Langsung ke konten utama

PERGUNU Pungkasi Workshop Penulisan Artikel di TKM Khodijah 157 Rogojampi

Banyuwangi (Warta Blambangan) PERGUNU Banyuwangi mengadakan acara penutupan workshop penulisan artikel ilmiah sekaligus dengan halal bihalal pengurus PERGUNU dan peserta workshop di TKM Khadijah 157 Jl Puntadewo Stasiun Rogojampi,Kamis (11/04/23).


Menurut ketua panitia workshop H.Mohamad Shodiqin, S Pd, MM, kegiatan ini merupakan akhir dari rangkaian kegiatan workshop penulisan artikel ilmiah dan sekaligus pemberian sertifikat kepada para narasumber (Rahman Bayu Sasono - Radar Banyuwangi, Aguk Wahyu Nuryadi - Wartawan faktanews,JRKI,Jurnalnews &majalah Keboendha,Yeti Chotimah,M.Pd -Penulis buku ,Syafaat,M.HI -Ketua Lentera Sastra Kemenag plus Iroe Penulis artikel Media PGRI Jatim serta peserta workshop yang kala itu dibuka Kadispendik Jatim Perwakilan Banyuwangi di Aula MWC NU di bulan Ramadhan seraya peringati harlah PERGUNU dan buka bersama.


Diawali dengan

 pembacaan sholawat badar dan dilanjutkan pemateri terakhir penulis produktif Media PGRI Jatim Iroe Sukartono Mahdi, MPd tentang evaluasi, apresiasi dan editor artikel peserta.

Menurut beliau kalau mau menulis,segera menulis,jangan banyak pertimbangan. Mantan guru SMPN 2 Banyuwangi,SMAN 1 Giri dan SMAN 1 Glagah yang kini mengampuh pelajaran Bahasa Indonesia di SMKN 1 Pelayaran Kalipuro  ini banyak menekankan evaluasi dengan kosakata dari tulisan peserta yang dikumpulkan untuk layak dimuat di Radar Banyuwangi,majalah Keboendha serta Media PGRI Jatim.


Sementara itu Ketua PERGUNU H. Witjanarko MPd, sampaikan kabar gembira kepada para guru Nahdlatul Ulama ada banyak beasiswa bagi guru-guru untuk jenjang S1, S2 dan S3, nanti akan kami beri rekomendasi bagi yang minat dan penuhi syarat serta spesial  harus punya kartu keanggotaan PERGUNU Banyuwangi.



Acara ini diakhiri dengan prasmanan dan pemberian sertifikat serta kartupers jurnalnews  diakhiri doa oleh almukarom Abdallah.(S'Qin/AWN/JN)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Registrasi PTK Baru di Simpatika

Syarat Registrasi PTK Baru Persyaratan untuk melakukan registrasi PTK baru adalah sebagai berikut. 1. Belum memiliki PegID ataupun NUPTK 2.     Menjadi PTK di Madrasah/Sekolah yang dibuktikan dengan SK Pengangkatan  3.     Mengisi Formulir A05 Formulir tersebut diisi kemudian serahkan kepada Admin Madrasah atau Kepala Madrasah, dengan dilampiri: Pas photo berwana ukuran 4 x 6 sebanyak 1 lembar (Plus siapkan File Foto ukuran Maksimal 100 kb) 2.     Copy Kartu Keluarga 3.     Copy Ijazah SD (Terendah) 4.     Copy Ijazah Pendidikan Tertinggi 5.     Copy SK Pengangkatan sebagai PTK di madrasah tersebut Formulir A05  beserta lampirannya tersebut diserahkan kepada  Admin Madrasah  atau Kepala Madrasah untuk dimasukkan ke dalam sistem melalui "Registrasi PTK" di menu Pendidik dan Tenaga Kependidikan di Simpatika. Langkah bagi Operator atau K...

Kabar dari Armuzna

Kabar dari Armuzna Oleh: Petugas PPIH 2024 Sudah beberapa kali saya membaca kabar dari Armuzna—Arafah, Muzdalifah, dan Mina—dalam penyelenggaraan haji tahun ini. Setiap kali membaca, dada saya bergemuruh. Seperti aroma mesiu yang menggantung di udara, meletup-letup dalam kata, siap meledak dalam telunjuk jari. Tetapi saya tahan. Karena saya tahu, ini bukan hanya tentang pelayanan. Ini bukan sekadar soal logistik. Ini tentang kesabaran. Tentang mereka yang menggadaikan sebagian usia dan harta demi sebuah kata yang belum tentu bisa dibawa pulang: mabrur. Banyak yang pesimis pelaksanaan haji berjalan lancar seperti tahun 2024, pemerintah kerajaan Saudi Arabia memangkas petugas haji Indonesia, mereka yakin dengan sistem baru tidak perlu petugas terlalu banyak dari Indonesia. Awalnya kita percaya sampai pada akhirnya serumit ini kenyataannya.  Saya tahu, tidak mudah mengatur dua ratus ribu lebih jamaah Indonesia yang menyemut di tiga titik genting itu: Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Ba...

Santri Pekok

  Santri Pekok Oleh : Syafaat   Dalam Kamus Besar Bahasa Indoneai (KBBI) “pekok” artinya bodoh, bisa juga diartikan gokil, aneh atau nyleneh, bisa juga istiahnya gila/sesuatu yang tidak wajar tapi masih dalam batas garis, susah diberitahu,   berbeda dengan bodoh yang memang belum tahu. Sedangkan kata “santri” menurut wikipedia adalah sebutan bagi seseorang yang mengikuti pendidikan agama Islam di pesantren, biasanya menetap di tempat tersebut hingga pendidikannya selesai. Menurut bahasa istilah santri berasal dari bahasa Sangsekerta, “Shastri” yang memiliki akar kata yang sama dengan kata sastra yang berarti kitab suci, agama dan pengetahuan,. Ada pula yang mengatakan berasal dari kata “cantrik” yang berarti para pembantu begawan atau resi. Seorang cantrik diberi upah berupa ilmu pengetahuan oleh begawan atau resi tersebut. Tidak jauh beda dengan seorang santri yang mengabdi di pesantren, sebagai konsekwensinya pengasuh pondok pesantren memberikan ilmu pengetahuan ...