Langsung ke konten utama

KJJT Kembali Gelar Pelatihan Jurnalistik, Puluhan Pelajar MTsN Negeri 1 Banyuwangi Antusias Ikuti Praktek Liputan


BANYUWANGI - (Warta Blambangan) Komunitas Jurnalis Jawa Timur (KJJT) wilayah Banyuwangi kembali menggelar pelatihan jurnalistik sekaligus praktek menulis berita. Setelah melakukan edukasi di beberapa SMP Negeri, kali ini giliran pelajar MTsN Negeri 1 Banyuwangi mendapatkan program edukasi Jurnalistik, Kamis (25/07/2024) pagi.


Sebanyak 38 pelajar yang tergabung dalam ekstrakurikuler jurnalistik mengikuti kegiatan tersebut. Bertempat di Aula Ma'had sekolah, kegiatan itu dibuka langsung oleh Kepala MTsN Negeri 1 Banyuwangi, H. Munawar Effendi,.SPd, MPd.I.


Dalam sambutannya, H.Munawar Effendi mengungkapkan apresiasi terhadap inisiatif Komunitas Jurnalis Jawa Timur (KJJT) wilayah Banyuwangi.


“Kami sangat mendukung kegiatan ini, harapannya para siswa dapat memanfaatkan kesempatan ini dengan baik. Pelatihan ini adalah kesempatan berharga bagi mereka untuk belajar dan mengembangkan keterampilan dibidang jurnalistik,” kata Kepala MTsN Negeri 1 Banyuwangi, H. Munawar Effendi.


Narasumber dari KJJT Banyuwangi, Joko Wiyono, menyampaikan pemaparan tentang dasar-dasar jurnalistik, memperkenalkan profesi jurnalis, serta menjelaskan tugas dan tanggung jawab seorang jurnalis. Selain itu, ia juga membimbing para peserta cara dalam menggali data, seperti teknik wawancara dan mengolahnya menjadi informasi yang layak dipublikasikan.


"Pelatihan ini, bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan memperdalam keterampilan dasar-dasar jurnalistik kepada para pelajar. Sehingga mereka lebih memahami dunia jurnalistik, tulisan yang bertanggung jawab dan mampu mengembangkan potensi diri mereka di bidang literasi," ujar Joko Wiyono.


Selain pemaparan teori dasar, pelatihan ini juga diisi dengan sesi praktik membuat berita yang diikuti dengan antusias oleh para peserta. Dengan didampingi oleh pembina ekskul jurnalistik, Ibu Linda, para peserta diberi tugas untuk membuat berita yang menarik dan edukatif, yang siap untuk dipublikasikan dan dibaca oleh khalayak umum.


"Alhamdulillah, anak-anak lebih memahami dan mengerti tehnik-tehnik praktis dalam membuat berita. Selain tehnik reportase yang telah mereka praktekkan selama ini," ungkap Linda, Guru pembimbing ekskul.


"Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan para siswa dapat lebih siap dan terampil dalam menyampaikan informasi secara akurat dan bertanggung jawab," sambungnya.


Kegiatan ini merupakan bagian dari program kerja KJJT, dalam rangka untuk mendukung pendidikan dan pengembangan keterampilan jurnalistik di kalangan pelajar di Jawa Timur, khususnya di Kabupaten Banyuwangi. 


_(Sumber: Humas KJJT Banyuwangi)_

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Registrasi PTK Baru di Simpatika

Syarat Registrasi PTK Baru Persyaratan untuk melakukan registrasi PTK baru adalah sebagai berikut. 1. Belum memiliki PegID ataupun NUPTK 2.     Menjadi PTK di Madrasah/Sekolah yang dibuktikan dengan SK Pengangkatan  3.     Mengisi Formulir A05 Formulir tersebut diisi kemudian serahkan kepada Admin Madrasah atau Kepala Madrasah, dengan dilampiri: Pas photo berwana ukuran 4 x 6 sebanyak 1 lembar (Plus siapkan File Foto ukuran Maksimal 100 kb) 2.     Copy Kartu Keluarga 3.     Copy Ijazah SD (Terendah) 4.     Copy Ijazah Pendidikan Tertinggi 5.     Copy SK Pengangkatan sebagai PTK di madrasah tersebut Formulir A05  beserta lampirannya tersebut diserahkan kepada  Admin Madrasah  atau Kepala Madrasah untuk dimasukkan ke dalam sistem melalui "Registrasi PTK" di menu Pendidik dan Tenaga Kependidikan di Simpatika. Langkah bagi Operator atau K...

Kabar dari Armuzna

Kabar dari Armuzna Oleh: Petugas PPIH 2024 Sudah beberapa kali saya membaca kabar dari Armuzna—Arafah, Muzdalifah, dan Mina—dalam penyelenggaraan haji tahun ini. Setiap kali membaca, dada saya bergemuruh. Seperti aroma mesiu yang menggantung di udara, meletup-letup dalam kata, siap meledak dalam telunjuk jari. Tetapi saya tahan. Karena saya tahu, ini bukan hanya tentang pelayanan. Ini bukan sekadar soal logistik. Ini tentang kesabaran. Tentang mereka yang menggadaikan sebagian usia dan harta demi sebuah kata yang belum tentu bisa dibawa pulang: mabrur. Banyak yang pesimis pelaksanaan haji berjalan lancar seperti tahun 2024, pemerintah kerajaan Saudi Arabia memangkas petugas haji Indonesia, mereka yakin dengan sistem baru tidak perlu petugas terlalu banyak dari Indonesia. Awalnya kita percaya sampai pada akhirnya serumit ini kenyataannya.  Saya tahu, tidak mudah mengatur dua ratus ribu lebih jamaah Indonesia yang menyemut di tiga titik genting itu: Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Ba...

Santri Pekok

  Santri Pekok Oleh : Syafaat   Dalam Kamus Besar Bahasa Indoneai (KBBI) “pekok” artinya bodoh, bisa juga diartikan gokil, aneh atau nyleneh, bisa juga istiahnya gila/sesuatu yang tidak wajar tapi masih dalam batas garis, susah diberitahu,   berbeda dengan bodoh yang memang belum tahu. Sedangkan kata “santri” menurut wikipedia adalah sebutan bagi seseorang yang mengikuti pendidikan agama Islam di pesantren, biasanya menetap di tempat tersebut hingga pendidikannya selesai. Menurut bahasa istilah santri berasal dari bahasa Sangsekerta, “Shastri” yang memiliki akar kata yang sama dengan kata sastra yang berarti kitab suci, agama dan pengetahuan,. Ada pula yang mengatakan berasal dari kata “cantrik” yang berarti para pembantu begawan atau resi. Seorang cantrik diberi upah berupa ilmu pengetahuan oleh begawan atau resi tersebut. Tidak jauh beda dengan seorang santri yang mengabdi di pesantren, sebagai konsekwensinya pengasuh pondok pesantren memberikan ilmu pengetahuan ...