Langsung ke konten utama

Satuan Pendidikan Ramah Anak Bagi Guru Pasraman

Banyuwangi (Warta Blambangan) Workshop yang dilaksanakan Penyelenggara Bimas Hindu pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi di aula bawah, Rabu (30/08/2033) yang dibuka Dr Moh Amak Burhanudin, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi  selain diisi Narasumber dari Luar Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi, juga diisi oleh Syafaat, S.H., M.H.I dari Seksi Bimbingan Masyarakat Islam pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi.



Dalam arahannya, Amak menyampaikan tentang 5 kunci keberhasilan guru dalam mendidik. Diantaranya, Syukur dan Cinta, artinya selalu bersyukur kepada Tuhan dalam menjalani profesi sebagai seorang pendidik. Berikutnya, memiliki Kompetensi. Anak didik menjadi pintar, cerdas, dan berhasil tergantung guru. Di era teknologi dan digital kata Amak, guru harus bisa menyesuaikan.

“Teknologi tidak boleh dijauhkan dari anak didik, guru harus bisa menguasai teknologi”, ungkapnya.

Lebih lanjut dirinya menyampaikan, bahwa salah satu keberhasilan guru dalam mendidik adalah berfikir positif, dan menjadi teladan bagi murid-muridnya. Amak berharap ke depan guru agama hindu di Banyuwangi ada yang masuk PPPK.



Syafaat menyampaikan tentang SRA (Satuan Pendidikan Ramah Anak) yang salah satunya juga Pendidikan di Pasraman.
"ratifikasi konvensi hak anak telah dituangkan dalam undang-undang perlindungan anak" kata Syafaat.

Lebih lanjut Syafaat juga menyampaikan tentang Rumah Ibadah Ramah Anak (RIRA), yang pada intinya bagaimana anak  ketika orang-orang dewasa beribadah, mereka dapat mengikuti ke tempat ibadah dengan aman dan nyaman tanpa mengganggu mereka yang sedang beribadah.
"kalau anak-anak tidak kita biasakan ke tempat ibadah, bisa jadi suatu saat tempat ibadah akan sepi dari orang yang melaksanakan ibadah" katanya.

Pengawas Pendidikan Agama Hindu Mamik Sutiyasning menyampaikan bahwa dengan adanya materi SRA dan Rumah Ibadah Ramah Anak (RIRA) ini sebuah hal yang perlu ditindak lanjuti, sebab selama ini kita telah merasa bahwa semua yang dilakukan sudah ramah terhadap anak.
"belum semua tenaga pendidik memahami tentang perundang-undangan perlindungan anak dan penerapannya, karenanya perlu adanya workshop seperti ini" katanya.

Para peserta sangat antusias terhadap materi yang disampaikan para Narasumber, baik narasumber dari Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi maupun Narasumber dari Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Registrasi PTK Baru di Simpatika

Syarat Registrasi PTK Baru Persyaratan untuk melakukan registrasi PTK baru adalah sebagai berikut. 1. Belum memiliki PegID ataupun NUPTK 2.     Menjadi PTK di Madrasah/Sekolah yang dibuktikan dengan SK Pengangkatan  3.     Mengisi Formulir A05 Formulir tersebut diisi kemudian serahkan kepada Admin Madrasah atau Kepala Madrasah, dengan dilampiri: Pas photo berwana ukuran 4 x 6 sebanyak 1 lembar (Plus siapkan File Foto ukuran Maksimal 100 kb) 2.     Copy Kartu Keluarga 3.     Copy Ijazah SD (Terendah) 4.     Copy Ijazah Pendidikan Tertinggi 5.     Copy SK Pengangkatan sebagai PTK di madrasah tersebut Formulir A05  beserta lampirannya tersebut diserahkan kepada  Admin Madrasah  atau Kepala Madrasah untuk dimasukkan ke dalam sistem melalui "Registrasi PTK" di menu Pendidik dan Tenaga Kependidikan di Simpatika. Langkah bagi Operator atau K...

Kabar dari Armuzna

Kabar dari Armuzna Oleh: Petugas PPIH 2024 Sudah beberapa kali saya membaca kabar dari Armuzna—Arafah, Muzdalifah, dan Mina—dalam penyelenggaraan haji tahun ini. Setiap kali membaca, dada saya bergemuruh. Seperti aroma mesiu yang menggantung di udara, meletup-letup dalam kata, siap meledak dalam telunjuk jari. Tetapi saya tahan. Karena saya tahu, ini bukan hanya tentang pelayanan. Ini bukan sekadar soal logistik. Ini tentang kesabaran. Tentang mereka yang menggadaikan sebagian usia dan harta demi sebuah kata yang belum tentu bisa dibawa pulang: mabrur. Banyak yang pesimis pelaksanaan haji berjalan lancar seperti tahun 2024, pemerintah kerajaan Saudi Arabia memangkas petugas haji Indonesia, mereka yakin dengan sistem baru tidak perlu petugas terlalu banyak dari Indonesia. Awalnya kita percaya sampai pada akhirnya serumit ini kenyataannya.  Saya tahu, tidak mudah mengatur dua ratus ribu lebih jamaah Indonesia yang menyemut di tiga titik genting itu: Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Ba...

Santri Pekok

  Santri Pekok Oleh : Syafaat   Dalam Kamus Besar Bahasa Indoneai (KBBI) “pekok” artinya bodoh, bisa juga diartikan gokil, aneh atau nyleneh, bisa juga istiahnya gila/sesuatu yang tidak wajar tapi masih dalam batas garis, susah diberitahu,   berbeda dengan bodoh yang memang belum tahu. Sedangkan kata “santri” menurut wikipedia adalah sebutan bagi seseorang yang mengikuti pendidikan agama Islam di pesantren, biasanya menetap di tempat tersebut hingga pendidikannya selesai. Menurut bahasa istilah santri berasal dari bahasa Sangsekerta, “Shastri” yang memiliki akar kata yang sama dengan kata sastra yang berarti kitab suci, agama dan pengetahuan,. Ada pula yang mengatakan berasal dari kata “cantrik” yang berarti para pembantu begawan atau resi. Seorang cantrik diberi upah berupa ilmu pengetahuan oleh begawan atau resi tersebut. Tidak jauh beda dengan seorang santri yang mengabdi di pesantren, sebagai konsekwensinya pengasuh pondok pesantren memberikan ilmu pengetahuan ...