Dilangit
Yang Kau Tatap Ada Rindu Yang Ku Titip
Oleh
: ANNISA ARAHMA
Semakin
kesini semakin sadar, memang roda kehidupan selalu mengajarkan pentingnya
menggunakan perasaan dalam setiap keadaan dan kesadaran. Semua tahu, semua
sadar, bahwa dunia sedang tidak baik-baik saja, meskipun ada tante corona.
Satu hari, dua hari, satu minggu, sampai berbulan-bulan sepi ini belum berlalu.
Menggoreskan luka, menusuk jiwa, serta terjauh dari cinta. Menutup diri menjauh
dari keramaian dengan segenggam harapan bencana segera terselesaikan. Aku tidak
tahu, siapa lagi yang dapat menjelaskan. Harus mengakui. Bahwa aku sedang
dirundung rindu. Seperti halnya sebayaku juga tidak ingin hanya berandai-andai,
meramaikan harapan yang sebenarnya hidup dalam sepi, diimana saat ramai yang
dulu sering terjadi di bumi pertiwi. Bersama bergandengan, melepas luka rindu
saling berpelukan, mengobrol santai tanpa beban. Kenangan yang tak terlupakan, semakin
menyimpannya kedalam memori indah, belum sempat mengatakan sampai jumpa,
semakin merindu untuk berjumpa dengan madrasah kita.
Tak
banyak yang dapat dilakukan agar kau tetap bersemangat menjalani karantina. Tentunya
kita saling support dari rumah masing-masing. Dengan berbaring di kamar
seharian. Kita sering menghabiskan waktu bersama dengan bermain, belajar, dan membuat
keributan kecil khas remaja. Yang jika mwngingatnya jadi malu tapi mau. Melakukannya
lagi dan lebih sering. Namun kini serasa bosan sekali karena tidak ada
kehadiranmu di sisi ku. Tidak ada lagi bising di telingaku, tidak ada lagi seriusmu
yang malah mengundang tawa. Bagaimana ini? Aku malah mengingat hal-hal konyol
yang kita lakukan, tentang guru killer yang menjengkelkan, namun juga
dirindukan, tentang meteri pelajaran yang kadang serasa membosankan. Saat ini berkirim
kabar secara online adalah pilihan terbaik yang bisa dilakukan, bermain tiktok
bersama, membuat kelas online dari kamar kita masing masing yang sedikit bau
apek dan berantakan.
Berhari hari
setelah jenuh selalu datang, otak mulai memutarkan hari-hari indah dan buruk di
masa lalu bersama kawan sepembelajaran sepermainan. Membuat hati merasa
“terpuaskan”. Yang terbiasa tertawa riang gembira, hal apapun yang sulit
diselesaikan bersama-sama, Merayakan hari bahagia, dan terkadang, ada beberapa
pertengkaran kecil yang membuat kami jadi jauh sementara. Namun, namanya remaja
pasti emosi nya masih sedang labil. Boleh juga dikatakan “sek proses belajar
dadi dewasa” (masih proses belajar menjadi dewasa). Apapun itu, nyatanya
setelah bertengkar rasanya jadi tambah sayang, karena kita jadi semakin
mengenali satu sama lain. Dari sini semakin memahami jika yang kita suka belum
tentu disukai orang lain, yang kita mau belum tentu juga di inginkan orang
lain, yang kita lihat juga belum tentu dilihat orang lain. Dari pertengkaran
itulah kita, yang sebagai anak remaja benar-benar diberikan pelajaran berharga
untuk saling menghormati dan menghargai. Dengan itu kasih sayang dan cinta akan
terbentuk. Dengan inilah, rindu didalam hati juga terbentuk pada waktunya. Dimana
kita tidak dapat mengulanginya. Dan dari rindu, kita juga belajar, jangan
pernah menyia-nyiakan waktu. Ciptakan kenangan indah dalam kondisi apapun
bersama siapapun. Dikala kondisi pandemi covid-19 seperti ini, rindu juga dapat
menjadi rasa pereda di saat suasana hati sedang tidak enak-enaknya. Dengan
rindu, menguatkan ingatan kita tentang kenangan bahwa kita ernah belajar
bersama ditempat yang sama, dan dengan guru yang sama.
Untuk
mengurangi bosan, kia dapat memanfaatkan beberapa fitur dari media online untuk
mengabadikan beberapa kenangan yang sempat terekam melalui foto dan video, kita
dapat mengunggahnya kedalam Facebook maupun Youtube. Suatu saat kita akan tertawa
karena kekonyolan yang dulu Sering terjadi. Sempat berfikir, apakah nanti kita
dapat tidur kalau kenangan-kenangan indah ini masih menghantui pikiran? Tidak,
itu pertanyaan yang konyol enjoy saja kita geser layar Handphone untuk
melihat momen-momen indah itu. Sungguh, kita memang benar-benar terbukti sering
menghabiskan waktu bersama-sama disela menyerap materi pelajaran. Kita sekarang
sering cekikitan sendiri dalam kamar ditengah malam,orang orang dewasa tidak
akan mengerti hati kita yang sedang menikmati masa remaja dengan membuat kelas
online, membuat taman bermain dalam kotak kecil elektronik yang kita bawa
kemanapun juga.
Sembari mengingat-ingat memori indah mengusir kebosanan, kadang sedikit tertawa dan tak terasa juga meneteskan air mata. Di sudut jendela ruang tamu, bertanya-tanya dan penasaran dengan menatap langit. Apakah temanku juga merasakan rindu yang kurasakan? Apa juga sedang mengingat kenangan indah itu? Apakah mau menatap langit yang sama sekarang juga?, Di langit yang kau tatap ada rindu yang ku titip, bahkan juga akan menitipkan rindu pada seisi tata surya., agar musibah ini segera berakhir. Kita menitipkannya langsung pada sang Pencipta. Agar rindu ku dapat segera sampai dan berkuranglah rindu-rindu dahsyat lainnya, pada masa dimana penguasa menyebutnya New Normal.
Pasti Sudah
terungkap bagaimana perasaan ini. Jarak yang kian lama kian membatasi hingga
terasa sesak di hati, menjalani kehidupan yang sama sekali tak pernah
terbayangkan. Dan pasti, mencetak sejarah yang menjadi kenangan terindah
walaupun sangat berat saat melaluinya. Perjuangan garda terdepan, para tenaga
medis, perawat dan rakyat yang bersama-sama saling menguatkan dalam
keterbatasan. Segala profesi dianjurkan membatasi diri agar rasa rindu ini
segera terobati. Dan apapun harapan kebaikannya semoga kan terjadi.
Adakah
yang belum mengakui rindunya? Rasakan dulu. Ingatlah keadaan dimana kita sama-sama
menebar kasih sayang, cinta pada sesama hingga memupuk ketaqwaan yang sejati
kepada Tuhan semesta alam, Allah swt. Ku katakan yang ada dalam benakku. Aku
rindu. Rindu pada guru-guru hebat di Madrasahku, teman-teman seperjuangan, dan
bahkan tempatku menempuh pendidikan. Saat ini memang sedang tepat saat nya
bersedih hati. Namun tidak, jangan terlarut. Aku tidak boleh menyerah karena
rindu ini. Harus semakin semangat. Dan semangat nya benar-benar membara karena
kita pasti segera berjumpa, bersama keyakinan dan doa kita. Semua pasti akan
baik-baik saja.
Oleh :
ANNISA ARAHMA
Kelas XI MIPA MAN 3 BANYUWANGI
Semanggat anakku sayang, kami juga merindukanmu
BalasHapus