Langsung ke konten utama

Kepekaan Ficky Septalinda Terhadap Anak Millenial

 


Banyuwangi (Warta Blambangan) Wakil rakyat yang satu ini memang patut diacungkan jempol, perhatiannya terhadap kaum milenial nampak ketika bertemu anak-anak yang telah mengikuti pelatihan di BLK Kementerian Tenaga Kerja yang berada di Kecamatan Muncar. Para anak muda yang sedang praktik di Imam Omah Kopi Desa Telemung Kecamatan Kalipuro ini berdiskusi dengan Ficky Septalinda yang juga menjabat Ketua Komisi IV, Selasa (01/08/2023). Dengan ramah Ficky memberikan motivasi kepada anak-anak millenial ini untuk mengembangkan potensi lokal yang dimiliki Kabupaten Banyuwangi.

"mereka bukan hanya belajar menjadi barisa
ta yang baik, tetapi  bagaimana mengembangkan produk kopi hingga mencapai nilai jual tinggi" kata Ficky.

Politisi asal Kecamatan Glenmore ini menyampaikan bahwa kopi merupakan salah satu produk unggulan Kabupaten Banyuwangi yang terkenal sejak masa kolonial, mindset petani kopi yang dulu hanya menjual bahan mentah, sekarang sudah bergeser dengan menjual produk jadi yang tidak kalah dengan produk psbrikan ternama.

Untuk produksi, beberapa petani kopi juga mulai mengembangkan produk peternakan  terutama kambing etawa, dimana makanan kambing diambilkan dari pohon pelindung kopi, kotorannya dimanfaatkan untuk pupuk kopi, sehingga dapat mengurangi ketergantungan petani dari pupuk kimia, begitupun dengan ternak kambing yang diserahkan susunya dapat mencukupi kebutuhan sehari hari.

Para anak Millenial ini merupakan anak-anak yang mempunyai keinginan untuk maju, sebagian besar dari mereka masih menempuh pendidikan di beberapa perguruan tinggi di Banyuwangi dan sekitarnya
Bagi Ficky dapat berbagi ilmu dan pengalaman dengan kaum milenial ini merupakan hal yang biasa, dengan mengingat para kaum remaja inilah harapan bangsa berada.
"Kita harus mensuport anak-anak millenial ini yang berkeinginan maju membawa produk lokal Banyuwangi" Kata Ficky.

Lebih lanjut Ficky menyampaikan bahwa tidaklah salah anak-anak ini mengembangkan produk kopi, dengan mengingat minuman ini sangat familiar dengan lidah siapapun tanpa memandang strata sosial. (syaf)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Registrasi PTK Baru di Simpatika

Syarat Registrasi PTK Baru Persyaratan untuk melakukan registrasi PTK baru adalah sebagai berikut. 1. Belum memiliki PegID ataupun NUPTK 2.     Menjadi PTK di Madrasah/Sekolah yang dibuktikan dengan SK Pengangkatan  3.     Mengisi Formulir A05 Formulir tersebut diisi kemudian serahkan kepada Admin Madrasah atau Kepala Madrasah, dengan dilampiri: Pas photo berwana ukuran 4 x 6 sebanyak 1 lembar (Plus siapkan File Foto ukuran Maksimal 100 kb) 2.     Copy Kartu Keluarga 3.     Copy Ijazah SD (Terendah) 4.     Copy Ijazah Pendidikan Tertinggi 5.     Copy SK Pengangkatan sebagai PTK di madrasah tersebut Formulir A05  beserta lampirannya tersebut diserahkan kepada  Admin Madrasah  atau Kepala Madrasah untuk dimasukkan ke dalam sistem melalui "Registrasi PTK" di menu Pendidik dan Tenaga Kependidikan di Simpatika. Langkah bagi Operator atau K...

Kabar dari Armuzna

Kabar dari Armuzna Oleh: Petugas PPIH 2024 Sudah beberapa kali saya membaca kabar dari Armuzna—Arafah, Muzdalifah, dan Mina—dalam penyelenggaraan haji tahun ini. Setiap kali membaca, dada saya bergemuruh. Seperti aroma mesiu yang menggantung di udara, meletup-letup dalam kata, siap meledak dalam telunjuk jari. Tetapi saya tahan. Karena saya tahu, ini bukan hanya tentang pelayanan. Ini bukan sekadar soal logistik. Ini tentang kesabaran. Tentang mereka yang menggadaikan sebagian usia dan harta demi sebuah kata yang belum tentu bisa dibawa pulang: mabrur. Banyak yang pesimis pelaksanaan haji berjalan lancar seperti tahun 2024, pemerintah kerajaan Saudi Arabia memangkas petugas haji Indonesia, mereka yakin dengan sistem baru tidak perlu petugas terlalu banyak dari Indonesia. Awalnya kita percaya sampai pada akhirnya serumit ini kenyataannya.  Saya tahu, tidak mudah mengatur dua ratus ribu lebih jamaah Indonesia yang menyemut di tiga titik genting itu: Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Ba...

Santri Pekok

  Santri Pekok Oleh : Syafaat   Dalam Kamus Besar Bahasa Indoneai (KBBI) “pekok” artinya bodoh, bisa juga diartikan gokil, aneh atau nyleneh, bisa juga istiahnya gila/sesuatu yang tidak wajar tapi masih dalam batas garis, susah diberitahu,   berbeda dengan bodoh yang memang belum tahu. Sedangkan kata “santri” menurut wikipedia adalah sebutan bagi seseorang yang mengikuti pendidikan agama Islam di pesantren, biasanya menetap di tempat tersebut hingga pendidikannya selesai. Menurut bahasa istilah santri berasal dari bahasa Sangsekerta, “Shastri” yang memiliki akar kata yang sama dengan kata sastra yang berarti kitab suci, agama dan pengetahuan,. Ada pula yang mengatakan berasal dari kata “cantrik” yang berarti para pembantu begawan atau resi. Seorang cantrik diberi upah berupa ilmu pengetahuan oleh begawan atau resi tersebut. Tidak jauh beda dengan seorang santri yang mengabdi di pesantren, sebagai konsekwensinya pengasuh pondok pesantren memberikan ilmu pengetahuan ...