Langsung ke konten utama

Rindu Sate Bulu

 Rindu Sate Bulu



Memasuki ruang utama Masjid Al Maruf Bulusan, suasana serasa sudah sampai Masjid Nabawi, marmer besar terhampar ruang dingin dari AC besar yang tiada matinya menambah kesejukan yang kontras dengan udara luar panas menyengat. Kami para petugas haji yang harus berangkat mendahului jamaah beristirahat sebentar untuk menunaikan sholat Dzuhur dan Ashar Jamak Takdzim qosor, kami memanfaatkan kemudahan yang diberikan Tuhan untuk ibadah Sholat dalam perjalanan, karena agama itu tidak memberatkan, memudahkan umatnya menjalankan perintah agama, karenanya sebagian sekolah melaksanakan study tour atau entah apalagi namanya yang salah satu manfaatnya mereka dapat mempraktikkan cara Sholat ketika berada dalam perjalanan.

Kebetulan saya bertemu dengan Alma, siswi MI Darunnajah yang saya minta mengambil gambar kami di masjid tersebut, senyum Alma tetap manis seperti ibunya,   sekarang dia sudah kelas enam, tinggi semampai dan tetap jadi anak pendiam. Dia bareng kedua orang tuanya yang saya tidak menanyakan darimana. Yang jelas semua yang datang ke Masjid Al maruf untuk melaksanakan shalat dan beristirahat. 


Kita telah sepakat untuk makan siang sate bulu di Situbondo, saya sendiri belum pernah menikmati sate bulu yang beberapa kali diceritakan teman-teman, rasa penasaran dengan nama dan rasa satenya karena diwilayah yang disebutkan adanya sate bulu, tidak ada yang kenal dengan nama warung tersebut.

Kami harus sampai Embarkasi minimal 4 jam sebelum jamaah datang, karenanya kita tidak jadi mampir di sate bulu yang membuat penasaran, kami makan siang di warung Rania yang masih masuk wilayah Kecamatan Wongsorejo.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Registrasi PTK Baru di Simpatika

Syarat Registrasi PTK Baru Persyaratan untuk melakukan registrasi PTK baru adalah sebagai berikut. 1. Belum memiliki PegID ataupun NUPTK 2.     Menjadi PTK di Madrasah/Sekolah yang dibuktikan dengan SK Pengangkatan  3.     Mengisi Formulir A05 Formulir tersebut diisi kemudian serahkan kepada Admin Madrasah atau Kepala Madrasah, dengan dilampiri: Pas photo berwana ukuran 4 x 6 sebanyak 1 lembar (Plus siapkan File Foto ukuran Maksimal 100 kb) 2.     Copy Kartu Keluarga 3.     Copy Ijazah SD (Terendah) 4.     Copy Ijazah Pendidikan Tertinggi 5.     Copy SK Pengangkatan sebagai PTK di madrasah tersebut Formulir A05  beserta lampirannya tersebut diserahkan kepada  Admin Madrasah  atau Kepala Madrasah untuk dimasukkan ke dalam sistem melalui "Registrasi PTK" di menu Pendidik dan Tenaga Kependidikan di Simpatika. Langkah bagi Operator atau K...

Kabar dari Armuzna

Kabar dari Armuzna Oleh: Petugas PPIH 2024 Sudah beberapa kali saya membaca kabar dari Armuzna—Arafah, Muzdalifah, dan Mina—dalam penyelenggaraan haji tahun ini. Setiap kali membaca, dada saya bergemuruh. Seperti aroma mesiu yang menggantung di udara, meletup-letup dalam kata, siap meledak dalam telunjuk jari. Tetapi saya tahan. Karena saya tahu, ini bukan hanya tentang pelayanan. Ini bukan sekadar soal logistik. Ini tentang kesabaran. Tentang mereka yang menggadaikan sebagian usia dan harta demi sebuah kata yang belum tentu bisa dibawa pulang: mabrur. Banyak yang pesimis pelaksanaan haji berjalan lancar seperti tahun 2024, pemerintah kerajaan Saudi Arabia memangkas petugas haji Indonesia, mereka yakin dengan sistem baru tidak perlu petugas terlalu banyak dari Indonesia. Awalnya kita percaya sampai pada akhirnya serumit ini kenyataannya.  Saya tahu, tidak mudah mengatur dua ratus ribu lebih jamaah Indonesia yang menyemut di tiga titik genting itu: Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Ba...

Santri Pekok

  Santri Pekok Oleh : Syafaat   Dalam Kamus Besar Bahasa Indoneai (KBBI) “pekok” artinya bodoh, bisa juga diartikan gokil, aneh atau nyleneh, bisa juga istiahnya gila/sesuatu yang tidak wajar tapi masih dalam batas garis, susah diberitahu,   berbeda dengan bodoh yang memang belum tahu. Sedangkan kata “santri” menurut wikipedia adalah sebutan bagi seseorang yang mengikuti pendidikan agama Islam di pesantren, biasanya menetap di tempat tersebut hingga pendidikannya selesai. Menurut bahasa istilah santri berasal dari bahasa Sangsekerta, “Shastri” yang memiliki akar kata yang sama dengan kata sastra yang berarti kitab suci, agama dan pengetahuan,. Ada pula yang mengatakan berasal dari kata “cantrik” yang berarti para pembantu begawan atau resi. Seorang cantrik diberi upah berupa ilmu pengetahuan oleh begawan atau resi tersebut. Tidak jauh beda dengan seorang santri yang mengabdi di pesantren, sebagai konsekwensinya pengasuh pondok pesantren memberikan ilmu pengetahuan ...