Langsung ke konten utama

Kenangan Lama Bersemi Kembali di Reuni Akbar MTsN 3 Banyuwangi

Banyuwangi (Warta Blambangan) Banyuwangi – Reuni akbar alumni Madrasah Tsanawiyah Negeri Srono, yang kini bernama MTsN 3 Banyuwangi, berlangsung meriah pada Rabu (02/04/2025) di halaman madrasah tersebut. Acara ini mempertemukan alumni dari tahun kelulusan 1980 hingga 2000, yang datang dari berbagai daerah untuk bersilaturahmi dan mengenang kembali masa-masa sekolah.



Dalam kesibukannya, Wakil Bupati Banyuwangi, Ir. H. Mujiono, M.Si., yang merupakan lulusan tahun 1983, turut hadir dalam acara tersebut. Dalam sambutannya, Mujiono menyampaikan bahwa alumni madrasah mempunyai andil besar dalam pembangunan di Kabupaten Banyuwangi. Ia juga mengapresiasi peran madrasah dalam membentuk karakter dan akhlak yang baik bagi para siswanya.


“Banyak alumni madrasah ini yang kini berkontribusi dalam berbagai bidang, baik di Banyuwangi maupun di luar daerah. Ini menunjukkan bahwa pendidikan di madrasah telah memberikan pondasi yang kuat bagi kita semua,” ujar Mujiono.


Tidak hanya alumni yang berdomisili di Banyuwangi, beberapa alumni yang bertugas di luar daerah juga menyempatkan hadir dalam acara ini. Salah satunya adalah Anisatul Hamidah, lulusan tahun 1988, yang saat ini menjabat sebagai Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan, Anak, dan Keluarga Kabupaten Bondowoso. Ia mengaku senang bisa kembali ke almamaternya dan bertemu dengan rekan-rekan lamanya.


Ketua panitia pelaksana, Luqman Hakim, yang juga menjabat sebagai Kepala Bagian Perencanaan dan Keuangan Pemkab Banyuwangi, menyampaikan bahwa reuni ini bertujuan untuk merekatkan tali silaturahmi dan mengingat kembali jasa lembaga pendidikan yang telah mendidik mereka dengan nilai-nilai Akhlakul Karimah.



“Ini adalah momentum berharga untuk memperkuat hubungan antarsesama alumni dan juga dengan madrasah. Kami berharap reuni ini dapat menjadi awal dari kegiatan-kegiatan lain yang bisa memberikan manfaat bagi almamater kita,” ungkap Luqman Hakim.


Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Banyuwangi awal berdirinya merupakan Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN) 4 tahun dan merupakan pendidikan keagamaan negeri pertama di Kabupaten Banyuwangi. Seiring perkembangan, lembaga ini kemudian berubah menjadi madrasah tsanawiyah yang fokus pada pendidikan keislaman serta kurikulum akademik umum.


Acara berlangsung dengan penuh kehangatan, diisi dengan berbagai kegiatan seperti ramah tamah, nostalgia, serta diskusi tentang kontribusi alumni bagi pengembangan madrasah dan masyarakat. Selain itu, sesi testimoni dari beberapa alumni sukses turut mewarnai acara. Mereka berbagi pengalaman dan inspirasi tentang bagaimana pendidikan di MTsN 3 Banyuwangi telah membentuk karakter dan keberhasilan mereka saat ini.


Tak hanya itu, para peserta juga diajak untuk berkeliling lingkungan madrasah, melihat perkembangan dan perubahan yang telah terjadi selama bertahun-tahun. Beberapa alumni bahkan terharu saat memasuki ruang kelas tempat mereka dulu belajar. Momen-momen ini menjadi pengingat akan perjalanan panjang yang telah mereka lalui bersama.


Sebagai bentuk kepedulian terhadap almamater, alumni juga sepakat untuk menggalang dana guna mendukung pengembangan fasilitas madrasah. Sumbangan yang terkumpul akan digunakan untuk perbaikan sarana dan prasarana, serta mendukung program pendidikan yang lebih baik bagi siswa-siswi saat ini.


