Langsung ke konten utama

Hajinya Orang Tidak Bisa Baca Al-Qur'an

 Hajinya Orang Tidak Bisa Baca Al-Qur'an 


Tidak ada sarat orang berangkat haji harus bisa baca Al-Qur'an, meskipun juga agak aneh jika ada orang yang agamanya karena warisan, tidak memahami agama yang telah lama dianut oleh orang tuanya, faktanya tidak sedikit orang Islam yang tidak dapat membaca Al-Qur'an, mereka hafal bacaan-bacaan shalat dan beberapa doa, dia belajar bukan dengan cara membaca, tetapi dengan cara menghafalkannya, biasanya orang seperti ini shalatnya sering dilakukan di Masjid dan dia sebagai makmum, mengikuti gerakan Imam begitu saja. 


Hal yang sering ditakutkan oleh orang yang berangkat haji adalah ketika pulang diminta doa oleh para peziarah dengan menggunakan Bahasa Arab, beberapa jamaah haji yang bisa membaca dengan cara membaca tulisan doa di handphone, ada juga yang menggunakan bahasa Indonesia, serta campuran. Biasanya yang dibaca adalah doa yang sama dibaca pada saat thawaf putaran keempat, ada juga yang hanya membaca doa sapu jagat.

Ada satu jamaah yang ketika melaksanakan ibadah haji selalu minta saya kawal, dia merasa nggak memahami masalah agama, bahkan pada saat pertama keluar Masjidil Haram usai jamaah shalat, dia berbisik bertanya, "pak ketika selesai shalat fardhu, kita shalat lagi yang hanya berdiri itu shalat apa?."

Saya menjelaskan tentang shalat jenazah, yakni menshalati orang yang sudah meninggal, berikut bacaan-bacaannya, termasuk bacaan doa dalam shalat tersebut, begitupun dengan thawaf dan Sai. Dia selalu mengikuti tepat di sampingku, saya hanya menyampaikan apa yang harus dilakukan, bacaan doa yang dia hafal selama menjalankan ritual thawaf dan Sai, saya tidak mengajarkan doa-doa dalam Bahasa Arab, karena saya tidak yakin orang ini langsung hafal bacaan-bacaannya, karena haji merupakan ibadah fisik, bahkan ketika thawaf dan Sai tidak membaca apa-apa juga sah dan tidak mengurangi nilai ibadah, bisa jadi jamaah haji yang tidak hafal bacaan-bacaan dalam ritual haji ini yang pertama mendapatkan predikat haji mabrur.

Saya menyampaikan kepada jamaah haji yang tidak dapat membaca Al-Qur'an ini tentang apa yang harus dilakukan selama ritual haji maupun umrah, karena saya tidak yakin dapat membersamai terus selama ritual haji maupun umrah, dia nampak memperlihatkan semua yang saya sampaikan, terutama tempat-tempat untuk memanjatkan doa, dan inti dari doa yang disampaikan, baik doa dalam bahasa Indonesia maupun doa dalam bahasa daerah, karena Tuhan mengerti dan mengabulkan doa dengan semua bahasa makhluknya.

Pada suatu malam jamaah ini mengajak saya makan malam di sebuah warung makanan orang Bangladesh, ada menu berbagai ikan laut yang bisa dipesan, dia bercerita bahwa setelah mengikuti saya cara Thawaf dan Sai yang menurutnya tidak ribet, tidak perlu membaca bacaan-bacaan Bahasa Arab, sehingga dia beberapa kali sudah melakukan umrah, dan saya diajak makan malam sebagai ungkapan rasa syukur karena selama musim haji telah melakukan umrah tujuh kali, dan dia merasa penyakit reumatik yang diderita tidak terasa lagi.

Saya merasakan aura keikhlasan dari jamaah haji ini, dan saya menepis kekhawatiran saya ketika mengajarkan bagaimana cara berhaji, semoga saya tetap ikhlas meskipun di traktir makan malam.

