Langsung ke konten utama

Gali Potensi Siswa, Kemenag Banyuwangi Gelar Pentas PAI

 

Gali Potensi Siswa, Kemenag Banyuwangi Gelar Pentas PAI


Untuk mempersiapkan duta terbaiknya pada even Pentas PAI se Jawa Timur, Kemenag Banyuwangi Mulai Senin, 13-14 Spetember 2021 menyelenggarakan Pekan Keterampilan dan Seni Pendidikan Agama Islam ke 5 Tingkat Kabupaten Banyuwangi. Dalam kesempatan tersebut.

Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi H.Slamet berharap dengan kegiatan yang dilaksanakan secara berjenjang baik secara online maupun offline dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk terus mengembangkan diri dalam pendidikan agama.

 Kepala Seksi PAIS Kemenag Banyuwangi Dimyati menyampaikan, bahwa acara ini merupakan seleksi tingkat Kabupaten untuk mewakili lomba serupa di tingkat provinsi.

“Kita menyeleksi calon peserta yang sebelumnya sudah diseleksi di tingkat Kecamatan untuk mewakili Kabupaten Banyuwangi di tingkat Provinsi,” ungkapnya

Lebih lanjut Kasi PAIS menyampaikan bahwa untuk Tingkat Provinsi akan dilaksanakan secara virtual. Cabang yang diseleksi hingga hari Selasa adalah MTQ, MHQ, LPP, jenjang SD/SMP Adzan dan Iqomah, menyanyi jenjang TK, LC2P, Kaligrafi serta Karya Tulis Cerita Islam. Dalam Karya Tulis Ceris yang diikuti peserta dari SMA dan SMK tersebut setiap peserta harus membuat Ceris minimal 80 halaman.

Sementara Kepala Kemenag Banyuwangi Slamet dalam arahannya, mengatakan, bahwa Pentas PAI ini penting dilaksanakan sebagai wahana bagi anak didik untuk mewujudkan bakat dan potensi yang dimiliki, terutama dalam bidang seni.

“Ajang ini juga untuk memberi ruang kepada siswa siswi sesuai dengan kemampuan yang dimiliki,” jelasnya.

Dalam kesempatan itu dirinya juga mengklarifikasi adanya informasi liar yang dihembuskan oleh orang yang tidak bertanggungjawab, mengenai adanya ajaran radikalisme di kalangan pelajar. “Tidak benar agama mengajarkan radikalisme,” tegasnya.

Dirinya berharap, duta Pentas PAI Kemenag Banyuwangi bisa berbicara di tingkat provinsi, bahkan di tingkat nasional. (syaf/yasin)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Registrasi PTK Baru di Simpatika

Syarat Registrasi PTK Baru Persyaratan untuk melakukan registrasi PTK baru adalah sebagai berikut. 1. Belum memiliki PegID ataupun NUPTK 2.     Menjadi PTK di Madrasah/Sekolah yang dibuktikan dengan SK Pengangkatan  3.     Mengisi Formulir A05 Formulir tersebut diisi kemudian serahkan kepada Admin Madrasah atau Kepala Madrasah, dengan dilampiri: Pas photo berwana ukuran 4 x 6 sebanyak 1 lembar (Plus siapkan File Foto ukuran Maksimal 100 kb) 2.     Copy Kartu Keluarga 3.     Copy Ijazah SD (Terendah) 4.     Copy Ijazah Pendidikan Tertinggi 5.     Copy SK Pengangkatan sebagai PTK di madrasah tersebut Formulir A05  beserta lampirannya tersebut diserahkan kepada  Admin Madrasah  atau Kepala Madrasah untuk dimasukkan ke dalam sistem melalui "Registrasi PTK" di menu Pendidik dan Tenaga Kependidikan di Simpatika. Langkah bagi Operator atau K...

Kabar dari Armuzna

Kabar dari Armuzna Oleh: Petugas PPIH 2024 Sudah beberapa kali saya membaca kabar dari Armuzna—Arafah, Muzdalifah, dan Mina—dalam penyelenggaraan haji tahun ini. Setiap kali membaca, dada saya bergemuruh. Seperti aroma mesiu yang menggantung di udara, meletup-letup dalam kata, siap meledak dalam telunjuk jari. Tetapi saya tahan. Karena saya tahu, ini bukan hanya tentang pelayanan. Ini bukan sekadar soal logistik. Ini tentang kesabaran. Tentang mereka yang menggadaikan sebagian usia dan harta demi sebuah kata yang belum tentu bisa dibawa pulang: mabrur. Banyak yang pesimis pelaksanaan haji berjalan lancar seperti tahun 2024, pemerintah kerajaan Saudi Arabia memangkas petugas haji Indonesia, mereka yakin dengan sistem baru tidak perlu petugas terlalu banyak dari Indonesia. Awalnya kita percaya sampai pada akhirnya serumit ini kenyataannya.  Saya tahu, tidak mudah mengatur dua ratus ribu lebih jamaah Indonesia yang menyemut di tiga titik genting itu: Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Ba...

Santri Pekok

  Santri Pekok Oleh : Syafaat   Dalam Kamus Besar Bahasa Indoneai (KBBI) “pekok” artinya bodoh, bisa juga diartikan gokil, aneh atau nyleneh, bisa juga istiahnya gila/sesuatu yang tidak wajar tapi masih dalam batas garis, susah diberitahu,   berbeda dengan bodoh yang memang belum tahu. Sedangkan kata “santri” menurut wikipedia adalah sebutan bagi seseorang yang mengikuti pendidikan agama Islam di pesantren, biasanya menetap di tempat tersebut hingga pendidikannya selesai. Menurut bahasa istilah santri berasal dari bahasa Sangsekerta, “Shastri” yang memiliki akar kata yang sama dengan kata sastra yang berarti kitab suci, agama dan pengetahuan,. Ada pula yang mengatakan berasal dari kata “cantrik” yang berarti para pembantu begawan atau resi. Seorang cantrik diberi upah berupa ilmu pengetahuan oleh begawan atau resi tersebut. Tidak jauh beda dengan seorang santri yang mengabdi di pesantren, sebagai konsekwensinya pengasuh pondok pesantren memberikan ilmu pengetahuan ...