bisa menuntun takwa Itu nyata bisa menghapus dosa Selasa, 20 Juli 2021

MENYISIR LERENG LERENG TERJAL

 Faiz Abadi MENYISIR LERENG LERENG TERJAL Ijen .. Tinggi menjulang walau tampak jauh Memandangmu seperti hendak bercengkrama Seperti menantang untuk dijamah dengan segenap eksotikmu Api birumu seolah bercerita tentang nirwana Negeri para peri menyambut para patriot negeri Walaupun tak mungkin cuma diam disini Agar mampu menjamah segenap lekuk tubuhmu Lelah pasti lelah Menggenapi seluruh ujung indahmu Tak mengapa lereng-lereng terjal harus terlewati Takkan menyerah  Engkau telah menghipnotisku Lalu silir angin bertiup membiusku Semakin meradang Setelah lereng-lereng terjal Puncak bukitpun kuraih, kujamah Takkan rela melepasnya Hingga kabut berganti rupa Bersama para pemikul-pemikul belerang Selalu setia ceria diantara kesunyian Sesekali auman si kucing hutan menyapa Siapapun menjarah hutanku Aku akan mencabikmu Tinggalkan tempat ini Kembalilah pada jalan terjalmu sendiri

Cascara*

 Syafaat *Cascara* Seperti biasa di rumah Bu Lutfi Ada banyak ragam kopi Kunikmati Cascara kulit kopi Meski kulitnya tapi rasanya beda Seperti BeHa dan Payudara Kunikmati Cascara Tanpa cafein di dalamnya Kutuang perlahan di lembah cinta Bergegas melambai kepada rindu asmara Biarlah dia menikmati nestapa Aku akan sangat bahagia Cascara masih kunikmati Dari bibir sepi Menghujam rasa seperti tiada Membilang jarak luka Pergilah jauh kau kebalik dunia Aku tak tahu ini Robusta atau Arabika Tak seperti membedakan perawan atau janda Jelas beda kopi dan robusta Seperti juga rindu dan cinta Merindumu menambah derita Mencintaimu kunikmati luka Mengimpikanku dalam bingkai malam semesta 22072021

Sambat Dalam Puisi*

 Fatah Yasin Nor *Sambat Dalam Puisi* Malam tampak lesu kekurangan angin. Maut seperti mengintai di balik pintu. Kengerian merambat diam-diam lewat aliran darah. Kegelisahan yang sulit dijelaskan. Perasaan mencekam sampai ke jantung. Seperti bendungan jebol. Gempa bumi dalam tubuhku. Doa istighfar terus dipanjatkan. Tak tahu kenapa aku dilahirkan. Merasakan nggeliyeng yang mencemaskan. Bukan mengingkari nikmat. Karena ajaib kita masih bernapas sampai detik ini. Ajaib ada waktu yang menentukan usia. Kebingungan dan ketidaktahuan. Kenyataan berjalan absurd dalam kegaiban. Mungkin besok mereda dengan sendirinya. Tiba terjaga dari tidur. Getarannya yang sampai ke sini. Kesedihan datang dari luka. Sakit datang dari penyakit. Seseorang sakit di rumah saja. Di pulau mana aku memerih? Kamis 22072021