Sambil menunggu makanan siap disajikan, kita ngobrol ngalor-ngidul yang sesekali juga membahas masalah haji, jamaah ini merasa bersyukur karena meskipun ekonominya tidak terlalu kaya, namun dapat menjalankan rukun Islam kelima, dan dia juga sangat bersyukur karena ketemu dengan saya dan menjelaskan tentang haji yang tidak ribet seperti yang dibayangkan sebelumnya.

Dalam hati saya juga mbatin, gimana saya mau mengajari bacaan doa dalam bahasa Arab jika saya sendiri juga tidak hafal.


Makkah, Juni 2024.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Registrasi PTK Baru di Simpatika

Syarat Registrasi PTK Baru Persyaratan untuk melakukan registrasi PTK baru adalah sebagai berikut. 1. Belum memiliki PegID ataupun NUPTK 2.     Menjadi PTK di Madrasah/Sekolah yang dibuktikan dengan SK Pengangkatan  3.     Mengisi Formulir A05 Formulir tersebut diisi kemudian serahkan kepada Admin Madrasah atau Kepala Madrasah, dengan dilampiri: Pas photo berwana ukuran 4 x 6 sebanyak 1 lembar (Plus siapkan File Foto ukuran Maksimal 100 kb) 2.     Copy Kartu Keluarga 3.     Copy Ijazah SD (Terendah) 4.     Copy Ijazah Pendidikan Tertinggi 5.     Copy SK Pengangkatan sebagai PTK di madrasah tersebut Formulir A05  beserta lampirannya tersebut diserahkan kepada  Admin Madrasah  atau Kepala Madrasah untuk dimasukkan ke dalam sistem melalui "Registrasi PTK" di menu Pendidik dan Tenaga Kependidikan di Simpatika. Langkah bagi Operator atau K...

Kabar dari Armuzna

Kabar dari Armuzna Oleh: Petugas PPIH 2024 Sudah beberapa kali saya membaca kabar dari Armuzna—Arafah, Muzdalifah, dan Mina—dalam penyelenggaraan haji tahun ini. Setiap kali membaca, dada saya bergemuruh. Seperti aroma mesiu yang menggantung di udara, meletup-letup dalam kata, siap meledak dalam telunjuk jari. Tetapi saya tahan. Karena saya tahu, ini bukan hanya tentang pelayanan. Ini bukan sekadar soal logistik. Ini tentang kesabaran. Tentang mereka yang menggadaikan sebagian usia dan harta demi sebuah kata yang belum tentu bisa dibawa pulang: mabrur. Banyak yang pesimis pelaksanaan haji berjalan lancar seperti tahun 2024, pemerintah kerajaan Saudi Arabia memangkas petugas haji Indonesia, mereka yakin dengan sistem baru tidak perlu petugas terlalu banyak dari Indonesia. Awalnya kita percaya sampai pada akhirnya serumit ini kenyataannya.  Saya tahu, tidak mudah mengatur dua ratus ribu lebih jamaah Indonesia yang menyemut di tiga titik genting itu: Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Ba...

Santri Pekok

  Santri Pekok Oleh : Syafaat   Dalam Kamus Besar Bahasa Indoneai (KBBI) “pekok” artinya bodoh, bisa juga diartikan gokil, aneh atau nyleneh, bisa juga istiahnya gila/sesuatu yang tidak wajar tapi masih dalam batas garis, susah diberitahu,   berbeda dengan bodoh yang memang belum tahu. Sedangkan kata “santri” menurut wikipedia adalah sebutan bagi seseorang yang mengikuti pendidikan agama Islam di pesantren, biasanya menetap di tempat tersebut hingga pendidikannya selesai. Menurut bahasa istilah santri berasal dari bahasa Sangsekerta, “Shastri” yang memiliki akar kata yang sama dengan kata sastra yang berarti kitab suci, agama dan pengetahuan,. Ada pula yang mengatakan berasal dari kata “cantrik” yang berarti para pembantu begawan atau resi. Seorang cantrik diberi upah berupa ilmu pengetahuan oleh begawan atau resi tersebut. Tidak jauh beda dengan seorang santri yang mengabdi di pesantren, sebagai konsekwensinya pengasuh pondok pesantren memberikan ilmu pengetahuan ...