Langsung ke konten utama

Postingan

BERKIBARLAH NAMA MU

 BERKIBARLAH NAMA MU oleh : Faiz Abadi Berkibarlah namaMu dalam hati seluruh penduduk negeri Tak terpisahkan dalam setiap derap langkah Tak terputus dari segenap gerak kehidupan Tak terlepas dari derap-derap roda pembangunan Segenap pembangunan fisik Segenap pembangunan pemikiran bangsa Segenap pembangunan mental spiritual bangsa Segenap persatuan kesatuan hati penduduk negeri Selalu terkait dan terikat harmoni ketetapan serta hukum-hukum tuhan Berkibarlah keAgungan namaMu

TERBANGLAH SEBELUM HINGGAP

 TERBANGLAH SEBELUM HINGGAP oleh ; Faiz Abadi Manakala jiwa telah memandang jasad Lebih banyak ungkap penyesalan Syariat jasmani mengapa terus diperdebatkan Hingga ego lebih besar dari kepala Hasrat hati terkubur di meja panas Mana mungkin makrifat  Hakekat lentera pada hati selalu padam Setelah puas mendengkur tidur Masihkah lampu menyala terang Sedang nelangsa terus mendera Tatkala nama tuhan tak bersemayam Apakah hingga tubuh hancur binasa Takkan bisa terjawab Semua nyanyi rindu sebenarnya Menari Menarilah hingga petang hari Tetapi tarian itu bernama harmoni semesta Setelah itu marilah terbang  Jangan hentikan sebelum sholawat belum bersemayam Terus berlari genggam sari Al Ikhlas Yakinlah kelak Firman akan Hinggap Sebelum terbit fajar tinggalkan subuh Matahari bersama bulan tetap setia pada perhitungan

BENARKAH HAM

 BENARKAH HAM oleh : Faiz Abadi Kita dengar teriakan nyaring Dari tuan pemilik veto Atas tragedi pelanggaran Namun bila mereka sekutu Kalian berikan veto perlindungan Apa bedanya dengan diskriminasi Si kecil terjepit di tengah ketiak Terinjak di telapak saat berteriak Tutup mata ketika tragedi kemanusiaan melanda  Tutup telinga padahal warga juga ;menjadi korban di Gaza Rachel Aliene Corrie terkubur bersama angan perdamaian Negeri kelahiran sudah tak berarti lagi Suara tuhan telah hinggap Pada kepak sayap nurani Terbang bersama kebebasan jiwa Tinggalkan jasad-jasad penuh diplomasi Di balik kepentingan-kepentingan bertopeng Tuan-tuan besar pemilik veto Segenap tragedi timbulkan kematian Setiap kematian wariskan dendam Apakah masih bicarakan HAM

BERIKAN BUKAN MILIKMU

 BERIKAN BUKAN MILIKMU oleh : Faiz Abadi Segeralah kembalikan  Semua bukan milikmu Apabila petang datang membayang Gelisah datang mendera Teringat kala pagi hingga senja Sekujur badan tersia-sia Hingga jiwa sangat lapar Sedangkan tubuh terlalu kenyang Tak peduli berbagi pada kelaparan sekitarnya Kadang terlalu sedikit Untuk disebut dermawan Terjebak pada hasrat sifat Sedangkan pemilik sifat terlupakan Masihkah terbiarkan nurani kehausan Setelah petang hilang Bergantian lahir raga baru Ibu baru melahirkan raga baru Ayah baru titipkan warna baru Alangkah rasa memiliki sangat menyiksa Menghimpit dada ketika harus kembali Apalagi harta tersisa berjalan sia Kadang saling bunuh antar saudara Terkadang anak-anak baru juga lupa Siapa pemilik sebenarnya Mengapa tidak lebih cerdas dari sang mualaf Nol kan semuanya Berikan segenap harta benda Pada segenap ladang jariyah Tempat-tempat ibadah Tempat-tempat menuntut ilmu Tempat-tempat kebaikan Di mana pemilik sifat terus di Agung kan

CEMBURU TAK BERUJUNG

 CEMBURU TAK BERUJUNG Oleh : Faiz Abadi Cemburu menyelinap begitu saja Pada raga- raga di sekitar Bahkan terlalu membakar hati Ketika rasa iri datang Ketika hasad menghampiri Hasutpun mulai tebarkan kata-kata Hinggap kesana kemari Hingga tempat terendah  Dibakar api cemburu Padahal hanya pada jasmani tidak sama Mengapa bila warna tidak sama Mungkin terlihat lebih mengkilap Mestinya semua mengerti Mereka terkadang membandingkan juga Sehingga juga cemburu Terkadang terlalu bangga  Lahirlah diskriminasi warna Bahkan membunuh lainnya Seperti pembantaian Yahudi oleh Hitler Lahirkan dendam berkepanjangan Di tanah perebutan terus membara Dunia pun terbelah Terbakar rasa empati Lahirlah simpati-simpati untuk ketidak adilan Sedangkan cemburu terus memburu Dirikan pemukiman baru Terus merampas tanah tersisa Diklaim milik nenek moyangnya Tak pedulikan nyawa anak bahkan sang bunda

TERHENYAK

 TERHENYAK Oleh : Faiz Abadi Bom-bom berjatuhan di Gaza Tembakan roket balasan dari pejuang Palestina Belum cukupkah Menghenyakkan semuanya Dibalik kelemahan selalu ada penindasan Di atas kekuasaan sering terselip kesewenang-wenangan Di antara derap kehidupan selalu ada persaingan Terlepas sehat atau tidak Bergantung Siapa dirinya Pagi cerah di atas langit megah Pelan-pelan berganti terik mentari Perlahan senja membayang Malam pun segera tiba Terus berganti siang dan malam Cerita manusia tidaklah terlalu berbeda Makan, minum, tidur, perjuangan,  eksistensi, eksploitasi Lalu tercermin lewat mimpi Terlintas seperti apa Dalam dengkur semalam semua manusia angankan apa? Gelegak gelombak ombak Pendam geram magma bumi Seolah menunggu muntahkan marahnya Mengapa masih ada terjebak pada lubang sama Apakah karena kita masih bangsa manusia Apabila malapetaka datang Barulah semuanya terhenyak

Gesah Lentera Sastra

  Gesah Lentera Sastra Bertempat di Pringsewu Osing Resto Rogojampi, Lentera Sastra (Terminal Literasi Pegawai Kementerian Agama) Kabupaten Banyuwangi mengadakan gesah sastra  secara online dan offline, Jumat (7/5). Pertemuan yang dilakukan dengan judul Buka bersama semi online tersebut membahas perkembangan karya tulis dilingkungan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi. Ketua Lentera Sastra H.Syafaat menyampaikan bahwa komunitas Lentera Sastra tidak mengadakan pertemuan dengan menghadirkan seluruh anggota secara bersama, hal ini dilakukan untuk menghindari kerumunan guna mencegah penularan covid-19. "Buka bersama tidak harus di tempat yang sama, yang penting waktunya bersama dan ada kebersamaan" ungkapnya. Dalam kesempatan tersebut gesah sastra disamping membahas berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan seperti Lounching buku "Pojok Romanza", sebuah buku Antologi puisi untuk mengenang almarhum Achlis Yusrianto secara virtual, juga menyempurnakan kepengurusa...