Langsung ke konten utama

Selembar Bibir

            Saya pernah menjadikan selembar bibir untuk status dalam WhatAap, empat hari berturut turut dengan bibir yang berbeda. Saya tidak menyebutkan gambar bibir siapa saja yang saya jadikan status tersebut, meskipun saya mengenal semua pemilik gambar bibir tersebut. Banyak yang menganggap bahwa yang saya lakukan tersebut sebuah kegiatan kurang kerjaan, tiga diantara yang merasa mrmiliki gambar bibir tersebut  memblokir nomor saya sebagai ungkapan kesal dan kecewa  gambar bibirnya diunggah tanpa izin, ada juga yang memaki maki saya (meski lewat tulisan) yang harus saya terima dengan senyum. Terlebih ada dua gambar bibir dimana ada tahi lalat kecil diujung bibir tersebut dimana meski dibalut dengan lipstik, namun masih dapat dikenali, ada juga yang berkomentar, jika cinta langsung dilamar saja.
Sebuah pernbuatan yang kita lakukan pasti mengandung resiko yang harus kita tanggung, meskipun yang kita lakukan merupakan salah satu percobaan dari hasil penelitian seseorang yang sedang kami uji kebenarannya. Namun tidak semua orang dapat menerima ketika dirinya dijadikan objek dari percobaan tersebut tanpa izin, terlebih dilakukan di media sosial. Namun seseorang yang ingin membuktikan sebuah teori harus berani mengambil sebuah resiko, yang kadang bukan hanya di caci maupun dibenti, namun juga tidak sedikit yang harus menikmati ujung kehidupan.
Wajah adalah bagian tubuh yang paling mudah dikenali, kita mungkin sulit mengenali seseorang jika kita tidak melihat wajahnya, namun jika kita melihat wajahnya, meski kita tidak melihat seluruh tubuhnya, kita dengan mudah dapat mengenalinya, karenanya disetiap Kartu Identitas selalu menampilkan Pas Foto wajah pemiliknya, bahkan orang yang biasa bercadarpun akan melepas cadarnya ketika dia sedang melaksanakan Sholat dan Ibadah Haji ataupun Umroh, dan bibir merupakan bagian dari wajah dimana kita akan lebih mudah untuk mengenalinya dibandingkan bagian wajah lainnya, dan bukan karena dari bibir tersebut akan keluar suara dimana akan menyebutkan siapa dirinya, atau kita dapat mengenal suara tersebut meski tidak menyebutkan namanya, namun karena bibir  akan lebih mudah dikenali daripada bagian wajah lainnya. Saya tidak tahu apa ada hubungannya dengan teori bahwa bibir dan beberapa centi diatasnya adalah inti dari wajah, sebagaimana terori yang pernah saya terapkan dengan menjadikan beberapa bibir dalam status saya dan ternyata hasilnya “menakjubkan”.
Ada ungkapan bahwa mulutmu harimaumu, dimana dalang ungkaan tersebut bermakna bahwa apa yang keluar dari selembar bibir dapat menyakiti orang lain, bahkan dapat menimbulkan perang.juga bisa mencelakakan diri sendiri. Ungkapan ini juga mempunyai makna bahwa setiap kata mempunyai kekuatan yang sangat besar efeknya, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain, baik dampak positif maupun dampak negatif. Kata atau kalimat yang sama akan dirasakan berbeda ketika keluar dari bibir yang berbeda, hal ini bukan sekedar tekanan kata yang berbeda, namun adanya aura yang berbeda dari tiap tiap orang yang akan kita rasakan ketika kita mendengan perkataannya.
 Perkambangan tehnologi telah mengembangkan peribahasa tersebut dimana bukan hanya mulutmu harimaumu, tetapi juga jari jarimu harimaumu, hal ini dikarenakan jari jari yang dengan lincah senam diatas keyboard mengukir kata untuk disampaikan ke media sosial juga dapat memberikan dampak yang luar biasa, dimana kata kata tersebut dapat memberikan inspirasi dan semangat, namun juga dapat menimbulkan ujaran kebencian dimana undang undang memungkinkan untuk memenjarakan ujaran kebencian tersebut. Karenanya harimau yang ada pada selembar bibir dan jari jari harus dijaga agar memberikan banyak manfaat dan menghindarkan diri dari malapetaka.
Puasa bukan hanya mencegah selembar bibir untuk menikmati makanan dari subuh hingga maghrib, meskipun dampak dari tidak adanya asupan makanan tersebut dapat menimbulkan bau yang tidak sedap. Yang kadang juga mengakibatkan berkurangnya rasa percaya diri ketika berkomunikasi. Karenanya dalam berpuasa disunnahkan banyak membaca Al Qur’an, hal ini bukan hanya mencegah diri agar tidak berkata kotor, namun juga dapat mengurangi bau mulut yang tidak sedap. Puasa seharusnya juga mencegah selembat bibir untuk tidak berkata kotor dan menyakiti perasaan orang lain agar puasa yang dilaksanakan tidak terkesan hampa yang hanya mendapatkan lapar dan dahaga saja. Tetapi jjuga memberikan manfaat yang lebih untuk peningatan kwalitas diri dan keimanan seseorang.
Mengutip tulisan H. Subhan Nur, Kasi Metode dan Pengembangan Dakwah Bimas Islam, bahwa Salah satu manfaat kesehatan bagi orang yang gemar membaca Al-Qur’an adalah mengurangi kadar CO2 (karbon dioksida) pada otak. Otak manusia memerlukan suplai oksigen yang berlimpah agar sel-sel otak dapat bekerja secara normal. Jika suplai oksigen berkurang maka CO2 akan cepat mengisi kekosongan sehingga mengakibatkan penurunan daya berpikirdankonsentrasi sertamelemahkan ingatan. Untuk menormalkan kembali fungsi otak, makakadar CO2 harus dikurangi dan suplai oksigen ditambah. Salah satu ikhtiarnya adalah tilawah Al Qur’an minimal 100 ayat perhari/30 menit setiap hari. Menurut dr. Arman Yurisaldi, seorang dokter spesialis syaraf dari Rumah Sakit Satyanegara bahwa terdapat sinkronisasi antara pelafalan huruf dengan ilmu kesehatan tubuh dan membaca Al Qur’an yang sesuai dengan tuntunan ilmu tajwid dan makhrajnya berdampak positif terhadap kesehatan tubuh dan proses penyembuhan penyakit.

