Langsung ke konten utama

Masjid Abu Bakar As Sidiq Madinah

 Masjid Abu Bakar 



Kalau melihat namanya, mungkin kita berprasangka bahwa tempat tersebut dulunya merupakan tempat tinggal Abu Bakar As Sidiq, tempatnya di arah sisi kanan kiblat, barat daya (sebelah timur bagian selatan) Masjid Nabawi berdekatan dengan Masjid Ghamamah, bangunan masjid tersebut tidak terlalu besar, terbuat dari batu dan bata, dari struktur bangunan, merupakan bangunan kuno. Diatas pintu masuk terdapat papan nama yang menempel di dinding tentang nama masjid tersebut.

Saya memasuki masjid tersebut pagi, seusai menjalankan jamaah subuh di Masjid Nabawi, lokasi masjid ini Khalifah Abu Bakar Siddiq semasa hidupnya pernah menyelenggarakan salat Hari Raya bersama Rasululah SAW dan umat muslim pada waktu itu. Itulah yang kemudian melatarbelakangi didirikannya masjid di lokasi tersebut yang kemudian dinamakan Masjid Abu Bakar sebagai bentuk penghormatan. Abu Bakar As Sidiq merupakan Khalifah pertama yang menggantikan Nabi Muhammad Saw sebagai Khalifah, julukan As Sidiq (dapat dipercaya) karena beliau merupakan orang pertama yang mempercayai adanya isra mi'raj, beliau juga merupakan ayah dari Aisyah RA yang merupakan istri Nabi.

Versi lain menyebutkan bahwa lokasi masjid ini dulunya berdiri rumah kediaman Abu Bakar Ash Siddiq RA. Karena latar belakang sejarah tersebut, dibangun masjid di lokasi ini. Hanya terpaut sekitar 335 meter dari Masjid Nabawi.


Dalam sejarahnya dibangun Khalifah Umar Bin Abdul Aziz sekitar tahun ke 50H. Selanjutnya dalam bentuknya sekarang dibangun Sultan Mahmud Khan al-Utsmani (Sultan Mahmud II, wafat tahun 1255H/1839M) dan direnovasi Raja Fahd tahun 1411H tanpa mengubah bentuk aslinya. Luas Masjid Abu Bakar 19.5 x 15 meter. Pada masjid tersebut ada satu daun pintu yang diyakini asli seperti terpasang di kediaman Abu Bakar dahulu.

Didepan pintu masuk masjid ada papan nama tentang sejarah berdirinya masjid dengan versi bahwa tempat tersebut dulunya dipergunakan untuk lokasi sholat Ied oleh Kholifah Abu Bakar As Sidiq karena meneruskan yang pernah dilakukan nabi.

Beberapa jamaah masuk dalam masjid, baik hanya untuk melihat lihat saja maupun melakukan shalat, hanya ada satu pintu masuk, dan tidak ada pintu masuk untuk jamaah perempuan.

Bangunan kuno tersebut layak dikunjungi oleh jamaah haji sebagai tambahan referensi tentang pentingnya menghormati para pendahulu kita yang memberikan banyak kontribusi terhadap perluasan dakwah Islam.

Saya tadinya juga berprasangka bahwa masjid-masjid dengan nama Khulafaur Rasyidin tersebut merupakan tempat dulu para Khalifah bertempat tinggal, dan ini berubah ketika teman kami yang berprofesi sebagai dokter kloter yang fasih berbahasa inggris menjelaskan berdasarkan papan yang ada di depan masjid.

Banyak jamaah duduk-duduk depan masjid yang dilengkapi dengan taman dan beberapa tumbuhan yang terlihat terawat, burung dara khas haramain setiap pagi dan petang banyak terdapat ditempat tersebut, beberapa jamaah juga terlihat senang dengan adanya burung-burung yang nampak bersahabat dengan manusia dan tak pernah ada rasa takut ketika kita mendekatinya dengan cinta.


Madinah, 30-06-2024


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Registrasi PTK Baru di Simpatika

Syarat Registrasi PTK Baru Persyaratan untuk melakukan registrasi PTK baru adalah sebagai berikut. 1. Belum memiliki PegID ataupun NUPTK 2.     Menjadi PTK di Madrasah/Sekolah yang dibuktikan dengan SK Pengangkatan  3.     Mengisi Formulir A05 Formulir tersebut diisi kemudian serahkan kepada Admin Madrasah atau Kepala Madrasah, dengan dilampiri: Pas photo berwana ukuran 4 x 6 sebanyak 1 lembar (Plus siapkan File Foto ukuran Maksimal 100 kb) 2.     Copy Kartu Keluarga 3.     Copy Ijazah SD (Terendah) 4.     Copy Ijazah Pendidikan Tertinggi 5.     Copy SK Pengangkatan sebagai PTK di madrasah tersebut Formulir A05  beserta lampirannya tersebut diserahkan kepada  Admin Madrasah  atau Kepala Madrasah untuk dimasukkan ke dalam sistem melalui "Registrasi PTK" di menu Pendidik dan Tenaga Kependidikan di Simpatika. Langkah bagi Operator atau K...

Kabar dari Armuzna

Kabar dari Armuzna Oleh: Petugas PPIH 2024 Sudah beberapa kali saya membaca kabar dari Armuzna—Arafah, Muzdalifah, dan Mina—dalam penyelenggaraan haji tahun ini. Setiap kali membaca, dada saya bergemuruh. Seperti aroma mesiu yang menggantung di udara, meletup-letup dalam kata, siap meledak dalam telunjuk jari. Tetapi saya tahan. Karena saya tahu, ini bukan hanya tentang pelayanan. Ini bukan sekadar soal logistik. Ini tentang kesabaran. Tentang mereka yang menggadaikan sebagian usia dan harta demi sebuah kata yang belum tentu bisa dibawa pulang: mabrur. Banyak yang pesimis pelaksanaan haji berjalan lancar seperti tahun 2024, pemerintah kerajaan Saudi Arabia memangkas petugas haji Indonesia, mereka yakin dengan sistem baru tidak perlu petugas terlalu banyak dari Indonesia. Awalnya kita percaya sampai pada akhirnya serumit ini kenyataannya.  Saya tahu, tidak mudah mengatur dua ratus ribu lebih jamaah Indonesia yang menyemut di tiga titik genting itu: Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Ba...

Santri Pekok

  Santri Pekok Oleh : Syafaat   Dalam Kamus Besar Bahasa Indoneai (KBBI) “pekok” artinya bodoh, bisa juga diartikan gokil, aneh atau nyleneh, bisa juga istiahnya gila/sesuatu yang tidak wajar tapi masih dalam batas garis, susah diberitahu,   berbeda dengan bodoh yang memang belum tahu. Sedangkan kata “santri” menurut wikipedia adalah sebutan bagi seseorang yang mengikuti pendidikan agama Islam di pesantren, biasanya menetap di tempat tersebut hingga pendidikannya selesai. Menurut bahasa istilah santri berasal dari bahasa Sangsekerta, “Shastri” yang memiliki akar kata yang sama dengan kata sastra yang berarti kitab suci, agama dan pengetahuan,. Ada pula yang mengatakan berasal dari kata “cantrik” yang berarti para pembantu begawan atau resi. Seorang cantrik diberi upah berupa ilmu pengetahuan oleh begawan atau resi tersebut. Tidak jauh beda dengan seorang santri yang mengabdi di pesantren, sebagai konsekwensinya pengasuh pondok pesantren memberikan ilmu pengetahuan ...