Langsung ke konten utama

Melangkah Bersama Pemimpin Visioner


Banyuwangi (Warta Blambangan) Buku yang ditulis ASN pada Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi dalam rangka setahun kepemimpinan Dr. Moh. Amak Burhanudin diserahkan perwakilan penulis di ruang PTSP Kamis (27/04/2023). Para penulis yang mewakili adalah Syafaat, Ketua komunitas Lentera Sastra dan Samsul Huda, Penyuluh Agama Islam pada KUA Kecamatan Banyuwangi.

Amak menyampaikan bahwa pada awalnya dirinya berharap ada 77 Penulis yang menuliskan tentang kepemimpinannya selama menjabat sebagai Kepala Kantor kementerian agama Kabupaten Banyuwangi, namun ternyata ada 113 penulis yang memberikan tulisan sebagai gambaran dari keberadaannya di Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi.
“ada makna tersendiri dari 113 penulis tersebut, kebetulan saya lahir pada tanggal 13 Januari” kata Amak.


Menyinggung tentang isi buku yang ditulis para ASN tersebut, Amak menyampaikan bahwa disamping pujian atas kinerja kolektif yang dilakukan, tidak sedikit yang memberikan kritikan atas kinerjanya.
“Kriitikan dan masukan yang disampaikan dalam tulisan tersebut sebagai bahan evaluasi dalam kepemimpinan” Katanya.
Lebih lanjut Doktor lulusan UIN SATU Tulungagung tersebut menyampaikan bahwa pada dasarnya parea ASN sangat mendukung dengan perkembangan layanan pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi, terutama dengan perubahan fisik kantor dan digitalisasi layanan.
Sementera itu Syafaat atas nama para penulis juga meminta maaf jika dalam penulisan, terutama tentang masukan ada yang kurang berkenan, hal ini bukan karrena adanya rasa kurang sepaham dengan kepemimpinan, namun karena dalam meramu bahasa untuk memberikan masukan tersebut kurang pas.
“Tidak banyak pemimpin yang berani meminta ASN dibawah binaannya untuk menuliskan dengan jujur tentang kepemimpinannya, dan P Amak telah membuktikan bahwa dengan keterbukaan kepemimpinan, akan menghasilkan banyak inovasi untuk mendekatkan dan mempermudah layanan” kata Ketua Komunitas Lentera sastra Tersebut.
Lebih lanjut Syafaat menyampaikan bahwa hal semacam ini perlu dilanjutkan, dan bukan hanya untuk Kepala Kantor Kementerian Agama, namun  juga dapat dilakukan Kepala Madrasah, sehingga dengan karya tulis tersebut dapat dijadikan referensi tentang perjalanan sebuah lembaga di pemerintahan atau lembaga pendidikan.

Buku yang ditulis oleh ASN dari berbagai profesi seperti Pengawas Madrasah  Pengawas Pendidikan Agama Hindu Kristen, Katolik, Buddha, Para Kepala KUA,  Guru Madrsah dan lain lain ini .menjadikan sebuah buku dengan corak tulisan yang bervariasi, hal ini dengan mengingat tidak semua penulis terbiasa menuangkan ide dalam karya tulis.
"P Amak mampu memberikan motivasi kepada kami untuk menulis, nyakitin dengan bahasa sederhana" ungkap Solohon, Driver yang biasa menemani Moh. Amak Burhanudin yang juga tulisannya ada di buku tersebut.

Tidak salah jika buku kumpulan opini ini diberi judul melangkah bersama pemimpin visioner, hal jnj terbukti deide-ide broliandnya  yang salah satunya dapat memberikan motivasi kepada para ASN untuk menulis. (syaf)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Registrasi PTK Baru di Simpatika

Syarat Registrasi PTK Baru Persyaratan untuk melakukan registrasi PTK baru adalah sebagai berikut. 1. Belum memiliki PegID ataupun NUPTK 2.     Menjadi PTK di Madrasah/Sekolah yang dibuktikan dengan SK Pengangkatan  3.     Mengisi Formulir A05 Formulir tersebut diisi kemudian serahkan kepada Admin Madrasah atau Kepala Madrasah, dengan dilampiri: Pas photo berwana ukuran 4 x 6 sebanyak 1 lembar (Plus siapkan File Foto ukuran Maksimal 100 kb) 2.     Copy Kartu Keluarga 3.     Copy Ijazah SD (Terendah) 4.     Copy Ijazah Pendidikan Tertinggi 5.     Copy SK Pengangkatan sebagai PTK di madrasah tersebut Formulir A05  beserta lampirannya tersebut diserahkan kepada  Admin Madrasah  atau Kepala Madrasah untuk dimasukkan ke dalam sistem melalui "Registrasi PTK" di menu Pendidik dan Tenaga Kependidikan di Simpatika. Langkah bagi Operator atau K...

Kabar dari Armuzna

Kabar dari Armuzna Oleh: Petugas PPIH 2024 Sudah beberapa kali saya membaca kabar dari Armuzna—Arafah, Muzdalifah, dan Mina—dalam penyelenggaraan haji tahun ini. Setiap kali membaca, dada saya bergemuruh. Seperti aroma mesiu yang menggantung di udara, meletup-letup dalam kata, siap meledak dalam telunjuk jari. Tetapi saya tahan. Karena saya tahu, ini bukan hanya tentang pelayanan. Ini bukan sekadar soal logistik. Ini tentang kesabaran. Tentang mereka yang menggadaikan sebagian usia dan harta demi sebuah kata yang belum tentu bisa dibawa pulang: mabrur. Banyak yang pesimis pelaksanaan haji berjalan lancar seperti tahun 2024, pemerintah kerajaan Saudi Arabia memangkas petugas haji Indonesia, mereka yakin dengan sistem baru tidak perlu petugas terlalu banyak dari Indonesia. Awalnya kita percaya sampai pada akhirnya serumit ini kenyataannya.  Saya tahu, tidak mudah mengatur dua ratus ribu lebih jamaah Indonesia yang menyemut di tiga titik genting itu: Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Ba...

Santri Pekok

  Santri Pekok Oleh : Syafaat   Dalam Kamus Besar Bahasa Indoneai (KBBI) “pekok” artinya bodoh, bisa juga diartikan gokil, aneh atau nyleneh, bisa juga istiahnya gila/sesuatu yang tidak wajar tapi masih dalam batas garis, susah diberitahu,   berbeda dengan bodoh yang memang belum tahu. Sedangkan kata “santri” menurut wikipedia adalah sebutan bagi seseorang yang mengikuti pendidikan agama Islam di pesantren, biasanya menetap di tempat tersebut hingga pendidikannya selesai. Menurut bahasa istilah santri berasal dari bahasa Sangsekerta, “Shastri” yang memiliki akar kata yang sama dengan kata sastra yang berarti kitab suci, agama dan pengetahuan,. Ada pula yang mengatakan berasal dari kata “cantrik” yang berarti para pembantu begawan atau resi. Seorang cantrik diberi upah berupa ilmu pengetahuan oleh begawan atau resi tersebut. Tidak jauh beda dengan seorang santri yang mengabdi di pesantren, sebagai konsekwensinya pengasuh pondok pesantren memberikan ilmu pengetahuan ...