Langsung ke konten utama

KBIHU Khoiru Ummah Koordinasikan Karu dan Karom

Banyuwangi (Warta Blambangan) Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umroh (KBIHU) Khoiru Ummah, bertempat di lantai tiga Masjid Besar Ahmad Dahlan Banyuwangi, Jumat (17/05/2024) melakukan rapat koordinasi Karu dan Karom dari Jamaah Haji yang mereka bimbing dengan Petugas Kloter 58 Embarkasi Surabaya. Ketua KBIHU Khoiru Ummah Sujanto menyampaikan rasa terima kasih atas kehadiran Ketua Kloter 58 Syafaat bersama Pembimbing Ibadah Kloter H.Muklis dan Tim Kesehatan Haji Kloter yang diwakili Deny Fitria Agustin. Koordinasi ini sangat penting agar saling memahami antara PPIH Kloter dengan pihak KBIHU Khoiru Ummah. "kami telah menyampaikan tentang semua yang telah dilakukan pihak KBIHU dan rencana yang akan dilakukan jamaah KBIHU Khoiru Ummah selama pelaksanaan ibadah haji" kata Sujanto.
Terkait dengan sedikit perbedaan yang terjadi, seperti penentuan miqot sebagai awal dilaksanakannya niat Umroh, Pembimbing Ibadah Haji Kloter, H. Muklis menyampaikan bahwa pada prinsipnya kita harus saling menghormati pendapat yang diambil. Meskipun ada perbedaan miqot, tetapi semua sepakat untuk berpakaian Ihrom sejak di asrama haji Embarkasi Surabaya. "perbedaan merupakan rahmah, dan perbedaan yang ada bukanlah yang sangat prinsipdan semuanya memaklumi, dan saling menghormati" kata Muklis. Tim Kesehatan mengingatkan kepada para Karu dan Karom untuk menyampaikan kepada jamaah, agar obat yang diperlukan ditaruh di tas paspor atau tas tenteng. "jangan taruh obat-obatan dalam kopor agar mudah mencarinya" kata Deny. Lebih lanjut Deny mengingatkan kepada jamaah agar semua obat-obatan yang dibawa, dilaporkan ke Puskesmas setempat agar diinput kedalam aplikasi. Ketua Kloter SUB-58 Syafaat menyampaikan bahwa timnya telah bertemu dengan KBIHU yang tergabung dalam Kloter SUB-58, hal ini dilakukan agar adanya kesamaan maksud dan tujuan dalam pelaksanaan ibadah haji yang keberangkatannya hanya menunggu hari.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Registrasi PTK Baru di Simpatika

Syarat Registrasi PTK Baru Persyaratan untuk melakukan registrasi PTK baru adalah sebagai berikut. 1. Belum memiliki PegID ataupun NUPTK 2.     Menjadi PTK di Madrasah/Sekolah yang dibuktikan dengan SK Pengangkatan  3.     Mengisi Formulir A05 Formulir tersebut diisi kemudian serahkan kepada Admin Madrasah atau Kepala Madrasah, dengan dilampiri: Pas photo berwana ukuran 4 x 6 sebanyak 1 lembar (Plus siapkan File Foto ukuran Maksimal 100 kb) 2.     Copy Kartu Keluarga 3.     Copy Ijazah SD (Terendah) 4.     Copy Ijazah Pendidikan Tertinggi 5.     Copy SK Pengangkatan sebagai PTK di madrasah tersebut Formulir A05  beserta lampirannya tersebut diserahkan kepada  Admin Madrasah  atau Kepala Madrasah untuk dimasukkan ke dalam sistem melalui "Registrasi PTK" di menu Pendidik dan Tenaga Kependidikan di Simpatika. Langkah bagi Operator atau K...

Kabar dari Armuzna

Kabar dari Armuzna Oleh: Petugas PPIH 2024 Sudah beberapa kali saya membaca kabar dari Armuzna—Arafah, Muzdalifah, dan Mina—dalam penyelenggaraan haji tahun ini. Setiap kali membaca, dada saya bergemuruh. Seperti aroma mesiu yang menggantung di udara, meletup-letup dalam kata, siap meledak dalam telunjuk jari. Tetapi saya tahan. Karena saya tahu, ini bukan hanya tentang pelayanan. Ini bukan sekadar soal logistik. Ini tentang kesabaran. Tentang mereka yang menggadaikan sebagian usia dan harta demi sebuah kata yang belum tentu bisa dibawa pulang: mabrur. Banyak yang pesimis pelaksanaan haji berjalan lancar seperti tahun 2024, pemerintah kerajaan Saudi Arabia memangkas petugas haji Indonesia, mereka yakin dengan sistem baru tidak perlu petugas terlalu banyak dari Indonesia. Awalnya kita percaya sampai pada akhirnya serumit ini kenyataannya.  Saya tahu, tidak mudah mengatur dua ratus ribu lebih jamaah Indonesia yang menyemut di tiga titik genting itu: Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Ba...

Santri Pekok

  Santri Pekok Oleh : Syafaat   Dalam Kamus Besar Bahasa Indoneai (KBBI) “pekok” artinya bodoh, bisa juga diartikan gokil, aneh atau nyleneh, bisa juga istiahnya gila/sesuatu yang tidak wajar tapi masih dalam batas garis, susah diberitahu,   berbeda dengan bodoh yang memang belum tahu. Sedangkan kata “santri” menurut wikipedia adalah sebutan bagi seseorang yang mengikuti pendidikan agama Islam di pesantren, biasanya menetap di tempat tersebut hingga pendidikannya selesai. Menurut bahasa istilah santri berasal dari bahasa Sangsekerta, “Shastri” yang memiliki akar kata yang sama dengan kata sastra yang berarti kitab suci, agama dan pengetahuan,. Ada pula yang mengatakan berasal dari kata “cantrik” yang berarti para pembantu begawan atau resi. Seorang cantrik diberi upah berupa ilmu pengetahuan oleh begawan atau resi tersebut. Tidak jauh beda dengan seorang santri yang mengabdi di pesantren, sebagai konsekwensinya pengasuh pondok pesantren memberikan ilmu pengetahuan ...