Selain itu, alumni juga berencana untuk membentuk forum komunikasi alumni MTsN 3 Banyuwangi sebagai wadah berbagi informasi, pengalaman, serta kontribusi nyata dalam pengembangan madrasah. Forum ini diharapkan dapat menjadi sarana koordinasi yang lebih intensif dalam mendukung berbagai program pendidikan dan sosial yang melibatkan alumni.

Reuni ini ditutup dengan sesi foto bersama dan doa untuk keberkahan serta kelangsungan almamater tercinta. Para peserta pun berharap agar reuni serupa dapat terus diadakan di masa mendatang, sehingga silaturahmi antaralumni tetap terjaga dan memberikan manfaat bagi generasi mendatang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Registrasi PTK Baru di Simpatika

Syarat Registrasi PTK Baru Persyaratan untuk melakukan registrasi PTK baru adalah sebagai berikut. 1. Belum memiliki PegID ataupun NUPTK 2.     Menjadi PTK di Madrasah/Sekolah yang dibuktikan dengan SK Pengangkatan  3.     Mengisi Formulir A05 Formulir tersebut diisi kemudian serahkan kepada Admin Madrasah atau Kepala Madrasah, dengan dilampiri: Pas photo berwana ukuran 4 x 6 sebanyak 1 lembar (Plus siapkan File Foto ukuran Maksimal 100 kb) 2.     Copy Kartu Keluarga 3.     Copy Ijazah SD (Terendah) 4.     Copy Ijazah Pendidikan Tertinggi 5.     Copy SK Pengangkatan sebagai PTK di madrasah tersebut Formulir A05  beserta lampirannya tersebut diserahkan kepada  Admin Madrasah  atau Kepala Madrasah untuk dimasukkan ke dalam sistem melalui "Registrasi PTK" di menu Pendidik dan Tenaga Kependidikan di Simpatika. Langkah bagi Operator atau K...

Kabar dari Armuzna

Kabar dari Armuzna Oleh: Petugas PPIH 2024 Sudah beberapa kali saya membaca kabar dari Armuzna—Arafah, Muzdalifah, dan Mina—dalam penyelenggaraan haji tahun ini. Setiap kali membaca, dada saya bergemuruh. Seperti aroma mesiu yang menggantung di udara, meletup-letup dalam kata, siap meledak dalam telunjuk jari. Tetapi saya tahan. Karena saya tahu, ini bukan hanya tentang pelayanan. Ini bukan sekadar soal logistik. Ini tentang kesabaran. Tentang mereka yang menggadaikan sebagian usia dan harta demi sebuah kata yang belum tentu bisa dibawa pulang: mabrur. Banyak yang pesimis pelaksanaan haji berjalan lancar seperti tahun 2024, pemerintah kerajaan Saudi Arabia memangkas petugas haji Indonesia, mereka yakin dengan sistem baru tidak perlu petugas terlalu banyak dari Indonesia. Awalnya kita percaya sampai pada akhirnya serumit ini kenyataannya.  Saya tahu, tidak mudah mengatur dua ratus ribu lebih jamaah Indonesia yang menyemut di tiga titik genting itu: Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Ba...

Santri Pekok

  Santri Pekok Oleh : Syafaat   Dalam Kamus Besar Bahasa Indoneai (KBBI) “pekok” artinya bodoh, bisa juga diartikan gokil, aneh atau nyleneh, bisa juga istiahnya gila/sesuatu yang tidak wajar tapi masih dalam batas garis, susah diberitahu,   berbeda dengan bodoh yang memang belum tahu. Sedangkan kata “santri” menurut wikipedia adalah sebutan bagi seseorang yang mengikuti pendidikan agama Islam di pesantren, biasanya menetap di tempat tersebut hingga pendidikannya selesai. Menurut bahasa istilah santri berasal dari bahasa Sangsekerta, “Shastri” yang memiliki akar kata yang sama dengan kata sastra yang berarti kitab suci, agama dan pengetahuan,. Ada pula yang mengatakan berasal dari kata “cantrik” yang berarti para pembantu begawan atau resi. Seorang cantrik diberi upah berupa ilmu pengetahuan oleh begawan atau resi tersebut. Tidak jauh beda dengan seorang santri yang mengabdi di pesantren, sebagai konsekwensinya pengasuh pondok pesantren memberikan ilmu pengetahuan ...