Langsung ke konten utama

Musium Arsitektur Masjid Nabawi

 Musium Arsitektur Masjid Nabawi 


Siang setelah sholat Dzuhur, saya diajak ke Museum Masjid Nabawi, tepatnya di arah selatan Masjid, keluar melalui pintu 305, saya memakai payung pemberian Bagian Kesehatan Kerajaan Saudi Arabia yang membuka pos kesehatan di pintu masuk 318, tempat hotel kami berada. Panas tetap sangat terasa meskipun memakai payung, karena asal panas bukan hanya dari sengatan matahari yang dapat ditangkis dengan payung, namun dari udara sekitar, sehingga saya menggunakan sorban gajah oling yang aslinya udeng segi empat saya gunakan untuk menutupi sebagian wajah, sedangkan yang mengajak saya seorang perempuan yang pandai berbahasa arab, dia menutup wajahnya dengan masker. 


Ada dua Musium berdampingan ditempat tersebut, yakni Musium perjalanan Nabi Muhammad Saw dan Musium Arsitektur Masjid Nabawi, keduanya masuk dengan menggunakan tiket, untuk Musium Arsitektur Masjid Nabawi tiket satu orang SAR 15.

Ini merupakan salah satu destinasi terpenting bagi pengunjung Masjid Nabawi karena menampilkan gambaran ilmiah kepada para pengunjung tentang berbagai tahapan perluasan dan pembangunan Masjid Nabawi sepanjang sejarah melalui sajian visual, teks dan audio, dari pertama didirikan oleh Nabi Muhammad Saw hingga perkembangan terakhir.

Museum ini merupakan bagian dari layanan yang disediakan oleh Lembaga Urusan Masjid Nabawi, terletak di halaman belakang Masjid Nabawi atau di depan Roudhoh menuju arah kiblat, yang berdiri di atas lahan seluas 2.200 meter persegi. Pengunjung akan disambut oleh sejumlah pemandu khusus dalam bahasa Arab, Urdu dan Inggris. Sementara itu, presentasi audio visual tersaji dalam 12 bahasa, dilengkapi terjemahan audio berteknologi canggih.

Kami berdua masuk dan langsung ditanyakan asal negara, kemudian diberi alat yang tersambung dengan headset, kemudian kami berjalan sesuai arah yang ditentukan.

Museum Arsitektur Masjid Nabawi menghimpun warisan sejarah dan kekayaan ilmu pengetahuan dan budaya bagi pengunjung museum. Mereka dapat mempelajari sejarah Masjid Nabawi, yang terbentang selama lebih dari 1400 tahun, sejak masjid ini didirikan pada masa kenabian, era Khilafah Rasyidah, periode-periode sesudahnya hingga masa pemerintahan Arab Saudi.


Di dalamnya, pengunjung dapat belajar tentang seluk-beluk Masjid Nabawi, kedudukannya dan keunggulan arsitekturnya, serta meningkatkan kesadaran budaya tentang peradaban Islam.l, bukan hanya audio visual yang ditampilkan dan dapat kita dengar penjelasannya melalui headset yang tersambung otomatis dengan wifi, tetapi juga terdapat beberapa artefak kuno berupa tempat lilin dan lain-lain.


Pengunjung juga bisa mengenali keistimewaan Masjid Nabawi, seperti mimbar dan mihrabnya, kubah, payung, pintu, tempat adzan, menara, halamannya, dan sejumlah fasilitas lain yang disediakan untuk para pengunjung Masjid Nabawi.


Perkembangan pembangunan masjid disajikan secara untuk melalui video dan audio yang dapat kita dengarkan melalui alat khusus yang tersambung dengan wifi dengan lambang khusus dibawah video. Begitupun dengan pemugaran rumah sayyidina Aisyah Ra dan Makam Rasulullah beserta kedua orang sahabatnya, pengunjung dapat mengetahui posisi yang tepat dimana beliau di makamkan.


Museum ini menjadi salah satu destinasi bagi pengunjung Masjid Nabawi. Museum ini telah dilengkapi berbagai hal yang memungkinkan pengunjung untuk mendapatkan pengetahuan, melalui audio, visual, maupun teks, dalam durasi kurang lebih 40 menit. Museum ini menyambut 30 orang pengunjung dalam setiap gelombang.

