Langsung ke konten utama

Perkembangan Pesantren di era Modern


Beberapa waktu lalu saya mendampingi peneliti dari Litbang Kementerian Agama yang meneliti budaya literasi madrasah dilingkungan pondok pesantren, dimana penelitian ini dikhususkan bagi pondok pesantren yang mempunyai lembaga pendidikan formal tingkat atas. Beberapa tahun sebelumnya saya juga terlibat sebagai peneliti pembantu dari Litbang Kementerian Agama yang meneliti keberadaan dan keberlangsungan pondok pesantren yang ada di Indonesia, dimana hasil penelitian tersebut dipergunakan sebagai bahan pengambilan kebijakan pemerintah dan penyusunan rancangan Undang Undang pondok Pesantren.
Dari quisioner yang kami sampaikan di beberapa pesantren di Banyuwangi yang dipilih secara random didasarkan pada bentuk dan model pendidikan yang dilakukan pada pesantren tersebut, sebagian besar pesantren tradisional, (sebutan dari pesantren lama) yang masih bertahan dan berkembang adalah pondok pesantren yang juga mempunyai lembaga pendidikan formal. Beberapa pondok pesantren yang tidak menerapkan pendidikan formal didalamnya juga masih ada yang bertahan dan berkembang, namun ada juga yang dianggap mati suri karena pesantren yang pernah mengalami kejayaan dimasanya tersebut kini seakan hidup tanpa santri.

Dari perkembangannya pondok pesantren dibagi menjadi menjadi dua, yakni pondok pesantren salaf dan pondok pesantren modern, dimana pondok pesantren sebagai salah satu lembaga pendidikan tertua di Indonesia dalam perkembangan awalnya semuanya merupakan pondok pesantren salaf atau salafiyah, yakni pondok pesantren yang mengkaji “kitab kitab kuning”. Dengan perkembangan zaman pondok pesantren ini ada yang masih tetap bertahan dengan sistim pengajaran kitab kuning murni dengan sistem “bandongan”, yakni proses transver keilmuan yang dilakukan dengan cara seorang ustad membacakan kitab dan menterjemahkan sedemikian rupa sehingga para santri yang menyimak dengan kitabnya masing masing mudah mengetahui baik arti maupun fungsi kata dalam suatu rangkaian kalimat dalam kitab kuning yang diajarkan tersebut. Pada quisioner yang kami berikan, juga didata kitab kitab yang diajarkan pada pesantren tersebut, dimana kitab kitab tersebut mengajarkan mulai dari kitab dasar sampai dengan kitab yang bermuatan tinggi dimana pengkajiannya semakin detail.
Sebagian besar pondok pesantren ini dalam perkembangannya, juga membuka lembaga pendidikan formal, sehingga santri disamping belajar kitab di pesantren juga sekolah pada pendidikan formal. Dimana pendidikan formal yang dimiliki pondok pesantren ini bukan hanya menampung para santri yang ada di pesantren, namun juga menerima siswa dari luar pesantren dan tidak harus mondok atau belajar di pesantren. Sedangkan Pondok pesantren modern memadukan pendidikan ala pesantren dengan pendidikan formal, dimana dalam pondok pesantren modern ini semua santri belajar pada pendidikan formal yang ada di pesantren, dan harus menginap dan mengikuti semua kegiatan yang ada di pesantren, kalender pendidikan yang ada di pesantren mengikuti kalender pendidikan yang diterbitkan oleh pemerintah.
Ketika saya mendampingi penelitian Literasi pada Madrasah dilingkungan Pondok Pesantren, sesuai dengan perkembangan zaman di era digital, pemanfaatan tehnologi juga berlaku dipesantren, dimana di beberapa pesantren yang diteliti, meskipun semua pesantren melarang penggunaan Handphone kepada santrinya, namun pada saat tertentu mereka diperbolehkan menggunakan saluran internet untuk keperluan pendidikan dan pengembangan keilmuwan, dimana dalam pesantren ini disediakan ruang laboratorium khusus sehingga penggunaan komputer dapat terpantau.
Dulu sebelum marak menggunaan komputer dan era digital, di pesantren biasanya dipampang surat kabar pada media dinding, sehingga para santri dapat membacanya setiap hari. Hal ini dilakukan agar para santri tidak ketinggalan informasi. Dengan perkembangan tehnologi dimana kitab kitab sudah banyak yang diterbitkan secara digital, akan memudahkan dalam mempelajari kitab kitab tersebut secara terarah, karena tujuan dari pesantren adalah menyiapkan generasi unggul yang santun.
Pondok Pesantren adalah asrama pendidikan traddisional dimana pesantren pengertian dasarnya adalah tempat belajarnya para santri,dimana kata santri ini dari beberapa sumber dinyatakan berasal dari bahasa sangsekerta atau jawa kuno yakni Cantrik yang artinya orang yang selalu mengikuti gurunya, sedangkan Pondok berasal dari bahasa arab Funduq yang berarti asrama atau hotel. Istilah lain yang digunakan Untuk Pesantren adalah mahad, dimana saat ini beberapa perguruan tinggi terutama dibawah naungan atau binaan Kementerian Agama juga menyediakan fasilitas mahad ini untuk mahasiswanya, begitupun dengan beberapa Madrasah, sehingga jika sebelumnya ada Pondok Pesantren atau mahad yang mempunyai Madrasah atau Sekolah, saat ini ada Madrasah atau Sekolah yang mempunyai Pondok Pesantren atau mahad.
Adanya tren sekolah yang dilengkapi dengan Mahad atau pesantren ini sebagai salah satu bukti bahwa pendidikan sistim pesantren sebagai salah satu pilihan dalam sistim pendidikan di Indonesia yang mampu menciptakan pendidikan unggul dengan karakter khusus keagamaan yang kuat sebagaimana diamanahkan oleh undang undang. Beberapa perguruan tinggi terkemuka juga melirik lulusan pesantren dengan jalur khusus istimewa masuk perguruan tinggi tersebut. Saat ini lulusan pesantren bukan hanya meluluskan ahli agama, namun juga disiplin ilmu lainnya yang dikenal dengan istilah ilmu umum.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Registrasi PTK Baru di Simpatika

