Langsung ke konten utama

Halal Bihalal Rumah Kebangsaan Karangrejo: Mengurai Silaturahmi, Merajut Kebangsaan

Banyuwangi (Warta Blambangan) Dalam hangatnya malam Sabtu (12/04/2025), Rumah Kebangsaan Karangrejo (RKBK) menjelma menjadi ruang batin yang terbuka bagi siapa pun yang merindukan silaturahmi dan kebersamaan. Di bawah langit yang bersahabat, aroma kopi dan percakapan akrab menyatu dalam suasana halal bihalal yang digelar oleh Moh Hakim Said, pemilik rumah yang juga penggerak semangat kebangsaan. 


Tak sekadar seremoni tahunan, malam itu adalah titik temu dari lintas latar: tokoh agama, pejabat pemerintahan, pemuka masyarakat, hingga para pendidik. Mereka datang membawa salam damai, tangan terbuka, dan niat yang sama: merawat persaudaraan dalam keberagaman.

Asisten 1 Sekretaris Daerah Kabupaten Banyuwangi, M. Yanuar Bramudya, menyampaikan salam Idul Fitri sekaligus membuka ruang refleksi. “Kami tak selalu sempurna,” ucapnya jujur, “namun kritik dan masukan dari masyarakat adalah cahaya bagi kami untuk terus berada di jalan yang benar.” Kata-katanya sederhana namun mengandung harapan: bahwa pemerintah bukan menara gading, melainkan bagian dari denyut rakyatnya.

Senada dengan itu, Wakapolresta Banyuwangi, AKBP Teguh Priyo Wasono, S.I.K., memberikan penghormatan atas kepercayaan masyarakat. Baginya, keterlibatan banyak pihak dalam acara ini adalah cermin kekuatan kebersamaan. “Kebhinekaan bukan beban, tapi kekayaan,” tuturnya penuh keyakinan, seolah ingin menegaskan bahwa keamanan bukan hanya tugas aparat, tapi juga hasil dari rasa saling percaya di antara sesama warga.

Hadir pula perwakilan Kementerian Agama Banyuwangi, Syafaat, bersama kepala madrasah seperti Anwarudin (MTsN 7) dan Herny Nilawati (MTsN 12). Di tengah suasana yang penuh rasa, Ir. H. Wahyudi menorehkan pesan mendalam dalam sesi refleksi kebangsaan. “Pemimpin sejati adalah mereka yang terus membaca, belajar, dan mendengarkan,” katanya. Kalimat itu menggema, seperti doa yang merambat ke setiap hati yang hadir. 


Malam pun ditutup dengan doa bersama. Dalam balutan keberagaman, para hadirin saling bersalaman, tersenyum, dan berbagi cerita. Di antara gelas-gelas yang kosong dan hidangan yang mulai mendingin, ada satu hal yang tetap hangat: semangat untuk menjaga Banyuwangi sebagai tanah damai, tempat semua bisa pulang dan merasa diterima.

Dan di Rumah Kebangsaan Karangrejo, malam itu, kebangsaan bukan sekadar wacana. Ia hidup, menyapa, dan bernafas dalam pelukan silaturahmi yang tulus.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Registrasi PTK Baru di Simpatika

Syarat Registrasi PTK Baru Persyaratan untuk melakukan registrasi PTK baru adalah sebagai berikut. 1. Belum memiliki PegID ataupun NUPTK 2.     Menjadi PTK di Madrasah/Sekolah yang dibuktikan dengan SK Pengangkatan  3.     Mengisi Formulir A05 Formulir tersebut diisi kemudian serahkan kepada Admin Madrasah atau Kepala Madrasah, dengan dilampiri: Pas photo berwana ukuran 4 x 6 sebanyak 1 lembar (Plus siapkan File Foto ukuran Maksimal 100 kb) 2.     Copy Kartu Keluarga 3.     Copy Ijazah SD (Terendah) 4.     Copy Ijazah Pendidikan Tertinggi 5.     Copy SK Pengangkatan sebagai PTK di madrasah tersebut Formulir A05  beserta lampirannya tersebut diserahkan kepada  Admin Madrasah  atau Kepala Madrasah untuk dimasukkan ke dalam sistem melalui "Registrasi PTK" di menu Pendidik dan Tenaga Kependidikan di Simpatika. Langkah bagi Operator atau K...

Kabar dari Armuzna

Kabar dari Armuzna Oleh: Petugas PPIH 2024 Sudah beberapa kali saya membaca kabar dari Armuzna—Arafah, Muzdalifah, dan Mina—dalam penyelenggaraan haji tahun ini. Setiap kali membaca, dada saya bergemuruh. Seperti aroma mesiu yang menggantung di udara, meletup-letup dalam kata, siap meledak dalam telunjuk jari. Tetapi saya tahan. Karena saya tahu, ini bukan hanya tentang pelayanan. Ini bukan sekadar soal logistik. Ini tentang kesabaran. Tentang mereka yang menggadaikan sebagian usia dan harta demi sebuah kata yang belum tentu bisa dibawa pulang: mabrur. Banyak yang pesimis pelaksanaan haji berjalan lancar seperti tahun 2024, pemerintah kerajaan Saudi Arabia memangkas petugas haji Indonesia, mereka yakin dengan sistem baru tidak perlu petugas terlalu banyak dari Indonesia. Awalnya kita percaya sampai pada akhirnya serumit ini kenyataannya.  Saya tahu, tidak mudah mengatur dua ratus ribu lebih jamaah Indonesia yang menyemut di tiga titik genting itu: Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Ba...

Santri Pekok

  Santri Pekok Oleh : Syafaat   Dalam Kamus Besar Bahasa Indoneai (KBBI) “pekok” artinya bodoh, bisa juga diartikan gokil, aneh atau nyleneh, bisa juga istiahnya gila/sesuatu yang tidak wajar tapi masih dalam batas garis, susah diberitahu,   berbeda dengan bodoh yang memang belum tahu. Sedangkan kata “santri” menurut wikipedia adalah sebutan bagi seseorang yang mengikuti pendidikan agama Islam di pesantren, biasanya menetap di tempat tersebut hingga pendidikannya selesai. Menurut bahasa istilah santri berasal dari bahasa Sangsekerta, “Shastri” yang memiliki akar kata yang sama dengan kata sastra yang berarti kitab suci, agama dan pengetahuan,. Ada pula yang mengatakan berasal dari kata “cantrik” yang berarti para pembantu begawan atau resi. Seorang cantrik diberi upah berupa ilmu pengetahuan oleh begawan atau resi tersebut. Tidak jauh beda dengan seorang santri yang mengabdi di pesantren, sebagai konsekwensinya pengasuh pondok pesantren memberikan ilmu pengetahuan ...