Langsung ke konten utama

Tampilan MTsN 1 Banyuwangi di Morama II


Banyuwangi (Warta Blambangan) Dalam rangkaian pembukaan Kemah Moderasi Beragama yang digelar di Bumi Perkemahan Jeongmara, Kecamatan Songgon, Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 1 Banyuwangi menampilkan drama teater kisah legenda Sri Tanjung. Pertunjukan ini berhasil memukau para peserta kemah dan tamu undangan yang hadir pada Jumat, (13/10/2024).



Kisah Sri Tanjung, legenda rakyat dari Banyuwangi yang sarat dengan pesan kesetiaan dan keadilan, diangkat sebagai simbol persatuan dan kekuatan moral yang relevan dengan semangat moderasi beragama. Para siswa MTsN 1 Banyuwangi tampil memukau dengan akting yang menghayati, kostum yang indah, serta tata acara yang memikat. Mereka berhasil membawa para penonton kembali ke masa lalu dengan alur cerita yang emosional dan penuh makna.


Acara pembukaan ini turut dihadiri oleh Kepala Bagian Tata Usaha (TU) Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur, Kepala Bidang Pendidikan Agama Islam (PAIS), Kepala Bidang Penerangan Agama Islam dan Pemberdayaan Zakat dan Wakaf (Penais Zawa), serta Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi, Dr. Chaironi Hidayat.


Setelah pertunjukan, para pejabat Kemenag yang hadir menyempatkan diri untuk berfoto bersama dengan para pemain teater MTsN 1 Banyuwangi. Momen ini menjadi tanda apresiasi atas penampilan yang luar biasa dari para siswa dalam menyemarakkan pembukaan Kemah Moderasi Beragama tahun ini.


Dr. Chaironi Hidayat mengungkapkan rasa bangga atas kreativitas dan semangat yang ditunjukkan oleh para siswa MTsN 1 Banyuwangi. "Kisah Sri Tanjung yang mereka bawakan hari ini tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga memberikan pelajaran penting tentang kejujuran, kesetiaan, dan nilai-nilai luhur yang harus terus kita jaga dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam upaya kita menjaga kerukunan dan moderasi beragama," ujarnya.


Kemah Moderasi Beragama dengan peserta lebih dari 1500 peserta di bumi perkemahan Jeongmara ini akan berlangsung selama tiga hari, dengan berbagai kegiatan edukatif dan kebudayaan yang diharapkan dapat memperkuat nilai-nilai kebhinekaan dan toleransi di kalangan generasi muda.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Registrasi PTK Baru di Simpatika

Syarat Registrasi PTK Baru Persyaratan untuk melakukan registrasi PTK baru adalah sebagai berikut. 1. Belum memiliki PegID ataupun NUPTK 2.     Menjadi PTK di Madrasah/Sekolah yang dibuktikan dengan SK Pengangkatan  3.     Mengisi Formulir A05 Formulir tersebut diisi kemudian serahkan kepada Admin Madrasah atau Kepala Madrasah, dengan dilampiri: Pas photo berwana ukuran 4 x 6 sebanyak 1 lembar (Plus siapkan File Foto ukuran Maksimal 100 kb) 2.     Copy Kartu Keluarga 3.     Copy Ijazah SD (Terendah) 4.     Copy Ijazah Pendidikan Tertinggi 5.     Copy SK Pengangkatan sebagai PTK di madrasah tersebut Formulir A05  beserta lampirannya tersebut diserahkan kepada  Admin Madrasah  atau Kepala Madrasah untuk dimasukkan ke dalam sistem melalui "Registrasi PTK" di menu Pendidik dan Tenaga Kependidikan di Simpatika. Langkah bagi Operator atau K...

Kabar dari Armuzna

Kabar dari Armuzna Oleh: Petugas PPIH 2024 Sudah beberapa kali saya membaca kabar dari Armuzna—Arafah, Muzdalifah, dan Mina—dalam penyelenggaraan haji tahun ini. Setiap kali membaca, dada saya bergemuruh. Seperti aroma mesiu yang menggantung di udara, meletup-letup dalam kata, siap meledak dalam telunjuk jari. Tetapi saya tahan. Karena saya tahu, ini bukan hanya tentang pelayanan. Ini bukan sekadar soal logistik. Ini tentang kesabaran. Tentang mereka yang menggadaikan sebagian usia dan harta demi sebuah kata yang belum tentu bisa dibawa pulang: mabrur. Banyak yang pesimis pelaksanaan haji berjalan lancar seperti tahun 2024, pemerintah kerajaan Saudi Arabia memangkas petugas haji Indonesia, mereka yakin dengan sistem baru tidak perlu petugas terlalu banyak dari Indonesia. Awalnya kita percaya sampai pada akhirnya serumit ini kenyataannya.  Saya tahu, tidak mudah mengatur dua ratus ribu lebih jamaah Indonesia yang menyemut di tiga titik genting itu: Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Ba...

Santri Pekok

  Santri Pekok Oleh : Syafaat   Dalam Kamus Besar Bahasa Indoneai (KBBI) “pekok” artinya bodoh, bisa juga diartikan gokil, aneh atau nyleneh, bisa juga istiahnya gila/sesuatu yang tidak wajar tapi masih dalam batas garis, susah diberitahu,   berbeda dengan bodoh yang memang belum tahu. Sedangkan kata “santri” menurut wikipedia adalah sebutan bagi seseorang yang mengikuti pendidikan agama Islam di pesantren, biasanya menetap di tempat tersebut hingga pendidikannya selesai. Menurut bahasa istilah santri berasal dari bahasa Sangsekerta, “Shastri” yang memiliki akar kata yang sama dengan kata sastra yang berarti kitab suci, agama dan pengetahuan,. Ada pula yang mengatakan berasal dari kata “cantrik” yang berarti para pembantu begawan atau resi. Seorang cantrik diberi upah berupa ilmu pengetahuan oleh begawan atau resi tersebut. Tidak jauh beda dengan seorang santri yang mengabdi di pesantren, sebagai konsekwensinya pengasuh pondok pesantren memberikan ilmu pengetahuan ...