Langsung ke konten utama

Mawar Ungu

 Mawar Ungu di Makkah 



Pagi ini saya sedang piket di loby seperti biasanya, kebetulan ada kloter yang baru datang tadi malam, wajahnya masih terlihat lelah karena baru saja melaksanakan umroh, senyum bahagia masih sempat ditebarkan menambah hangat suasana Makkah yang memang hangat.
Saya lupa namanya, bahkan lupa apakah pernah bertemu dengannya sebelumnya ataukah belum, sekuntum mawar ungu semerbak harum diserahkan, secantik orang yang menyerahkan.
Ternyata di bumi gersang yang tanahnya terdiri dari pasir dan bebatuan ini ada banyak mawar yang bisa kita nikmati, merekah seperti gadis belia yang bermakna dengan alam.
Saya tidak memperdulikan apakah pernah bertemu sebelumnya ataukah tidak, bahkan senyum manisnya juga berharap segera pudar dari ingatan.
Di tanah haram mempunyai aturan sedikit berbeda, seperti halnya ramadhan sebagai tempat mengekang diri dari nafsu yang tidak terkendali.
Ada banyak niat di kepala orang-orang yang datang, tidak semuanya murni ibadah, namun bisa jadi mereka hanya mengejar nikmatnya dunia.
Saya kira Makkah benar-benar gersang, panas menyengat tak banyak menumbuhkan buah-buahan, dan hanya kurma saja yang memang tumbuh subur di tanah ini, namun nyatanya entah dari mana datangnya buah-buahan segar banyak ditemukan di mana-mana, mawar segar kita temukan di loby hotel, terutama pertama kali kita datang.
Hotel kami dekat dengan taman,vada rumput hijau terlihat dari jauh, beberapa jamaah memanfaatkan senam dan jalan-jalan menjaga kebugaran, para tenaga kesehatan memandu mereka yang melakukan senam haji, sebuah senam ringan yang diperuntukkan bagi mereka yang sudah tidak muda lagi, beberapa diantaranya hanya jalan jalan di lorong depan kamar.
Saya penasaran dengan hijaunya rerumputan tersebut yang seakan tak layu dengan panasnya alam, tetap segar meski banyak kaki menginjaknya, terlihat sangat alami meskipun pada akhirnya saya tahu bahwa itu hanya rumput sintetis saja.
Kita menyiapkan para jamaah ini tetap sehat agar di puncak haji, entahlah apa hubungannya mawar ungu dengan jamaah haji, saya pernah menanyakan kepada Nona Cici, dokter cantik yang pagi itu juga sedang jaga di pos kesehatan, namun hanya senyum yang diberikan sebagai jawaban.
Setiap pagi kita jalan-jalan ke kamar kamar jamaah, ngobrol dengan mereka yang kadangkala hingga lupa waktu. Kita seperti saudara yang lama tidak bertemu, cerita-cerita kehidupan keluar dari mulut mereka, tentang tanaman pagi menguning hingga anak-anak yang mulai dewasa.
Masih terngiang dalam ingatan, pertama kali datang di hotel, disambut alunan shalawat, beberapa gadis cantik berjilbab hitam menyambut dengan memasang gelang maktab, mengalungkan kartu seperti para juara mendapat medali, gadis cantik berhidung mancung juga menyerahkan mawar merah maron, mawar asli yang entah dipetik darimana, hati terasa tentram karena kita disambut dengan senyum kehangatan.
Mungkin mawar yang sekarang ada di tanganku merupakan mawar sambutan selamat datang.

Makkah, 07-06-2024

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Registrasi PTK Baru di Simpatika

Syarat Registrasi PTK Baru Persyaratan untuk melakukan registrasi PTK baru adalah sebagai berikut. 1. Belum memiliki PegID ataupun NUPTK 2.     Menjadi PTK di Madrasah/Sekolah yang dibuktikan dengan SK Pengangkatan  3.     Mengisi Formulir A05 Formulir tersebut diisi kemudian serahkan kepada Admin Madrasah atau Kepala Madrasah, dengan dilampiri: Pas photo berwana ukuran 4 x 6 sebanyak 1 lembar (Plus siapkan File Foto ukuran Maksimal 100 kb) 2.     Copy Kartu Keluarga 3.     Copy Ijazah SD (Terendah) 4.     Copy Ijazah Pendidikan Tertinggi 5.     Copy SK Pengangkatan sebagai PTK di madrasah tersebut Formulir A05  beserta lampirannya tersebut diserahkan kepada  Admin Madrasah  atau Kepala Madrasah untuk dimasukkan ke dalam sistem melalui "Registrasi PTK" di menu Pendidik dan Tenaga Kependidikan di Simpatika. Langkah bagi Operator atau K...

Kabar dari Armuzna

Kabar dari Armuzna Oleh: Petugas PPIH 2024 Sudah beberapa kali saya membaca kabar dari Armuzna—Arafah, Muzdalifah, dan Mina—dalam penyelenggaraan haji tahun ini. Setiap kali membaca, dada saya bergemuruh. Seperti aroma mesiu yang menggantung di udara, meletup-letup dalam kata, siap meledak dalam telunjuk jari. Tetapi saya tahan. Karena saya tahu, ini bukan hanya tentang pelayanan. Ini bukan sekadar soal logistik. Ini tentang kesabaran. Tentang mereka yang menggadaikan sebagian usia dan harta demi sebuah kata yang belum tentu bisa dibawa pulang: mabrur. Banyak yang pesimis pelaksanaan haji berjalan lancar seperti tahun 2024, pemerintah kerajaan Saudi Arabia memangkas petugas haji Indonesia, mereka yakin dengan sistem baru tidak perlu petugas terlalu banyak dari Indonesia. Awalnya kita percaya sampai pada akhirnya serumit ini kenyataannya.  Saya tahu, tidak mudah mengatur dua ratus ribu lebih jamaah Indonesia yang menyemut di tiga titik genting itu: Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Ba...

Santri Pekok

  Santri Pekok Oleh : Syafaat   Dalam Kamus Besar Bahasa Indoneai (KBBI) “pekok” artinya bodoh, bisa juga diartikan gokil, aneh atau nyleneh, bisa juga istiahnya gila/sesuatu yang tidak wajar tapi masih dalam batas garis, susah diberitahu,   berbeda dengan bodoh yang memang belum tahu. Sedangkan kata “santri” menurut wikipedia adalah sebutan bagi seseorang yang mengikuti pendidikan agama Islam di pesantren, biasanya menetap di tempat tersebut hingga pendidikannya selesai. Menurut bahasa istilah santri berasal dari bahasa Sangsekerta, “Shastri” yang memiliki akar kata yang sama dengan kata sastra yang berarti kitab suci, agama dan pengetahuan,. Ada pula yang mengatakan berasal dari kata “cantrik” yang berarti para pembantu begawan atau resi. Seorang cantrik diberi upah berupa ilmu pengetahuan oleh begawan atau resi tersebut. Tidak jauh beda dengan seorang santri yang mengabdi di pesantren, sebagai konsekwensinya pengasuh pondok pesantren memberikan ilmu pengetahuan ...