Langsung ke konten utama

Meniti Jalan Menuju Masa Depan: Bimbingan Remaja di MA Mabadiul Ihsan

Banyuwangi (Warta Blambangan) Mentari pagi menyambut halaman Madrasah Aliyah (MA) Mabadiul Ihsan Karangdoro dengan semangat baru. Hari itu, Selasa (11/03/2025), sebanyak 70 siswa berkumpul dengan penuh antusiasme, mengikuti kegiatan Bimbingan Remaja Usia Sekolah (BRUS). Mereka datang dengan harapan, siap menyerap ilmu dan motivasi dari para narasumber yang telah berpengalaman dalam pembinaan keagamaan dan moral remaja.

H. Gufron Musthofa, Kepala KUA Kecamatan Gambiran, berbicara dengan penuh ketegasan, mengingatkan para siswa bahwa karakter yang kuat adalah kunci untuk menghadapi tantangan hidup. Sementara itu, Sulis Nuhriyati Saudiyah, Penyuluh Agama Islam dari KUA Kecamatan Tegaldlimo, menambahkan bahwa menjalani kehidupan dengan nilai-nilai keislaman bukan hanya tentang ritual ibadah, tetapi juga membentuk akhlak yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Dalilatus Saadah, penyuluh lainnya dari KUA Kecamatan Gambiran, mengajak para siswa untuk menjadikan masa remaja sebagai periode emas dalam membangun masa depan. 


Dari bangku peserta, mata-mata muda menyala penuh perhatian. Mereka mendengarkan dengan saksama, seolah mencatat setiap nasihat ke dalam hati mereka. Rohmatullah Dimyati, pengasuh madrasah, membuka sesi dengan sambutan yang menohok. “Remaja harus memiliki tekad kuat untuk meraih cita-cita. Dunia ini penuh dengan godaan, tetapi hanya mereka yang memiliki keteguhan hati yang akan berhasil,” katanya, suaranya bergema di aula madrasah.

Nabil Muhammad, Kepala MA Mabadiul Ihsan, turut memberikan pesan yang dalam. Dengan nada tenang namun penuh makna, ia mengingatkan bahwa perjalanan meraih impian tidaklah mudah. “Perjuangan dan tirakat adalah kunci. Akan ada tantangan—rasa malas, lingkungan yang kurang baik—tetapi dengan tekad yang kuat, kalian bisa melewatinya,” ujarnya.

Seiring berjalannya acara, semangat para siswa semakin menggelora. Kegiatan ini bukan sekadar penyampaian materi, tetapi juga menjadi refleksi bagi mereka tentang arah yang ingin dituju. Dalam hati, mungkin ada yang mulai menetapkan tekad baru, menguatkan langkah untuk tidak mudah menyerah.

Saat acara berakhir, siswa-siswa itu melangkah keluar dengan pikiran yang lebih terbuka. Mereka sadar, perjalanan menuju kesuksesan tidak pernah mudah, tetapi dengan nilai-nilai Islam sebagai pedoman dan semangat pantang menyerah, jalan itu akan lebih terang. Di bawah langit Tegalsari yang teduh, mereka membawa pulang satu pesan: masa depan adalah milik mereka yang berani berjuang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Registrasi PTK Baru di Simpatika

Syarat Registrasi PTK Baru Persyaratan untuk melakukan registrasi PTK baru adalah sebagai berikut. 1. Belum memiliki PegID ataupun NUPTK 2.     Menjadi PTK di Madrasah/Sekolah yang dibuktikan dengan SK Pengangkatan  3.     Mengisi Formulir A05 Formulir tersebut diisi kemudian serahkan kepada Admin Madrasah atau Kepala Madrasah, dengan dilampiri: Pas photo berwana ukuran 4 x 6 sebanyak 1 lembar (Plus siapkan File Foto ukuran Maksimal 100 kb) 2.     Copy Kartu Keluarga 3.     Copy Ijazah SD (Terendah) 4.     Copy Ijazah Pendidikan Tertinggi 5.     Copy SK Pengangkatan sebagai PTK di madrasah tersebut Formulir A05  beserta lampirannya tersebut diserahkan kepada  Admin Madrasah  atau Kepala Madrasah untuk dimasukkan ke dalam sistem melalui "Registrasi PTK" di menu Pendidik dan Tenaga Kependidikan di Simpatika. Langkah bagi Operator atau K...

Kabar dari Armuzna

Kabar dari Armuzna Oleh: Petugas PPIH 2024 Sudah beberapa kali saya membaca kabar dari Armuzna—Arafah, Muzdalifah, dan Mina—dalam penyelenggaraan haji tahun ini. Setiap kali membaca, dada saya bergemuruh. Seperti aroma mesiu yang menggantung di udara, meletup-letup dalam kata, siap meledak dalam telunjuk jari. Tetapi saya tahan. Karena saya tahu, ini bukan hanya tentang pelayanan. Ini bukan sekadar soal logistik. Ini tentang kesabaran. Tentang mereka yang menggadaikan sebagian usia dan harta demi sebuah kata yang belum tentu bisa dibawa pulang: mabrur. Banyak yang pesimis pelaksanaan haji berjalan lancar seperti tahun 2024, pemerintah kerajaan Saudi Arabia memangkas petugas haji Indonesia, mereka yakin dengan sistem baru tidak perlu petugas terlalu banyak dari Indonesia. Awalnya kita percaya sampai pada akhirnya serumit ini kenyataannya.  Saya tahu, tidak mudah mengatur dua ratus ribu lebih jamaah Indonesia yang menyemut di tiga titik genting itu: Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Ba...

Santri Pekok

  Santri Pekok Oleh : Syafaat   Dalam Kamus Besar Bahasa Indoneai (KBBI) “pekok” artinya bodoh, bisa juga diartikan gokil, aneh atau nyleneh, bisa juga istiahnya gila/sesuatu yang tidak wajar tapi masih dalam batas garis, susah diberitahu,   berbeda dengan bodoh yang memang belum tahu. Sedangkan kata “santri” menurut wikipedia adalah sebutan bagi seseorang yang mengikuti pendidikan agama Islam di pesantren, biasanya menetap di tempat tersebut hingga pendidikannya selesai. Menurut bahasa istilah santri berasal dari bahasa Sangsekerta, “Shastri” yang memiliki akar kata yang sama dengan kata sastra yang berarti kitab suci, agama dan pengetahuan,. Ada pula yang mengatakan berasal dari kata “cantrik” yang berarti para pembantu begawan atau resi. Seorang cantrik diberi upah berupa ilmu pengetahuan oleh begawan atau resi tersebut. Tidak jauh beda dengan seorang santri yang mengabdi di pesantren, sebagai konsekwensinya pengasuh pondok pesantren memberikan ilmu pengetahuan ...