Museum ini menerima pengunjung selama hari kerja: Sabtu hingga Kamis, dan beroperasi dalam dua shift per hari. Shift pertama dimulai dari jam 7 pagi hingga 12 siang. Shift kedua mulai dari jam 4 sore hingga 10 malam.

Bila pengunjung masuk melalui pintu depan, maka ketika selesai, sebelum masuk ke ruang yang menyajikan cinderamata museum, pengunjung terlebih dahulu menyerahkan alat audiovisual yang dipergunakan selama dalam Musium, dan keluar lewat pintu keluar tepat di depan masjid Ghamamah.



Madinah, Juni 2024




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Registrasi PTK Baru di Simpatika

Syarat Registrasi PTK Baru Persyaratan untuk melakukan registrasi PTK baru adalah sebagai berikut. 1. Belum memiliki PegID ataupun NUPTK 2.     Menjadi PTK di Madrasah/Sekolah yang dibuktikan dengan SK Pengangkatan  3.     Mengisi Formulir A05 Formulir tersebut diisi kemudian serahkan kepada Admin Madrasah atau Kepala Madrasah, dengan dilampiri: Pas photo berwana ukuran 4 x 6 sebanyak 1 lembar (Plus siapkan File Foto ukuran Maksimal 100 kb) 2.     Copy Kartu Keluarga 3.     Copy Ijazah SD (Terendah) 4.     Copy Ijazah Pendidikan Tertinggi 5.     Copy SK Pengangkatan sebagai PTK di madrasah tersebut Formulir A05  beserta lampirannya tersebut diserahkan kepada  Admin Madrasah  atau Kepala Madrasah untuk dimasukkan ke dalam sistem melalui "Registrasi PTK" di menu Pendidik dan Tenaga Kependidikan di Simpatika. Langkah bagi Operator atau K...

Kabar dari Armuzna

Kabar dari Armuzna Oleh: Petugas PPIH 2024 Sudah beberapa kali saya membaca kabar dari Armuzna—Arafah, Muzdalifah, dan Mina—dalam penyelenggaraan haji tahun ini. Setiap kali membaca, dada saya bergemuruh. Seperti aroma mesiu yang menggantung di udara, meletup-letup dalam kata, siap meledak dalam telunjuk jari. Tetapi saya tahan. Karena saya tahu, ini bukan hanya tentang pelayanan. Ini bukan sekadar soal logistik. Ini tentang kesabaran. Tentang mereka yang menggadaikan sebagian usia dan harta demi sebuah kata yang belum tentu bisa dibawa pulang: mabrur. Banyak yang pesimis pelaksanaan haji berjalan lancar seperti tahun 2024, pemerintah kerajaan Saudi Arabia memangkas petugas haji Indonesia, mereka yakin dengan sistem baru tidak perlu petugas terlalu banyak dari Indonesia. Awalnya kita percaya sampai pada akhirnya serumit ini kenyataannya.  Saya tahu, tidak mudah mengatur dua ratus ribu lebih jamaah Indonesia yang menyemut di tiga titik genting itu: Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Ba...

Santri Pekok

  Santri Pekok Oleh : Syafaat   Dalam Kamus Besar Bahasa Indoneai (KBBI) “pekok” artinya bodoh, bisa juga diartikan gokil, aneh atau nyleneh, bisa juga istiahnya gila/sesuatu yang tidak wajar tapi masih dalam batas garis, susah diberitahu,   berbeda dengan bodoh yang memang belum tahu. Sedangkan kata “santri” menurut wikipedia adalah sebutan bagi seseorang yang mengikuti pendidikan agama Islam di pesantren, biasanya menetap di tempat tersebut hingga pendidikannya selesai. Menurut bahasa istilah santri berasal dari bahasa Sangsekerta, “Shastri” yang memiliki akar kata yang sama dengan kata sastra yang berarti kitab suci, agama dan pengetahuan,. Ada pula yang mengatakan berasal dari kata “cantrik” yang berarti para pembantu begawan atau resi. Seorang cantrik diberi upah berupa ilmu pengetahuan oleh begawan atau resi tersebut. Tidak jauh beda dengan seorang santri yang mengabdi di pesantren, sebagai konsekwensinya pengasuh pondok pesantren memberikan ilmu pengetahuan ...