Langsung ke konten utama

Postingan

Kerinduanku Terenggut Corona

Kerinduanku Terenggut Corona Oleh : Yusi Nia Sar i Pada layar kaca usang disudut ruangan, tempat kita menikmati berita TV, kurasakan sepi disetiap celah pojok kelas, riuh gaduh yang biasa terdengar, canda gurau dengan segala riang, berkeluh kesah tanpa sebuah pertikaian, Bahkan damai dengan semua nuansa perbedaan. Kini kita hanya sebatas ketikan yang ada pada baris-baris kotak dilayar genggam, sebatas tawa  berpautan pada rona emoji, dan menembus rindu hanya berhadapan pada ponsel, ini hanya sebatas kita yang tidak bisa mendaratkan pelukan. Semua mulai terbatasi tidak ada lagi senda gurau atau setakat bersemuka dengan semua teman, guru, karyawan, dan warga sekolah lainnya. Aku rindu, Atas segala dimensi yang pernah kita tempati, belajar bersama-sama dengan kekompakan yang amat kuat, antusias yang membara, semangat berapi-api, serta gelora yang selalu berkobar. Ah sial , kita sudah menerima hasil nilai tahun ajaran ini, Kalian pasti paham bukan? Mungkin tahun ajar...

Biarlah Kenangan Kita Sebatas Bayangan

Biarlah Kenangan Kita Sebatas Bayangan Oleh; Tria Aini Wulandari, S.Pd Tanpa sengaja ku buka galeri Handphone, kurasakan ada yang menari-nari dalam benakku. Ketika jari lentikku menggeser layar slide by slide, seolah diriku diajak berkelana dalam memori lama. Mengingatkanku akan pertemuanku denganmu adalah sebuah takdir yang tak bisa kita tentukan sendiri. Pertemuan yang awal membawa keraguan dan ketidakpastian. Apakah aku pantas bersanding denganmu? Apakah aku bisa menyeimbangimu? Apakah aku bisa membimbingmu dengan sepenuh hati? Apakah aku bisa berteman baik denganmu? Dan apakah kita bisa saling mengerti dan peduli satu sama lain?   Begitu banyak pertanyaan yang muncul dibenakku kala itu sehingga membuatku dilema. Tapi tidak setelahnya, mengenalmu dalam sekejap dunia terasa indah. Layaknya orang sedang jatuh cinta. Tak ingin seharipun ada yang kulewati tanpa dirimu. Hari-hari kuhabiskan, walau engkau hanya sebatas orang asing yang di kirim Tuhan sejenak dalam kehidupanku ...

Melayani Dengan Sepenuh Hati

Melayani Dengan Sepenuh Hati Oleh : Eny Susiani Melayani dengan hati, ah seperti slogan saja, hanya abang abang lambe . Mungkin ada yang berfikir seperti itu. Tapi tunggu dulu, itulah yang kami lakukan, mengakhiri pembelajaran dengan pembagian Raport siswa. Kami buat undangan dengan memperhatikan protokol kesehatan di era kebiasaan anyar (New Normal) mulai kami layani di meja meja yang kami tata di luar kelas berjauhan, wajib memakai masker, wajib cuci tangan, himbauan tidak berkerumun, tidak usah bersalaman apalagi cipika cipiki, tidak tanda tanga dan hanya di beri tanda centang untuk kehadiran, wali kelas dan guru yang melayani mengunakan face shild, kehadiran orang tua dilakukan beberapa shif yang mengakibatkan kegiatan semakin lama, tidak adalagi rapat besar wali murid dengan komite. Ah ternyata semua itu tidak cukup menyakinkan untuk sebagian wali siswa, ada yang tetap tidak berani hadir dengan segala argumennya, bahkan mereka ada yang tetap ngotot minta dikirim file P...

