Langsung ke konten utama

Selamat Tinggal Makkah

 Selamat Tinggal Makkah 


Tak terasa 32 hari berada di Makkah, rasanya baru beberapa hari saja berada di kota tempat berdirinya kiblat sembahyang umat Islam seluruh dunia. Musim haji telah berlalu, jamaah haji mulai meninggalkan kota Makkah, namun Masjidil Haram seakan tak pernah sepi, seperti malam thawaf wada yang kami lakukan, terlebih pelaksanaan ibadah di malam hari yang menjadi waktu favorit bagi jamaah haji Indonesia yang tidak terbiasa dengan panas diatas 40 derajat.

Jarak hotel yang dapat ditempuh setengah jam jalan kaki menjadi keuntungan tersendiri bagi jamaah haji, terutama waktu Jumat yang biasanya bus shalawat tidak beroperasi.

Suasana kota Makkah yang panas tidak menyurutkan niat jamaah menuju masjid, karenanya ketika thawaf ifadah ketika belum beroperasinya bus Shalawat, beberapa jamaah haji yang masih muda memilih berjalan kaki menuju haram, mereka merasa terbiasa menempuh perjalanan beberapa kilometer ketika ke Jamarat.

Banyak cerita yang tidak kami duga sebelumnya ketika kami berada di kota kelahiran Nabi Muhammad Saw tersebut, beberapa fasilitas baru juga memudahkan jamaah untuk melaksanakan ibadah haji, seperti adanya mobil golf di lantai 3 dan lantai 4 untuk dipergunakan Thawaf dan Sai.

Saya thawaf wada malam hari agar tidak ada yang tahu bahwa diam-diam aku menitikan air mata meninggalkan kenangan rindu ditempat tersebut, saya bersama dua orang tenaga kesehatan juga pernah mengitari Masjidil Haram dari luar, ketika kami datang dari Tan'em menumpang bus berhenti di Terminal Syib Amir, saat itu baru usai sholat magrib, ingat betul karena kami berjamaah di terminal, beralaskan udeng gajah oling yang kami hamparkan diatas aspal, senja terasa panas di terminal, Udara masih terasa diatas 40 derajat, di terminal kami mengikuti jamaah imam besar Masjidil Haram melalui pengeras suara.

Jalan kaki mengitari Masjidil Haram ditemani dokter kloter cantik tak terasa lama, sampai pintu utama masjid beberapa menit sebelum adzan Isya berkumandang, pelataran antara Masjid dan Tower Zamzam penuh dengan jamaah lalu-lalang, baik yang keluar dari masjid maupun yang belanja dari mall.

Meninggalkan Makah dengan melaksanakan thawaf wada merupakan simbul perpisahan kami dengan bangunan tua penuh makna tersebut, ketika keluar dari masjid, saya melihat dokter Kloter sedang berdoa memandang Ka'bah dari kejauhan, kodrat wanita yang setiap bulan menghasilkan sel telur yang tidak terbuai mengakibatkan tidak dapat melaksanakan thawaf, dan hanya berdoa dari kejauhan, doanya begitu khusuk, mungkin dia berfikir sama dengan lainnya, bahwa sebulan terasa sangat singkat berada di kota ini, meskipun malam lebih pendek daripada siang, panas jalanan mengakibatkan jamaah memilih berdiam diri di kamar, belanjapun mereka harus berfikir berapa harga sebenarnya, dengan kurs satu real empat ribu tiga ratus rupiah.

Ratusan kenangan memenuhi memori kepala, antara senyum dan airmata, semua akan terbawa hingga Indonesia.

Makkah, 29/06/2024.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Registrasi PTK Baru di Simpatika

Syarat Registrasi PTK Baru Persyaratan untuk melakukan registrasi PTK baru adalah sebagai berikut. 1. Belum memiliki PegID ataupun NUPTK 2.     Menjadi PTK di Madrasah/Sekolah yang dibuktikan dengan SK Pengangkatan  3.     Mengisi Formulir A05 Formulir tersebut diisi kemudian serahkan kepada Admin Madrasah atau Kepala Madrasah, dengan dilampiri: Pas photo berwana ukuran 4 x 6 sebanyak 1 lembar (Plus siapkan File Foto ukuran Maksimal 100 kb) 2.     Copy Kartu Keluarga 3.     Copy Ijazah SD (Terendah) 4.     Copy Ijazah Pendidikan Tertinggi 5.     Copy SK Pengangkatan sebagai PTK di madrasah tersebut Formulir A05  beserta lampirannya tersebut diserahkan kepada  Admin Madrasah  atau Kepala Madrasah untuk dimasukkan ke dalam sistem melalui "Registrasi PTK" di menu Pendidik dan Tenaga Kependidikan di Simpatika. Langkah bagi Operator atau K...

Kabar dari Armuzna

Kabar dari Armuzna Oleh: Petugas PPIH 2024 Sudah beberapa kali saya membaca kabar dari Armuzna—Arafah, Muzdalifah, dan Mina—dalam penyelenggaraan haji tahun ini. Setiap kali membaca, dada saya bergemuruh. Seperti aroma mesiu yang menggantung di udara, meletup-letup dalam kata, siap meledak dalam telunjuk jari. Tetapi saya tahan. Karena saya tahu, ini bukan hanya tentang pelayanan. Ini bukan sekadar soal logistik. Ini tentang kesabaran. Tentang mereka yang menggadaikan sebagian usia dan harta demi sebuah kata yang belum tentu bisa dibawa pulang: mabrur. Banyak yang pesimis pelaksanaan haji berjalan lancar seperti tahun 2024, pemerintah kerajaan Saudi Arabia memangkas petugas haji Indonesia, mereka yakin dengan sistem baru tidak perlu petugas terlalu banyak dari Indonesia. Awalnya kita percaya sampai pada akhirnya serumit ini kenyataannya.  Saya tahu, tidak mudah mengatur dua ratus ribu lebih jamaah Indonesia yang menyemut di tiga titik genting itu: Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Ba...

Santri Pekok

  Santri Pekok Oleh : Syafaat   Dalam Kamus Besar Bahasa Indoneai (KBBI) “pekok” artinya bodoh, bisa juga diartikan gokil, aneh atau nyleneh, bisa juga istiahnya gila/sesuatu yang tidak wajar tapi masih dalam batas garis, susah diberitahu,   berbeda dengan bodoh yang memang belum tahu. Sedangkan kata “santri” menurut wikipedia adalah sebutan bagi seseorang yang mengikuti pendidikan agama Islam di pesantren, biasanya menetap di tempat tersebut hingga pendidikannya selesai. Menurut bahasa istilah santri berasal dari bahasa Sangsekerta, “Shastri” yang memiliki akar kata yang sama dengan kata sastra yang berarti kitab suci, agama dan pengetahuan,. Ada pula yang mengatakan berasal dari kata “cantrik” yang berarti para pembantu begawan atau resi. Seorang cantrik diberi upah berupa ilmu pengetahuan oleh begawan atau resi tersebut. Tidak jauh beda dengan seorang santri yang mengabdi di pesantren, sebagai konsekwensinya pengasuh pondok pesantren memberikan ilmu pengetahuan ...