VIRUS POSITIF DI MASA COVID 19
Banyuwangi,7 Juli 2020
Oleh: Kur Asriatun
Menularkan virus positif kepada orang lain adalah sesuatu yang
menyenangkan. Ada kepuasan tersendiri yang dirasakan penulis. Semenjak
didengungkannya program literasi oleh kemendiknas disusul kemudian dengan
program GERAMM ( Gerakan Ayo Membangun Madrasah) membuat penulis mulai berfikir
kegiatan apa kiranya yang bisa mendukung program baik dari pemerintah tersebut. Program GERAMM dibagi dalam 7 gerakan, yaitu
Gerakan Literasi Madrasah (GELEM), Gerakan Madrasah Sehat (GEMES), Gerakan
Madrasah Inovatif (GEMI), Gerakan Furudhul Ainiyah (GEFA), Gerakan Peningkatan
Kompetensi Guru (KATA SIGURU), Gerakan Peningkatan Kompetensi Kepala Madrasah
(KATA SIKAMAD), Gerakan Peningkatan Kompetensi Pengawas (KATA SIAWAS). Penulis yang merupakan salah satu personel inti dari tim pengembang
madrasah di instansinya kemudian mulai berinisiatif mengajukan program terkait
hal tersebut. Alhamdulillah beberapa program yang mendukung program GELEM dapat
terealisasi diantaranya reading center, Gerakan Membaca (GeMa) dan Sabtu
Menulis (SaLis). Hanya karena masa pandemi covid 19 akhirnya kegiatan tersebut
tertunda. Program GEMES juga turut dilaksanakan melalui gerakan
galonisasi, mengurangi menjual jajanan kemasan plastik yang bekerja sama dengan
kantin dan koperasi sekolah. Predikat Adiwiyata Nasional yang disandang madrasah penulis juga merupakan hasil
dari aktualisasi nyata pelaksanaan gerakan madrasah sehat.
Masa pandemi yang di
mulai bulan maret hingga sekarang memunculkan paradigma baru terkait
pembelajaran di madrasah. Tatap muka dalam pembelajaran yang tak lagi bisa
dilakukan secara langsung membuat para praktisi pendidikan utamanya guru
harus cerdas mengambil sikap. Mengeluh bukan pilihan dan malas adalah hal
yang harus dilawan. Kenyamanan bersama keluarga karena orangtua yang bekerja
dari rumah dan anak anak yang juga belajar dari rumah jangan sampai
meninabobokan kita dengan kelalaian. Kelalaian bahwa sebagai pendidik juga
dituntut untuk terus berproses meningkatkan kompetensi diri agar ilmu dapat
tersampaikan dengan baik kepada peserta didik meski dari rumah.
Giat belajar tentang berbagai aplikasi yang mendukung pembelajaran jarak jauh (PJJ) baik secara formal maupun non formal haruslah dihidupkan dalam semangat seorang pendidik. Secara formal belajar bisa dengan mengikuti Webinar, DJJ (Diklat Jarak Jauh) ataupun kelas online yang banyak ditawarkan. Secara non formal seorang pendidik juga bisa belajar otodidak melalui youtube ataupun artikel .
Rindu? Tentu saja semua
merasakannya. Baik itu pendidik dan peserta didik semua mengharapkan moda
pembelajaran yang normal bisa bertatap muka, berdiskusi, dan melakukan praktik
belajar bersama dengan menyenangkan. Meski hal tersebut dapat sedikit terobati
dengan aplikasi zoom, webex, ataupun vcall. Namun pembelajaran dengan tatap
muka secara normal masihlah tetap diangankan.
Inilah kemudian dikatakan betapa peran guru tak
tergantikan. Secanggih apapun aplikasinya, bimbingan guru tak bisa digantikan.
Pakar pendidikan Universitas Brawijaya (UB) Aulia Luqman Aziz dalam kompas.com
menyatakan Peran guru tak
tergantikan. Luqman juga mengatakan bahwa Melalui proses belajar mengajar
secara tatap muka,siswa mendapatkan nilai-nilai yang tak bisa didapatkan
melalui pembelajaran daring.Nilai-nilai tersebut antara lain proses pendewasaan
sosial, budaya, etika, dan moral, yang hanya bisa didapatkan dengan interaksi
sosial di suatu area pendidikan.
Sejatinya semua
mengharapkan pembelajaran akan kembali seperti sedia kala. Kebosanan orangtua
yang mulai terasa dalam mendampingi siswa belajar. Para pendidik yang juga
mulai bergaya monoton dalam pembelajaran virtual. Sikap bersabar dan menyadari
bahwa ini semua adalah keniscayaan yang harus dihadapi dan ditaklukkan adalah
modal untuk hidup nyaman di era pandemi ini.
Menggiatkan literasi di
komunitas Madrasah penulis adalah usaha nyata penulis untuk mewarnai kehidupan
pendidik di madrasahnya menjadi lebih ceria. Berawal dengan membuat grup
bertajuk "Literasi sks" para pendidik di madrasah penulis dengan suka
cita menuangkan ide pikirannya dalam bentuk puisi, cerpen dan artikel. Tujuan
akhir nantinya tulisan tersebut dapat dibukukan baik dalam bentuk solo ataupun
antologi.
Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik
(surga) dan tambahannya. Dan muka mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak
(pula) kehinaan. Mereka itulah penghuni surga, mereka kekal di dalamnya.
[Yûnus/10:26]
(https://almanhaj.or.id/3345-mari-berbuat-baik-selalu.html)
Berbuat baiklah setiap saat, karena saat
kebaikan yang kita lakukan diikuti orang lain. Maka pahala kebaikan itu akan
terus mengalir pada kita. Tidak ada sesuatu yang langsung sempurna saat
dilakukan. Maka awalilah dengan bismillah, belajar untuk kemudian mampu
membelajarkan. Berlomba untuk kebaikan dengan cara yang baik insyaalloh
akan menghasilkan sesuatu yang baik.
Semoga Alloh memberkahi.
BIODATA PENULIS
Memiliki
nama lengkap Kur Asriatun dengan nama panggilan Asri, penulis lahir di
Banyuwangi pada 25 Juli tahun
1980.Mengajar bidang matematika di MTs Negeri 1 Banyuwangi.Penulis dapat
dihubungi melalui email amelkfin@gmail.com
atau nomer WA 085233266408.Penulis pernah mengikuti Sagusabu Banyuwangi dan
menghasilkan buku karya pertama terbitan Media guru berjudul Hiruk Pikuk Menuju
Adiwiyata Nasional.
Jos bu
BalasHapusAlhamdulillah...
BalasHapus