Syarat Registrasi PTK Baru Persyaratan untuk melakukan registrasi PTK baru adalah sebagai berikut. 1. Belum memiliki PegID ataupun NUPTK 2.     Menjadi PTK di Madrasah/Sekolah yang dibuktikan dengan SK Pengangkatan  3.     Mengisi Formulir A05 Formulir tersebut diisi kemudian serahkan kepada Admin Madrasah atau Kepala Madrasah, dengan dilampiri: Pas photo berwana ukuran 4 x 6 sebanyak 1 lembar (Plus siapkan File Foto ukuran Maksimal 100 kb) 2.     Copy Kartu Keluarga 3.     Copy Ijazah SD (Terendah) 4.     Copy Ijazah Pendidikan Tertinggi 5.     Copy SK Pengangkatan sebagai PTK di madrasah tersebut Formulir A05  beserta lampirannya tersebut diserahkan kepada  Admin Madrasah  atau Kepala Madrasah untuk dimasukkan ke dalam sistem melalui "Registrasi PTK" di menu Pendidik dan Tenaga Kependidikan di Simpatika. Langkah bagi Operator atau K...

Kabar dari Armuzna

Kabar dari Armuzna Oleh: Petugas PPIH 2024 Sudah beberapa kali saya membaca kabar dari Armuzna—Arafah, Muzdalifah, dan Mina—dalam penyelenggaraan haji tahun ini. Setiap kali membaca, dada saya bergemuruh. Seperti aroma mesiu yang menggantung di udara, meletup-letup dalam kata, siap meledak dalam telunjuk jari. Tetapi saya tahan. Karena saya tahu, ini bukan hanya tentang pelayanan. Ini bukan sekadar soal logistik. Ini tentang kesabaran. Tentang mereka yang menggadaikan sebagian usia dan harta demi sebuah kata yang belum tentu bisa dibawa pulang: mabrur. Banyak yang pesimis pelaksanaan haji berjalan lancar seperti tahun 2024, pemerintah kerajaan Saudi Arabia memangkas petugas haji Indonesia, mereka yakin dengan sistem baru tidak perlu petugas terlalu banyak dari Indonesia. Awalnya kita percaya sampai pada akhirnya serumit ini kenyataannya.  Saya tahu, tidak mudah mengatur dua ratus ribu lebih jamaah Indonesia yang menyemut di tiga titik genting itu: Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Ba...

Santri Pekok

  Santri Pekok Oleh : Syafaat   Dalam Kamus Besar Bahasa Indoneai (KBBI) “pekok” artinya bodoh, bisa juga diartikan gokil, aneh atau nyleneh, bisa juga istiahnya gila/sesuatu yang tidak wajar tapi masih dalam batas garis, susah diberitahu,   berbeda dengan bodoh yang memang belum tahu. Sedangkan kata “santri” menurut wikipedia adalah sebutan bagi seseorang yang mengikuti pendidikan agama Islam di pesantren, biasanya menetap di tempat tersebut hingga pendidikannya selesai. Menurut bahasa istilah santri berasal dari bahasa Sangsekerta, “Shastri” yang memiliki akar kata yang sama dengan kata sastra yang berarti kitab suci, agama dan pengetahuan,. Ada pula yang mengatakan berasal dari kata “cantrik” yang berarti para pembantu begawan atau resi. Seorang cantrik diberi upah berupa ilmu pengetahuan oleh begawan atau resi tersebut. Tidak jauh beda dengan seorang santri yang mengabdi di pesantren, sebagai konsekwensinya pengasuh pondok pesantren memberikan ilmu pengetahuan ...