Langsung ke konten utama

KBIHU Al Mabrur Adakan Reuni Haji 2024


Banyuwangi (Warta Blambangan) Jamaah haji Kabupaten Banyuwangi Kloter SUB-58 dari KBIHU (Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umroh) Al-mabrur Banyuwangi, Ahad (28/07/2024) di Masjid Babussalam Desa Ketapang dengan dihadiri tim Kloter SUB-58.

Ketua KBIHU Al Mabrur KH. Abdul Qodir menyampaikan bahwa sengaja mengundang tim Kloter SUB-58 dan menyampaikan banyak terimakasih atas bimbingan dan layanan yang sudah dilakukan dan sangat memuaskan.

Kekompakan jamaah bukan hanya ketika melakukan ibadah haji saja, tetapi juga pasca haji kekeluargaan tersebut masih terasa.

dr. Hj. Zuwwidatul Husna yang saat pelaksanaan ibadah haji menjadi dokter kloter menyampaikan bahwa tugas haji selain ibadah juga menambah saudara, saling bersilaturahim antar jamaah.

" kita sudah seperti saudara yang sudah kenal lama" kata Ning Wida.

Hal ini juga dibenarkan H. Ainur Rofiq yang saat haji menjadi Ketua Rombongan, yang memimpin acara, juga menyampaikan rasa terima kasih yang setinggi-tingginya atas dedikasi semua tim kloter.

" saat pertama kali umrah sunnah, ketua rombongan diajak oleh ketua kloter SUB-58 ke miqot terdekat, dan selanjutnya para ketua rombongan dapat mengajak jamaahnya, yang kadangkala juga masih tetap didampingi tim kloter" katanya.

Hal ini bertujuan agar bagi jamaah haji yang ingin umrah sunnah dapat dilakukan secara mandiri, dan bagi yang sehat, mereka dapat melaksanakan umrah berkali-kali.

Kepedulian tim Kloter SUB-58 bukan hanya masalah ibadah saja, bahkan ketika jamaah membutuhkan penukaran real, juga dibantu oleh ketua kloter dengan kurs yang murah dibandingkan penukaran rupiah di luar.

Ketua kloter SUB-58 Syafaat yang juga hadir dalam reuni menyampaikan bahwa kesuksesan pelaksanaan ibadah haji, terutama kloter SUB-58 adalah adanya kekompakan dan saling peduli terhadap sesama.

"para jamaah saling membantu, terutama bagi jamaah haji ketika di hotel, terlebih ada layanan khusus konsumsi lansia yang dapat request melalui ketua rombongan" kata Syafaat.(syaf)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Registrasi PTK Baru di Simpatika

Syarat Registrasi PTK Baru Persyaratan untuk melakukan registrasi PTK baru adalah sebagai berikut. 1. Belum memiliki PegID ataupun NUPTK 2.     Menjadi PTK di Madrasah/Sekolah yang dibuktikan dengan SK Pengangkatan  3.     Mengisi Formulir A05 Formulir tersebut diisi kemudian serahkan kepada Admin Madrasah atau Kepala Madrasah, dengan dilampiri: Pas photo berwana ukuran 4 x 6 sebanyak 1 lembar (Plus siapkan File Foto ukuran Maksimal 100 kb) 2.     Copy Kartu Keluarga 3.     Copy Ijazah SD (Terendah) 4.     Copy Ijazah Pendidikan Tertinggi 5.     Copy SK Pengangkatan sebagai PTK di madrasah tersebut Formulir A05  beserta lampirannya tersebut diserahkan kepada  Admin Madrasah  atau Kepala Madrasah untuk dimasukkan ke dalam sistem melalui "Registrasi PTK" di menu Pendidik dan Tenaga Kependidikan di Simpatika. Langkah bagi Operator atau K...

Kabar dari Armuzna

Kabar dari Armuzna Oleh: Petugas PPIH 2024 Sudah beberapa kali saya membaca kabar dari Armuzna—Arafah, Muzdalifah, dan Mina—dalam penyelenggaraan haji tahun ini. Setiap kali membaca, dada saya bergemuruh. Seperti aroma mesiu yang menggantung di udara, meletup-letup dalam kata, siap meledak dalam telunjuk jari. Tetapi saya tahan. Karena saya tahu, ini bukan hanya tentang pelayanan. Ini bukan sekadar soal logistik. Ini tentang kesabaran. Tentang mereka yang menggadaikan sebagian usia dan harta demi sebuah kata yang belum tentu bisa dibawa pulang: mabrur. Banyak yang pesimis pelaksanaan haji berjalan lancar seperti tahun 2024, pemerintah kerajaan Saudi Arabia memangkas petugas haji Indonesia, mereka yakin dengan sistem baru tidak perlu petugas terlalu banyak dari Indonesia. Awalnya kita percaya sampai pada akhirnya serumit ini kenyataannya.  Saya tahu, tidak mudah mengatur dua ratus ribu lebih jamaah Indonesia yang menyemut di tiga titik genting itu: Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Ba...

Santri Pekok

  Santri Pekok Oleh : Syafaat   Dalam Kamus Besar Bahasa Indoneai (KBBI) “pekok” artinya bodoh, bisa juga diartikan gokil, aneh atau nyleneh, bisa juga istiahnya gila/sesuatu yang tidak wajar tapi masih dalam batas garis, susah diberitahu,   berbeda dengan bodoh yang memang belum tahu. Sedangkan kata “santri” menurut wikipedia adalah sebutan bagi seseorang yang mengikuti pendidikan agama Islam di pesantren, biasanya menetap di tempat tersebut hingga pendidikannya selesai. Menurut bahasa istilah santri berasal dari bahasa Sangsekerta, “Shastri” yang memiliki akar kata yang sama dengan kata sastra yang berarti kitab suci, agama dan pengetahuan,. Ada pula yang mengatakan berasal dari kata “cantrik” yang berarti para pembantu begawan atau resi. Seorang cantrik diberi upah berupa ilmu pengetahuan oleh begawan atau resi tersebut. Tidak jauh beda dengan seorang santri yang mengabdi di pesantren, sebagai konsekwensinya pengasuh pondok pesantren memberikan ilmu pengetahuan ...