New Normal Biasa Namun Jadi Primadona

New Normal Biasa Namun Jadi Primadona Oleh Eny Susiani New normal alias normal baru atau kebiasaan anyar sebenarnya sangat biasa karena namanya normal ya normal atau biasa biasa saja, namun ternyata hal yang biasa bisa menjadi istimewa bahkan sangat istimewa dan menjadi primadona baru, menjadi buah bibir dimana mana mulai dari Presiden, para petinggi , orang biasa dan gaungnya  terdengar  diseantero negeri bahkan hampir di seluruh penjuru dunia bak bunga mawar yang sedang mekar mekarnya, bak gadis cantik swetseventen yang mengundang pesona menjadi buah bibir dimanapun berada. Normal memang biasa tidak istimewa bila keadaan  sedang normal, tetapi bisa menjadi sebuah asa baru bila keadaan sangat tidak normal, dimana kita semua tahu bahwa beberapa bulan terakhir ini tiba tiba dunia diguncangkan oleh kehadiran makhluk kecil yang disebut dan diberi  nama covid 19. Tentara kecil kiriman Tuhan Allah yang bahkan  mereka tidak tahu dengan nama mereka. Namun keha...

PAT Online Dan Segala Keruwetannya.

PAT online dan segala keruwetannya. Oleh : Eny Susiani PAT ( Peniaian Akhir Tahun) kali berbeda dari biasanya. Kalau biasanya persiapan PAT itu identik dengan pembagian kartu peserta, menata bangku, menempel nomor ujian, membuat denah ruang dan denah kelas, serta sekertariat dan hal tetek bengek tersebut sama sekali tidak berlaku. Sama sibuknya, sama njlimetnya tapi beda karena semua serba virtual , kartu untuk masuk ke server elearning madrasah milik resmi Kementrian Agama di bagi secara online, tidak ada bangku,tidak ada denah, tidak ada pengawas ruang favorit dan pengawas innalilahi atau pengawas masyaallah. Jadi teringat ketika Semesteran biasa pakai kertas maupun perangkat elektronik tapi tetap ada siswa dan guru dalam satu ruang, para siswa setia hari harap harap cemas menunggu siapa yang bakal menjadi pengawasnya karena kata mereka itu berdampak signifikan terhadap hasil ujian, jadi doa mereka hari itu mendapat pengawas yang sabar bukan pengawas yang kiler, mereka pu...

Membangun Karakter Anak Di Rumah Saat Pandemi Covid-19

                 Dunia tergoncang dengan datangnya wabah corona yang semakin menyebar ke seluruh penjuru dunia. Virus ini telah mengakibatkan aktifitas manusia sebagian terhenti, karena penyebaran virus ini melalui sentuhan terhadap benda di sekitar kita. Memaksa manusia sebagai makhluk sosial untuk berhenti bersosialisasi dengan orang lain (Socia Distancing), tidak bersalaman dan jaga jarak aman minimal 1 meter. Demi keamanan, sekolah dan madrasah pun di tutup, dunia pendidikan tergoncang. Siswa harus tetap belajar di rumah, guru pun harus tetap mengajar dari rumah. Sistem pembelajaran daring pun menjadi solusi agar interaksi proses pembelajaran tetap bisa di laksanakan.                 Peran orang tua menjadi sangat penting dalam melancarkan proses pembelajaran tersebut. Tidak sedikit orang tua merasa kewalahan dalam mengatur kedisiplinan anak dalam belajar,...

Maaf Sayang, Kecele Lagi..

Sepanjang sejarah dunia,   baru kini terjadi.   Siswa harus libur atau istilah kerennya Belajar Dari Rumah (BDR). Tidak hanya satu dua hari saja. Bahkan kini sudah memasuki bulan ke-4. Senin, 16 Maret 2020 merupakan tonggak awal dari pengumuman Work From Home (WFH)   dan stay at home disampaikan. Menjelang pengumuman itu, Bupati Banyuwangi mengadakan video conference dengan sejumlah Kepala Dinas terkait pada hari Minggu,   15 Maret 2020, sekitar pukul 20.00 - 22.00 WIB. Alhasil,   pada malam itu resmi dinyatakan semua siswa dari tingkat dasar hingga tingkat atas diwajibkan Belajar dari rumah. Sungguh kehebohan masal terjadi pada pagi tersebut. Betapa tidak. Efek Surat Edaran Bupati tersebut, berakibat sangat dahsyat. Banyak pedagang dan penjual makanan ringan yang mengais rejeki bersumber dari kegiatan sekolah,   mengalami Kebangkrutan Massal. Mungkin untuk sebagian orang tidak berdampak atau bisa dianggap biasa saja atau bahkan sepele. Namun bag...