Langsung ke konten utama

Wong Blitar Ikut Wangi Di Bumi Blambangan

Banyuwangi (Warta Blambangan) Paguyuban Warga Blitar yang tinggal di Banyuwangi (Pawartawangi) memaknai 31 tahun usianya yang lahir 12 April 1992,bertempat di Resto Kalimaya Karangrejo,Minggu (12/02/23),adakan selamatan yang ditandai tumpeng,jajan pasar,jena ng abang putih serta pecel Blitar.



Rangkaian acara yang ditandai sekar gending kebanggaan Langgam Blitar dan Bung Karno (Putra Fajar) dipandu Hj Sukarsih, acara yang dihadiri 45 orang itu berlangsung gayeng.Hiburan karaoke lagu nostalgia dan keroncong maupun campursari jawa,menambah sumringah paguyuban yang mengumpulkan sanak kadang itu.


Ketua Pawartawangi, Soejianto yang tahun 60an bareng orangtuanya babat Tegaldlimo sebagai petani, sampaikan bagaimanapun rasa kangen tanah kelahiran itu mesti ada. Dan terima kasih pada pendiri paguyuban baik yang telah terlebih dulu menghadap Tuhan maupun kini yang bisa hadir dengan keadaan fisik yang perlu teraphy rutin.Berharap silaturahmi ini terus berkelanjutan dalam persaudaraan dan berkebudayaan.



Dibumbui Edi Soeyatno pensiunan guru SDN Kepatihan mengenai makna jajan pasar dan tumpeng serta jenang abang putih."Selain merah putih itu bendera negara kita,merah itu lambangkan darah seorang ibu dan putih dari sumber kehidupan seorang bapak yang mapak atau jemput menata sebuah keluarga!" tuturnya dalam bahasa jawa kromo halus.Beliau yang berbusana beskap berharap setiap insan mau bertaqwa dan nguri-nguri seni budaya.


Puncak acara ditandai potong tumpeng yang diserahkan ke H.Mulyani Soesanto yang awal ke bumi Blambangan saat ditugasi menjadi guru di SDN 2 Tembokrejo Muncar dan pensiun sebagai Kepala SMPN 1 Rogojampi 1994.Juga ada buket bunga dan bunga mawar merah yang diterima Hj Ummi Rahayu.


Hj.Chasiastoetie Soeherman,Ketua Yayasan Gerontologi Abiyoso yang diundang  dalam acara tersebut merasa senang bisa hadir di acara yang semuanya kenal ini."Namun saya berharap ke depannya mau ajak anak kita untuk bisa nguripi blarak ngumpulno balung pisah.Dan bagus juga undang Bung Aguk Darsono dari Komunitas Gotong-royong'45 serta pengurus Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) dalam naungan bakesbangpol dari unsur etnis Jawa untuk menambah berkah manfaat dalam denyut nadi kehidupan  dan pembangunan di Kabupaten Banyuwangi!" ungkap nenek 83 tahun ini.(Aguk/AM/JN)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Registrasi PTK Baru di Simpatika

Syarat Registrasi PTK Baru Persyaratan untuk melakukan registrasi PTK baru adalah sebagai berikut. 1. Belum memiliki PegID ataupun NUPTK 2.     Menjadi PTK di Madrasah/Sekolah yang dibuktikan dengan SK Pengangkatan  3.     Mengisi Formulir A05 Formulir tersebut diisi kemudian serahkan kepada Admin Madrasah atau Kepala Madrasah, dengan dilampiri: Pas photo berwana ukuran 4 x 6 sebanyak 1 lembar (Plus siapkan File Foto ukuran Maksimal 100 kb) 2.     Copy Kartu Keluarga 3.     Copy Ijazah SD (Terendah) 4.     Copy Ijazah Pendidikan Tertinggi 5.     Copy SK Pengangkatan sebagai PTK di madrasah tersebut Formulir A05  beserta lampirannya tersebut diserahkan kepada  Admin Madrasah  atau Kepala Madrasah untuk dimasukkan ke dalam sistem melalui "Registrasi PTK" di menu Pendidik dan Tenaga Kependidikan di Simpatika. Langkah bagi Operator atau K...

Kabar dari Armuzna

Kabar dari Armuzna Oleh: Petugas PPIH 2024 Sudah beberapa kali saya membaca kabar dari Armuzna—Arafah, Muzdalifah, dan Mina—dalam penyelenggaraan haji tahun ini. Setiap kali membaca, dada saya bergemuruh. Seperti aroma mesiu yang menggantung di udara, meletup-letup dalam kata, siap meledak dalam telunjuk jari. Tetapi saya tahan. Karena saya tahu, ini bukan hanya tentang pelayanan. Ini bukan sekadar soal logistik. Ini tentang kesabaran. Tentang mereka yang menggadaikan sebagian usia dan harta demi sebuah kata yang belum tentu bisa dibawa pulang: mabrur. Banyak yang pesimis pelaksanaan haji berjalan lancar seperti tahun 2024, pemerintah kerajaan Saudi Arabia memangkas petugas haji Indonesia, mereka yakin dengan sistem baru tidak perlu petugas terlalu banyak dari Indonesia. Awalnya kita percaya sampai pada akhirnya serumit ini kenyataannya.  Saya tahu, tidak mudah mengatur dua ratus ribu lebih jamaah Indonesia yang menyemut di tiga titik genting itu: Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Ba...

Santri Pekok

  Santri Pekok Oleh : Syafaat   Dalam Kamus Besar Bahasa Indoneai (KBBI) “pekok” artinya bodoh, bisa juga diartikan gokil, aneh atau nyleneh, bisa juga istiahnya gila/sesuatu yang tidak wajar tapi masih dalam batas garis, susah diberitahu,   berbeda dengan bodoh yang memang belum tahu. Sedangkan kata “santri” menurut wikipedia adalah sebutan bagi seseorang yang mengikuti pendidikan agama Islam di pesantren, biasanya menetap di tempat tersebut hingga pendidikannya selesai. Menurut bahasa istilah santri berasal dari bahasa Sangsekerta, “Shastri” yang memiliki akar kata yang sama dengan kata sastra yang berarti kitab suci, agama dan pengetahuan,. Ada pula yang mengatakan berasal dari kata “cantrik” yang berarti para pembantu begawan atau resi. Seorang cantrik diberi upah berupa ilmu pengetahuan oleh begawan atau resi tersebut. Tidak jauh beda dengan seorang santri yang mengabdi di pesantren, sebagai konsekwensinya pengasuh pondok pesantren memberikan ilmu pengetahuan ...