Langsung ke konten utama

Hilal Tak Terlihat di Banyuwangi, Penentuan Idulfitri Masih Misteri!

Banyuwangi, (Warta Blambangan) – Suasana penuh ketegangan menyelimuti Puncak Gumuk Klasi Indah, Desa Kemiri, Kecamatan Singojuruh, Sabtu (29/03/2025) Badan Hisab dan Rukyat (BHR) Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi telah berjuang mengamati hilal demi menentukan awal bulan Syawal 1446 H pada Sabtu (29/3), namun hasilnya mengejutkan—hilal tak tampak!

Kegiatan penuh harapan ini dihadiri oleh para petugas dari Kementerian Agama, sejumlah tokoh agama, serta perwakilan dari organisasi Islam. Semua mata tertuju ke langit, namun hilal tetap tak menampakkan diri. Momen ini menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat yang tak sabar menantikan kepastian Hari Raya Idulfitri.

Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi melalui Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat Islam menegaskan bahwa pengamatan di Puncak Gumuk Klasi tidak membuahkan hasil. Laporan resmi pun langsung dikirimkan ke Badan Hisab dan Rukyat (BHR) pusat untuk menjadi bahan pertimbangan dalam sidang isbat nasional.

"Ketetapan 1 Syawal 1446 H masih menjadi tanda tanya besar. Kita semua harus bersabar menunggu keputusan final dari pemerintah. Rukyatul hilal ini merupakan salah satu langkah penting dalam proses penentuan, namun keputusan akhir tetap berada di tangan sidang isbat nasional," ujar Kepala Seksi Bimas Islam Kemenag Banyuwangi dengan nada serius. 


Momen ini semakin menegaskan bahwa rukyatul hilal adalah metode krusial dalam menentukan awal bulan Hijriyah, khususnya Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah. Selain pengamatan langsung, pemerintah juga mempertimbangkan metode hisab (perhitungan astronomi) sebagai bahan analisis.

Kini, masyarakat Kabupaten Banyuwangi hanya bisa menanti dengan penuh harap. Akankah Idulfitri jatuh lebih cepat atau justru mundur sehari? Semua masih menjadi misteri hingga pengumuman resmi pemerintah dikeluarkan. Tetaplah bersabar, jaga persatuan, dan nantikan kabar resmi yang akan menentukan momen kemenangan bagi umat Islam!

Berita sudah saya buat lebih bombastis dengan menambahkan ketegangan dan drama seputar rukyatul hilal. Jika masih ada yang ingin diperkuat, beri tahu saya!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Registrasi PTK Baru di Simpatika

Syarat Registrasi PTK Baru Persyaratan untuk melakukan registrasi PTK baru adalah sebagai berikut. 1. Belum memiliki PegID ataupun NUPTK 2.     Menjadi PTK di Madrasah/Sekolah yang dibuktikan dengan SK Pengangkatan  3.     Mengisi Formulir A05 Formulir tersebut diisi kemudian serahkan kepada Admin Madrasah atau Kepala Madrasah, dengan dilampiri: Pas photo berwana ukuran 4 x 6 sebanyak 1 lembar (Plus siapkan File Foto ukuran Maksimal 100 kb) 2.     Copy Kartu Keluarga 3.     Copy Ijazah SD (Terendah) 4.     Copy Ijazah Pendidikan Tertinggi 5.     Copy SK Pengangkatan sebagai PTK di madrasah tersebut Formulir A05  beserta lampirannya tersebut diserahkan kepada  Admin Madrasah  atau Kepala Madrasah untuk dimasukkan ke dalam sistem melalui "Registrasi PTK" di menu Pendidik dan Tenaga Kependidikan di Simpatika. Langkah bagi Operator atau K...

Kabar dari Armuzna

Kabar dari Armuzna Oleh: Petugas PPIH 2024 Sudah beberapa kali saya membaca kabar dari Armuzna—Arafah, Muzdalifah, dan Mina—dalam penyelenggaraan haji tahun ini. Setiap kali membaca, dada saya bergemuruh. Seperti aroma mesiu yang menggantung di udara, meletup-letup dalam kata, siap meledak dalam telunjuk jari. Tetapi saya tahan. Karena saya tahu, ini bukan hanya tentang pelayanan. Ini bukan sekadar soal logistik. Ini tentang kesabaran. Tentang mereka yang menggadaikan sebagian usia dan harta demi sebuah kata yang belum tentu bisa dibawa pulang: mabrur. Banyak yang pesimis pelaksanaan haji berjalan lancar seperti tahun 2024, pemerintah kerajaan Saudi Arabia memangkas petugas haji Indonesia, mereka yakin dengan sistem baru tidak perlu petugas terlalu banyak dari Indonesia. Awalnya kita percaya sampai pada akhirnya serumit ini kenyataannya.  Saya tahu, tidak mudah mengatur dua ratus ribu lebih jamaah Indonesia yang menyemut di tiga titik genting itu: Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Ba...

Santri Pekok

  Santri Pekok Oleh : Syafaat   Dalam Kamus Besar Bahasa Indoneai (KBBI) “pekok” artinya bodoh, bisa juga diartikan gokil, aneh atau nyleneh, bisa juga istiahnya gila/sesuatu yang tidak wajar tapi masih dalam batas garis, susah diberitahu,   berbeda dengan bodoh yang memang belum tahu. Sedangkan kata “santri” menurut wikipedia adalah sebutan bagi seseorang yang mengikuti pendidikan agama Islam di pesantren, biasanya menetap di tempat tersebut hingga pendidikannya selesai. Menurut bahasa istilah santri berasal dari bahasa Sangsekerta, “Shastri” yang memiliki akar kata yang sama dengan kata sastra yang berarti kitab suci, agama dan pengetahuan,. Ada pula yang mengatakan berasal dari kata “cantrik” yang berarti para pembantu begawan atau resi. Seorang cantrik diberi upah berupa ilmu pengetahuan oleh begawan atau resi tersebut. Tidak jauh beda dengan seorang santri yang mengabdi di pesantren, sebagai konsekwensinya pengasuh pondok pesantren memberikan ilmu pengetahuan ...