Langsung ke konten utama

Jamaah Haji Banyuwangi Bikin Rujak Lethok Khas Cungkingan


Mekkah (Warta Blambangan)-Suasana di hotel Bilal daerah Misfalah Makkah, jamaah haji asal Banyuwangi mendadak riuh dengan aroma khas yang mengundang selera, Rabu (29/5/2024). 

Rupanya beberapa jamaah haji tengah membuat rujak Lethok, kuliner tradisional khas daerah mereka, untuk mengobati rasa rindu kampung halaman. Acara dadakan itu sebagai bagian dari kegiatan kebersamaan selama menunaikan ibadah haji. 

Dengan peralatan dan bahan-bahan yang telah dibawa dari Indonesia, para jamaah dengan antusias meracik rujak lethok, yang terkenal dengan perpaduan bumbu kacang, dan petis.

"Kami ingin menghadirkan sedikit suasana rumah di tengah-tengah pelaksanaan ibadah haji ini," ujar Asrori, salah satu jamaah. 

Asrori, yang kesehariannya mengajar di MTsN 10 Banyuwangi mengatakan, bahwa rujak lethok ini memang makanan favorit di Banyuwangi. Dirinya bersama teman kamar sepakat untuk membuatnya bersama-sama di  sana.

Para jamaah saling berbagi tugas, ada yang mengiris buah-buahan, dan ada pula yang menumbuk bumbu dengan semangat. Gelak tawa dan canda menghiasi proses pembuatan rujak, membuat suasana semakin akrab dan hangat.

"Saya sangat senang bisa ikut membuat rujak lethok di sini. Rasanya seperti sedang berada di rumah sendiri," kata mereka.

Acara memasak rujak lethok ini juga menjadi ajang silaturahmi dan mempererat hubungan antar jamaah. Selesai membuat, mereka pun bersama-sama menikmati hasilnya dengan penuh syukur dan kegembiraan.

Kegiatan membuat Rujak lethok ini merupakan contoh betapa kuatnya semangat kebersamaan dan gotong royong jamaah haji asal Indonesia, khususnya dari Banyuwangi, dalam menjalani rangkaian ibadah haji yang penuh tantangan. (yas)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Registrasi PTK Baru di Simpatika

Syarat Registrasi PTK Baru Persyaratan untuk melakukan registrasi PTK baru adalah sebagai berikut. 1. Belum memiliki PegID ataupun NUPTK 2.     Menjadi PTK di Madrasah/Sekolah yang dibuktikan dengan SK Pengangkatan  3.     Mengisi Formulir A05 Formulir tersebut diisi kemudian serahkan kepada Admin Madrasah atau Kepala Madrasah, dengan dilampiri: Pas photo berwana ukuran 4 x 6 sebanyak 1 lembar (Plus siapkan File Foto ukuran Maksimal 100 kb) 2.     Copy Kartu Keluarga 3.     Copy Ijazah SD (Terendah) 4.     Copy Ijazah Pendidikan Tertinggi 5.     Copy SK Pengangkatan sebagai PTK di madrasah tersebut Formulir A05  beserta lampirannya tersebut diserahkan kepada  Admin Madrasah  atau Kepala Madrasah untuk dimasukkan ke dalam sistem melalui "Registrasi PTK" di menu Pendidik dan Tenaga Kependidikan di Simpatika. Langkah bagi Operator atau K...

Kabar dari Armuzna

Kabar dari Armuzna Oleh: Petugas PPIH 2024 Sudah beberapa kali saya membaca kabar dari Armuzna—Arafah, Muzdalifah, dan Mina—dalam penyelenggaraan haji tahun ini. Setiap kali membaca, dada saya bergemuruh. Seperti aroma mesiu yang menggantung di udara, meletup-letup dalam kata, siap meledak dalam telunjuk jari. Tetapi saya tahan. Karena saya tahu, ini bukan hanya tentang pelayanan. Ini bukan sekadar soal logistik. Ini tentang kesabaran. Tentang mereka yang menggadaikan sebagian usia dan harta demi sebuah kata yang belum tentu bisa dibawa pulang: mabrur. Banyak yang pesimis pelaksanaan haji berjalan lancar seperti tahun 2024, pemerintah kerajaan Saudi Arabia memangkas petugas haji Indonesia, mereka yakin dengan sistem baru tidak perlu petugas terlalu banyak dari Indonesia. Awalnya kita percaya sampai pada akhirnya serumit ini kenyataannya.  Saya tahu, tidak mudah mengatur dua ratus ribu lebih jamaah Indonesia yang menyemut di tiga titik genting itu: Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Ba...

Santri Pekok

  Santri Pekok Oleh : Syafaat   Dalam Kamus Besar Bahasa Indoneai (KBBI) “pekok” artinya bodoh, bisa juga diartikan gokil, aneh atau nyleneh, bisa juga istiahnya gila/sesuatu yang tidak wajar tapi masih dalam batas garis, susah diberitahu,   berbeda dengan bodoh yang memang belum tahu. Sedangkan kata “santri” menurut wikipedia adalah sebutan bagi seseorang yang mengikuti pendidikan agama Islam di pesantren, biasanya menetap di tempat tersebut hingga pendidikannya selesai. Menurut bahasa istilah santri berasal dari bahasa Sangsekerta, “Shastri” yang memiliki akar kata yang sama dengan kata sastra yang berarti kitab suci, agama dan pengetahuan,. Ada pula yang mengatakan berasal dari kata “cantrik” yang berarti para pembantu begawan atau resi. Seorang cantrik diberi upah berupa ilmu pengetahuan oleh begawan atau resi tersebut. Tidak jauh beda dengan seorang santri yang mengabdi di pesantren, sebagai konsekwensinya pengasuh pondok pesantren memberikan ilmu pengetahuan ...