oleh : Syafaat



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Registrasi PTK Baru di Simpatika

Syarat Registrasi PTK Baru Persyaratan untuk melakukan registrasi PTK baru adalah sebagai berikut. 1. Belum memiliki PegID ataupun NUPTK 2.     Menjadi PTK di Madrasah/Sekolah yang dibuktikan dengan SK Pengangkatan  3.     Mengisi Formulir A05 Formulir tersebut diisi kemudian serahkan kepada Admin Madrasah atau Kepala Madrasah, dengan dilampiri: Pas photo berwana ukuran 4 x 6 sebanyak 1 lembar (Plus siapkan File Foto ukuran Maksimal 100 kb) 2.     Copy Kartu Keluarga 3.     Copy Ijazah SD (Terendah) 4.     Copy Ijazah Pendidikan Tertinggi 5.     Copy SK Pengangkatan sebagai PTK di madrasah tersebut Formulir A05  beserta lampirannya tersebut diserahkan kepada  Admin Madrasah  atau Kepala Madrasah untuk dimasukkan ke dalam sistem melalui "Registrasi PTK" di menu Pendidik dan Tenaga Kependidikan di Simpatika. Langkah bagi Operator atau K...

Kabar dari Armuzna

Kabar dari Armuzna Oleh: Petugas PPIH 2024 Sudah beberapa kali saya membaca kabar dari Armuzna—Arafah, Muzdalifah, dan Mina—dalam penyelenggaraan haji tahun ini. Setiap kali membaca, dada saya bergemuruh. Seperti aroma mesiu yang menggantung di udara, meletup-letup dalam kata, siap meledak dalam telunjuk jari. Tetapi saya tahan. Karena saya tahu, ini bukan hanya tentang pelayanan. Ini bukan sekadar soal logistik. Ini tentang kesabaran. Tentang mereka yang menggadaikan sebagian usia dan harta demi sebuah kata yang belum tentu bisa dibawa pulang: mabrur. Banyak yang pesimis pelaksanaan haji berjalan lancar seperti tahun 2024, pemerintah kerajaan Saudi Arabia memangkas petugas haji Indonesia, mereka yakin dengan sistem baru tidak perlu petugas terlalu banyak dari Indonesia. Awalnya kita percaya sampai pada akhirnya serumit ini kenyataannya.  Saya tahu, tidak mudah mengatur dua ratus ribu lebih jamaah Indonesia yang menyemut di tiga titik genting itu: Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Ba...

Santri Pekok

  Santri Pekok Oleh : Syafaat   Dalam Kamus Besar Bahasa Indoneai (KBBI) “pekok” artinya bodoh, bisa juga diartikan gokil, aneh atau nyleneh, bisa juga istiahnya gila/sesuatu yang tidak wajar tapi masih dalam batas garis, susah diberitahu,   berbeda dengan bodoh yang memang belum tahu. Sedangkan kata “santri” menurut wikipedia adalah sebutan bagi seseorang yang mengikuti pendidikan agama Islam di pesantren, biasanya menetap di tempat tersebut hingga pendidikannya selesai. Menurut bahasa istilah santri berasal dari bahasa Sangsekerta, “Shastri” yang memiliki akar kata yang sama dengan kata sastra yang berarti kitab suci, agama dan pengetahuan,. Ada pula yang mengatakan berasal dari kata “cantrik” yang berarti para pembantu begawan atau resi. Seorang cantrik diberi upah berupa ilmu pengetahuan oleh begawan atau resi tersebut. Tidak jauh beda dengan seorang santri yang mengabdi di pesantren, sebagai konsekwensinya pengasuh pondok pesantren memberikan ilmu pengetahuan ...