Langsung ke konten utama

Jamaah Haji Tertua 99 Tahun dari Banyuwangi

Banyuwangi (Warta Blambangan)Lamiran, seorang pria berusia 99 tahun didapuk sebagai Calon Jemaah Haji (CJH) tertua di Banyuwangi pada musim haji tahun 2024 ini.
Lamiran yang merupakan warga Desa Jambewangi, Kecamatan Sempu, Banyuwangi akan berangkat ke Tanah Suci bersama istri tercintanya, Murijem yang berusia 85 tahun.Walaupun usianya sudah hampir satu abad, Lamiran dan Murijem terlihat masih bugar dan semangat. Keduanya merasa sangat bersyukur dan senang bisa menunaikan ibadah haji tahun ini. Perjalanan panjang menuju ibadah haji tidaklah mudah bagi pasangan ini. Sebagai petani, Lamiran dan Murijem harus bekerja keras dan menabung selama bertahun-tahun untuk biaya haji.  "Kami sudah lama sekali ingin berhaji. Sejak saya masih muda, saya sudah menabung sedikit demi sedikit untuk biaya haji," ucap Murijem, Kamis (16/05/2024). Lamiran dan Murijem dijadwalkan berangkat ke Tanah Suci pada 25 Mei 2024 bersama rombongan jemaah haji dari Banyuwangi yang berjumlah sekitar 1.239 orang. "Alhamdulillah kami sudah siap untuk menunaikan ibadah haji, InsyaAllah nanti tanggal 25 Mei hari sabtu kami berangakat,'' ujarnya. Keberangkatan Lamiran dan Murijem disambut dengan sukacita oleh keluarga dan tetangga. Anak mereka, Nanik, berharap agar orang tuanya diberi kesehatan dan kelancaran selama menjalankan ibadah haji. "Saya sangat bersyukur Kakek Lamiran bisa berangkat haji. Beliau adalah orang yang sholeh dan selalu rajin beribadah. Semoga hajinya mabrur dan beliau kembali ke tanah air dengan selamat," kata Nanik. Keberhasilan mereka merupakan inspirasi bagi banyak orang, menunjukkan bahwa dengan tekad yang kuat dan pantang menyerah, impian beribadah di Tanah Suci dapat tercapai

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Registrasi PTK Baru di Simpatika

Syarat Registrasi PTK Baru Persyaratan untuk melakukan registrasi PTK baru adalah sebagai berikut. 1. Belum memiliki PegID ataupun NUPTK 2.     Menjadi PTK di Madrasah/Sekolah yang dibuktikan dengan SK Pengangkatan  3.     Mengisi Formulir A05 Formulir tersebut diisi kemudian serahkan kepada Admin Madrasah atau Kepala Madrasah, dengan dilampiri: Pas photo berwana ukuran 4 x 6 sebanyak 1 lembar (Plus siapkan File Foto ukuran Maksimal 100 kb) 2.     Copy Kartu Keluarga 3.     Copy Ijazah SD (Terendah) 4.     Copy Ijazah Pendidikan Tertinggi 5.     Copy SK Pengangkatan sebagai PTK di madrasah tersebut Formulir A05  beserta lampirannya tersebut diserahkan kepada  Admin Madrasah  atau Kepala Madrasah untuk dimasukkan ke dalam sistem melalui "Registrasi PTK" di menu Pendidik dan Tenaga Kependidikan di Simpatika. Langkah bagi Operator atau K...

Kabar dari Armuzna

Kabar dari Armuzna Oleh: Petugas PPIH 2024 Sudah beberapa kali saya membaca kabar dari Armuzna—Arafah, Muzdalifah, dan Mina—dalam penyelenggaraan haji tahun ini. Setiap kali membaca, dada saya bergemuruh. Seperti aroma mesiu yang menggantung di udara, meletup-letup dalam kata, siap meledak dalam telunjuk jari. Tetapi saya tahan. Karena saya tahu, ini bukan hanya tentang pelayanan. Ini bukan sekadar soal logistik. Ini tentang kesabaran. Tentang mereka yang menggadaikan sebagian usia dan harta demi sebuah kata yang belum tentu bisa dibawa pulang: mabrur. Banyak yang pesimis pelaksanaan haji berjalan lancar seperti tahun 2024, pemerintah kerajaan Saudi Arabia memangkas petugas haji Indonesia, mereka yakin dengan sistem baru tidak perlu petugas terlalu banyak dari Indonesia. Awalnya kita percaya sampai pada akhirnya serumit ini kenyataannya.  Saya tahu, tidak mudah mengatur dua ratus ribu lebih jamaah Indonesia yang menyemut di tiga titik genting itu: Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Ba...

Santri Pekok

  Santri Pekok Oleh : Syafaat   Dalam Kamus Besar Bahasa Indoneai (KBBI) “pekok” artinya bodoh, bisa juga diartikan gokil, aneh atau nyleneh, bisa juga istiahnya gila/sesuatu yang tidak wajar tapi masih dalam batas garis, susah diberitahu,   berbeda dengan bodoh yang memang belum tahu. Sedangkan kata “santri” menurut wikipedia adalah sebutan bagi seseorang yang mengikuti pendidikan agama Islam di pesantren, biasanya menetap di tempat tersebut hingga pendidikannya selesai. Menurut bahasa istilah santri berasal dari bahasa Sangsekerta, “Shastri” yang memiliki akar kata yang sama dengan kata sastra yang berarti kitab suci, agama dan pengetahuan,. Ada pula yang mengatakan berasal dari kata “cantrik” yang berarti para pembantu begawan atau resi. Seorang cantrik diberi upah berupa ilmu pengetahuan oleh begawan atau resi tersebut. Tidak jauh beda dengan seorang santri yang mengabdi di pesantren, sebagai konsekwensinya pengasuh pondok pesantren memberikan ilmu pengetahuan ...